Resign

Sekitar bulan November tahun 2023 saya diundang menjadi pembicara di seminar kesiswaan sebuah SMP islam terpadu. Setelah menjadi pembicara, saya bertanya tentang SMA islam terpadu yang satu yayasan dengan SMP ini.


Saya menanyakan apakah ada guru bimbingan dan konseling pada SMA tersebut karena jujur saja saya berminat untuk menjadi peran tersebut.


Saya ingat bahwa saya melamar dan mengirimkan CV kepada kepala sekolah SMA tersebut pada bulan itu juga (November) eh tidak disangka tidak dinyana lalu pada bulan berikutnya saya dipanggil untuk diwawancarai. Wow, kata saya, wow!


😍😍😍😍😍😍


Saya pun memulai perjalanan baru dalam kehidupan saya menjadi seorang guru Bimbingan dan Konseling...


Untuk membahas perjalanan saya, kita bikin format ala-ala QnA aja gimana?


:')


Q: "Gimana tuh rasanya kembali bekerja setelah 10 tahun di rumah aja?"

A: "Hmmm, rasanya yah.. Apa ya.. Rasanya tuh tentu berat ya di awal-awal. Pembiasaan ritme aktivitas yang tadinya bebas tidak terstruktur di rumah jadi menjadi bagian dari sebuah sekolahan itu tentu saja ga mudah ya.. Tapi kalau ditanya perasaannya, yah tentu bahagia ya... Bahagia bisa mencoba sebuah role yang belum dilakukan sebelumnya..."


Q: "Gimana respon anak-anak dan suami saat memutuskan untuk bekerja full time?"

A: "Respon dari mereka sih fine-fine aja ya. Malah cenderung sangat mendukung sekali sih mereka itu... Wow, apalagi anak-anak ya, mereka tuh di pekan pertama saya kerja, setiap saya pulang pasti deh mereka menyambut saya di pintu sambil mengucapkan kata-kata apresiatif"


Q: "Kata-kata apresiatif seperti apa tuh misalnya?"

A: "Ya misalnya ibu keren, ibu hebat, ibu kaya, yang terakhir kocak sih, wkwk. Disangka sama anak-anak saya auto jadi kaya karena bekerja di luar rumah... Padahal mah...."


Q: "Padahal...?"

A : "Padahal mah B aja bayarannya wkwkwk gak auto bikin jadi kaya tentunya ya... Itu realita yang menyedihkan sih.. Gaji guru itu bahkan ga mencapai UMR kota Depok. Ya mencapai kalau ditambah tunjangans ebagai guru penggerak misalnya.... Tapi kan untuk menjadi guru penggerak itu sendiri harus ada syarat, dan kuliah 2 semester dulu..."


Q: "Nah, sekarang pertanyaan paling penting nih, kenapa kok resign?Kan tadi perasaannya bahagia karena bisa menjadi peran yang belum dilakukan sebelumnya.. Kok malah resign?"

A: "Nah... Pertanyaan ini jawaban profesionalnya adalah sesimpel bahwa saya tidak memperpanjang lagi kontrak saya dengan SMA ini"


Q: "Ada alasan lain?"

A: "Hmm, ada. Ada alasan personal tentu saja kenapa akhirnya resign ya.. Tapi karena itu personal dan sangat bias. Tidak akan saya kasih tau ke teman-teman semuanya, punten yaaaa"


Ini tuh salah satu tanda-tanda stress nggak sih? Nanya sendiri jawab sendiri

Ya Allah ngakak banget

😆😆😆😆😆

Yaudah saya mau bilang gini aja deh:

"Terima kasih untuk sembilan bulannya yang menakjubkan sekali ya!"


Sebagai bonus nih saya lampirkan foto meja saya selama menjadi guru... Sempat pindah juga, pindah ruangan gurunya gitu. Jadi sebelumnya mejanya bukan yang ini.. Tapi kira-kira ini mengambarkan sih meja saya


Ada jadwal pelajaran yang tertempel di tembok, ada laptop, kopi hitam, tumpukan kertas dan buku-buku.. Sangat tidak beraturan.. Sangat berantakan.. Tapi saya menyukai vibes meja ini...  Saya merenung, mengambil jeda dari kelas ke kelas lainnya disini tempatnya..


Saya harap saya tidak menyesal mengambil keputusan resign ini.. Tapi siapa sih kita yang bisa menjamin bahwa keputusan kita benar efeknya di masa depan?


Tidak ada....


Tidak akan pernah ada orang yang mengetahui 100% tentang masa depan...


Oleh sebab itulah, sejauh ini beginilah adanya keputusan yang saya ambil: resign

😫😫😫😫😫😫😫


Bye-bye meja kerjaku~ terima kasih untuk segalanya ya~semoga saya secepatnya mendapatkan pekerjaan dan meja kerja seru lainnya!



Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Resign"

Comment