Hal-Hal Masa Lalu Yang Membayangi Saya



Tentu saja perpisahan kedua orang tua saya yang saya maksud pada judul tulisan ini... Rasanya kalau ada lagu mellow, tulisan mellow, film mellow, apapun yang mellow deh, saya ngga inget mantan pacar, tapi ingetnya perpisahan kedua orang tua saya. Btw, lagian emang lu punya mantan pacar, Dey? Wkwk.

Misalnya nih tentang lagu Kodaline, judulnya All I Want, liriknya ada yang bunyinya gini

“If you love me, why you leave me?”

Nah, pas dengerin lirik itu, yang kebayang langsung perpisahan kedua orang tua saya sih. Langsung aja gitu. Seketika itu juga saya merasa sedih dan terus menerus ingin menanyakan 

“Mengapa mereka berpisah?”, “Mengapa waktu itu tidak ada yang mengalah?”, “Siapa yang sebenarnya salah, atau lebih bersalah?” “Mengapa mereka tidak tetap bersatu demi kami anak-anak mereka?”

Bodoh ya, pertanyaan-pertanyaan itu bodoh sekali. Iya bodoh banget. Itu pertanyaan semua berasal dari otak anak-anak. Dari perspektif Dea saat masih anak-anak..

***

Suatu hari yang cerah, saya pernah mendatangi sebuah kajian tentang topik keislaman. Pengisi kajiannya adalah seorang ibu yang punya lisensi konselor gitulah yang ahli menangani trauma healing atau semua yang berkaitan sama healing kisah masa kecil gitulah. Di akhir pembahasan kajian, dia malah akhirnya membuka sesi tanya jawab di luar topik. Dan berhamburan lah luka-luka lama diceritakan oleh para penanya.

Seorang peserta menanyakan tentang bagaimana mengobati kekecewaannya kepada ayah ibunya yang dia nilai terlalu mengekang dan keras terhadapnya. Tangisannya pecah saat menceritakan bahwa saat usia 3 tahun dia pernah dipukul dan diikat karena terlalu lincah oleh ayahnya. Dan pengalaman itu masih dia ingat dengan sangat jelas sampai hari ini. Dia merasa sulit sekali menyembuhkan dan memberi maaf kepada kedua orang tuanya.

Dan jawaban si ibu pengisi kajian itu sungguh meneduhkan sekali,

“Untuk semua hal yang mengecewakan, menyakitkan, memalukan, atau meremukkan jiwa dan dirimu yang terjadi di masa kecil, yang menyebabkan terus menerus banyak pertanyaan mengapa berputar di kepalamu, cobalah untuk melihatnya dengan otak dewasa. Ya, otak orang dewasa. Otak diri kalian sekarang. Cobalah untuk melihat dari perspektif diri kalian yang sekarang, bukan perspektif diri kalian saat kejadian dahulu.. Karena kalian akan berkutat dengan keputusasaan jika melhat dari perspektif otak masa kecil kalian. Tetapi kalian akan menemukan permaafan, welas asih, dan akhirnya semoga ada penerimaan akan kejadian tersebut..”

Huff. Huh.Hiks.

Nyebelin yak, iya nyebelin untuk mencoba melihat dengan otak orang dewasa, karena semua ternyata ngga ada jawaban pastinya banget..

Tapi kita coba yaaak…

Mengapa orang tua saya berpisah? Kalau pakai otak orang dewasa, sejak menikah kini, saya jadi tau perpisahan selalu ada faktor penyebab di kedua pihak, baik suami dan istri. Alhamdulillah saya memiliki seorang ibu yang berhati malaikat. Hingga kini dia tidak pernah menjelaskan keburukan-keburukan ayah saya. Begitu pun ayah saya. Dia selalu memuji cara ibu saya mendidik saya dan kakak saya.

Duh, baru segini udah pen mewek. Hiks

Ya, otak orang dewasa akan mencoba memahami bahwa keputusan-keputusan orang dewasa memang terlihat membingungkan, menyedihkan, meremukredamkan jiwa, jika dilihat dari sudut pandang anak kecil….

Padahal yang terjadi lebih kompleks daripada yang terlihat di permukaan..

Jadi, apa yang kamu pelajari, Dey?

Mulailah sering-sering membedakan otak anak-anak dan otak orang dewasa, kenali kapan kenangan-kenangan masa anak-anak muncul, dan sikapi dengan otak orang dewasa.

Mendewasa.. ternyata itu jawaban bagi semua resah

Ah,


Sepertinya memang begitu Dey…..


Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk "Hal-Hal Masa Lalu Yang Membayangi Saya"

Nissa mengatakan...

A beautiful post :)

Comment