Keluarga Islami




Beberapa teman sudah menikah, beberapa teman akan menikah. Toh bedanya hanya lebih cepat atau Allah sedang tersenyum membuat kita menunggu lebih lama.

Beberapa orang memilih bercerai. Beberapa yang lain berhasil hingga usia pernikahan emas. Kalau yang ini bedanya bukan “Hanya”. Yang ini tentang komitmen.

Betapa banyak seminar tentang KELUARGA ISLAMI. Jutaan buku juga mencakup tentang bagaimana menjadi KELUARGA ISLAMI.

Lalu mengapa masih ada banyakk yang bercerai atau tercerai berai meski tak bercerai? Ya ya ya, mengapa?


Pemikiran sotoy2an dari saya sih Keluarga Islami itu landasannya dua :
1.Cinta Allah
2.Berupaya mewujudkan poin nomor 1


Sebenernya udah gitu doang. Begitu ada salah satu yang mencelat ibarat gigi gak rapih *wkwkwkw* dari kedua poin di atas ya sudah entah bisa bercerai atau tercerai berai..


Serius cuma 2 poin itu menurut saya landasan Keluarga Islami. Walau singkat, tapi implementasinya masyaAllah membuat kita luruh seluruh pada hakikat diri! *bahasa opo iki*


Iya, cinta Allah itu cuma 2 kata, tapi turunannya ada banyak :
1.Cinta Nabi dan Rasul
2.Cinta para Sahabat Rasulullah SAW
3.Cinta sunnah Rasul


Dan yang paling penting nih cinta Allah itu ujungnya satu : YAKIN KEPADA ALLAH.


Gampang bener nulisnya tapi saya aja sepuluh bulan menikah meliuk-liuk dalam hal itu suer deh! Betapa menikah adalah semakin saya menemukan banyak kolom-kolom kehidupan yang patut diisi yakin kepada Allah..


Yakin sih yakin de.. Beneran yakin?


Yakin kepada Allah itu menurut saya ujungnya jadi Ma’rifatullah loh. Atau bahasa Indonesianya mengenal Allah. Yakin kepada Allah itu menangis sejadi-jadinya berdoa bahkan pada hal-hal terkecil apalagi pada hal-hal terbesar dalam hidup..


Yakin kepada Allah itu ikhlas, gak sama yah dengan PASRAH. Ikhlas itu ya mengorientasikan semua hanya pada Allah.


Huhuhu.


Saya pernah ditanya oleh seorang sahabat, apa bedanya menikah dgn sebelum menikah?

Saya jawab,


“Setelah menikah ada banyak hal yang jadi pengejawantahan Islam kita selama ini! Bahwa kita memang harus yakin sepenuh seluruhnya pada Allah!”

Jadi membentuk Keluarga Islami ini memang tidak ada yang instan. Sejatinya dia kumpulan upaya.


Upaya untuk mendekat pada Allah.. Upaya untuk membuat pasangan dan atau anak-anak kita mendekat pada Allah.. Upaya dan teruuuuss berupaya..


Capek dong dey? Ya. Sunnatullah kita merasa capek. Tapi inget bahwa dunia sama dengan Akhirat selama 1 menit 49 detik, rasa capek itu menguap habis habis.

*;) untuk bagian dunia sama dengan AKHIRAT 1 menit 49 detik dibahas di postingan berjudul serupa yaa*


So, begitu sekilas liat infotainment di rumah mamah dan menayangkan berita artis bercerai, saya langsung bergegas menatap mata Tuan Senantiasa saya dan mengatakannya kencang-kencang dalam lautan kedalaman rasa hati saya...


“Bersamamu tiada akan mudah rumah tangga ini dijalani,, namun begitu yakin kita kuat-kuat terpancang pada Allah, adalah syurga bagiku menjadi seperti Fatimah yang begitu hebat di rumahnya mendukung Ali RA dengan menjadi istri dan ibu rumah tangga.. Aku mencintaimu, Tuan Jati seNantiasa! I do really love you!



Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Keluarga Islami"

Comment