Roar

 



Kalau lagunya Katy Perry yang berjudul roar menjadi sebuah hit songs di banyak negara, sangat wajar kalau setelah menjadi ibu, seorang Katy Perry mengubah lagu itu untuk lebih menggambarkan keadaan dia saat menjadi ibu.


Berantakan, tidak beraturan, dan sangat jauh dari keindahan, memang adalah kondisi yang sering terjadi dalam kehidupan saat memulai petualangan... Petualangan menjadi ibu... Masalahnya adalah, kita tidak pernah diberitahu bahwa petualangan tidak pernah berakhir


Setelah menjadi ibu di rumah lagi (karena resign dari pekerjaan), saya baru menyadari bahwa saya hanya berputar-putar dari satu kondisi mengenaskan ke kondisi mengenaskan lainnya... Saya sih, sudah paham yah, bahwa resign ataupun tidak resign sama-sama menghasilkan konsekuensi berat yang tidak mudah.


Ibaratnya nih, kalau kita menjadi ibu di rumah, ketakutan kita berkisar antara: takut suami meninggalkan kita (hidup ataupun mati) 


Karena ibu di rumah tidak menghasilkan pemasukan (saya ya, bisa jadi ada banyak yang menjdai ibu di rumah tetapi tetap memiliki pemasukan) maka ketakutan terbesar menjadi ibu di rumah saja, tidak beraktivitas rutin keluar rumah adalah, takut jika sumber pemasukan kita berhenti.. Itu saja


Sayangnya kehidupan tetap harus bergulir. Memaksa kita untuk mengambil beberapa keputusan sulit di antara keputusan sulit lainnya. Singkatnya kita dipaksa memilih di antara beberapa keputusan pahit. Tidak mudah, tidak menyenangkan dan tidak mengenakkan sama sekali.


Misalnya, jika ditanya apa ketakutan terbesar saya, maka jawabannya adalah saya takut mengerjakan sesuatu yang sia-sia. 


Pertanyaannya, kita tidak bisa mengetahui masa depan. Ukuran kesia-siaan sesuatu adalah menurut saya jika kita telah lama mengerjaka sesuatu tetapi kemudian di masa depan kita mendapati bahwa kita ternyata salah mengambil keputusan.


Sedih juga menulis beginian sebenernya, wkwkwkwk, karena ini inti ketakutan saya: membuat sesuatu yang sia-sia dan akan saya sesali nantinya.


Seperti misalnya ini sekarang nih, saya sedang jobless, apakah keputusan saya resign kemarin itu tidak sia-sia atau bagaimana ya? karena saya merasakan, sedih yang menusuk saat ada seorang murid yang mengatakan:


"Bu Dea resign? Walau kita baru beberapa bulan bertemu, tapi sejujurnya bu dea adalah guru favorit saya"


Huwaaaa.... 😭😭😭😭😭😭😭😭 


Kehidupan dewasa memang sangat sulit sekali ya. Kita tidak bisa mengetahui masa depan. Sambil meraba masa sekarang, kita mencoba membuat masa depan yang indah. Tapi kita tidak prenah benar-benar mengetahui, mana keputusan yang benar, dan mana keputusan yang salah....


Pada akhirnya, tiga hari menjadi ibu di rumah lagi, saya banyak berkontemplasi, menyadari perasaan saya terhadap situasi dan kondisi ini. Serta berharap bahwa daya bisa melakukan helicopter view: melihat lebih luas gambaran sebuah peristiwa


Doakan saya ya!


Semoga saya baik-baik saja. Juga menemukan penyaluran yang tepat untuk hidup berkualitas, di dalam dan luar rumah.


Semoga saja cepat mendapat pekerjaan kembali!


Amiiin


Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Roar"

Comment