tentang PYHDN

Pada mata kuliah psikologi pemberian bantuan, setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil wawancara dengan topik masalah pada orang muda dan rencana intervensi psikologis yang bisa diberikan.

Pada sesi terakhir menjelang uas, ada kelompok yang mengangkat topik perempuan yang hamil di luar nikah (PYHDN). Kontan, satu kelas langsung khusyuk mendengarkan. (biasanya hampir2 mirip pasar gituh). Ya, biasanya topik2 kontroversial akan menarik minat kelas yang merupakan mata kuliah pilihan ini.

Kelompok dengan topik PYHDN mewawancarai 2 orang subjek. Dua2nya mempertahankan kehamilannya. Ketika ditanya, kelompok meneegaskan bahwa mereka ingin memberi contoh pada kelas bahwa hamil di luar nikah sangat2 riskan adanya. Sehingga mereka menyatakan bahwa lebih baik tidak berhubungan seks sebelum menikah atau MELAKUKANNYA DENGAN AMAN (??).

Kedua subjek hamil dengan pacar masing-masing. Atas dasar cinta. Satu subjek akhirnya menikah dengan sang pacar tapi bercerai satu tahun kemudian. Sementara yang satunya belum melahirkan dan sang pacar menegaskan akan bertanggungjawab (keduanya seudah bekerja).

Banyak hal yang terlintas-lintas dalam pikiran saya sepanjang kelompok PYHDN mempresentasikan hasil wawancara mereka. Ya, itulah realitas. Banyak PYHDN lain selain kedua subjek di atas. Saya sesungguhnya limbung, membayangkan perasaan gadis2 remaja saat dunia mereka berubah demi kehamilan di luar pernikahan. Akan ada banyak perubahan. Bukan hal yang mudah melainkan sangat2 berat.

Kemudian saya jadi berpikir, apa yang menyebabkan fenomena PYHDN ini?
Media massa? Otak cowok? Sikap cewek? Ato ketiga2 nya?
Memang, hidup ini perjuangan. Kadang prinsip kita berbelok, melumer, terpelanting, ato apapun. Karena hidup ini siap menerkam dengan jutaan tantangan dan masalah, yang sangat butuh prinsip yang kuat dari masing2 pribadi.


Prinsip yang kuat selalu datang dari agama. Ya, sumber ajaran agama memang selalu menyajikan kuatnya prinsip di tengah deras tantangan dan masalah. Ya, mestinya tidak ada para PYHDN. Mestinya kedua orangtua mereka berteman dengan anak2nya, meneguhkan prinsip anak2 mereka, dan ketika saat yang terbaik, menikahkan mereka sehingga tidak ada lagi PYHDN.

Ini mirip idealita yang utopis. Tapi sungguh, saya sangat sedih membayangkan para PYHDN. Semoga tidak ada lagi PYHDN-PYHDN berikutnya… Karena hidup akan dimintai pertanggungjawabannya. Keep fight,,all of you,,girls!! ^^

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "tentang PYHDN"

Comment