Yang terhormat,
Seseorang yang
sangat-logis-rasional itu
Ini surat buatmu, yang
kutulis di kertas jiwa dengan pena rasa. Tak pernah sebelumnya terbayang bisa
menulis surat
cinta. Hahahaha. Yayaya, bohong. Ini surat
cinta entah keberapa untukmu. Yang bayangnya ada di retina mata. Terlukis dalam
mayoritas doa-doa..
Sepertinya kamu pun
tidak pernah terbayang akan pertemuan kita.
8 Juni, Itu bukan
tanggal persis pertemuan kita, tp beberapa bulan sebelumnya. Saat matahari
kehidupanku baru terbit di fakultas biru muda. Saat mimpi-mimpi membuncah
menlihat makara.. Kamu hadir dengan tenang dalam hidup.
Setelah-setelah itu
banyak momen yang terjadi. Kita pernah melewatinya. Semua. Nyaris wajar kalau
aku jatuh cinta padamu sejak 8 Juni itu. Tapi ternyata bukan.. Mungkin waktu
itu hanya simbolitas suka semata.. Bukan tulus. Dan kamu sudah.
Waktu itu dewasa
masih jauh dariku. Begitu juga kamu.
2012. Aku tidak
pernah mau menebak masa depan.. Aku pernah melewati berbagai level perasaan.
Dan tidak pernah menyangka.
Justru kini aku tidak sekedar hanya memiliki rasa khusus terhadapmu. Kini aku
menghormatimu. Ya, menghormatimu..
Ini yang kurasakan
dalam hati saat memulai tahun 2012..
Kini, aku sangat
sangat sangaaat menghormati sifatmu yang sangat-logis-tapi-ingat-detil-kehidupanku-secara-sempurna
itu..
Betapa aku tak bisa
menahan haru saat kamu memberitakan sebuah lomba sederhana penulisan untuk
orang-orang bergolongan darah AB.. Ya, hatiku saat itu gerimis bahagia. Ada kata yang ingin
kuucap tapi selalu tak bisa pada saat itu.
Mengapa kamu masih
ingat golongan darahku?
Atau bubur kacang
hijau Raden Saleh kesukaanku?
Aku luluh..
Kalau diingat-ingat
lagi,,tidak pernah ada topik yang sepakat untuk kita bicarakan sesungguhnya.. Kamu
logis-rasional dan aku impulsif-irasional. Cocok sebagai bibit badai. Dan
memang begitu adanya. Cara berpikir kita berbeda. Tapi kita selalu menemukan
jalan menuju satu sama lain.. Dan aku sungguh mengagumi caramu menelaah
sesuatu. Tampak begitu tenang dan damai.
Sebegitu tenangnya
hingga ketika kamu marah, duniaku serasa berdentam keras. Rasanya pilu
menjalari seluruh nadiku.. Kamu benar-benar marah. Kamu tidak pernah
setengah-setengah dalam kemarahan. Selalu ada alasan prinsipil dalam marahmu.
Dan kini aku
mengagumimu.. Secara tulus menyibak semua perasaan childish dan hanya menyimpan
kekaguman.. Hingga akhirnya aku menemukan jalan untuk menujukan kekagumanku :
Doa.
Ku melingkarimu
dengan doa. :)
Terima kasih untuk
selama(nya) ini ya!
Belum ada tanggapan untuk "#1 First is you"
Posting Komentar