teruntuk Jati

"Meskipun aku di surga, mungkin aku tak bahagia. Bahagia ku tak sempurna, bila itu tanpa mu. Aku ingin kau menjadi bidadari ku disana. Tempat terakhir melabuhkan, hidup di keabadian."-tulismu di sini-

Klasik. Bisa jadi. Atau justru tidak klasik sama sekali. Bagaimana setiap pagi bermula dan bermula juga sebuah kebahagiaan : "Aku kini hidup bersama orang yang aku cintai dan aku damba". Bagaimana siang bernyanyi dalam derap kesibukan atau kebosanan, lalu hari-hari berderap pergi, tetapi selalu kita bertemu kan? Dalam kesimpulan yang sama : "Aku sangat-sangat bahagia bisa hidup bersama orang yang aku cintai dan aku damba"

Cinta. Di sini dan nanti hingga waktu tak berujung....




Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "teruntuk Jati"

Comment