IRT
singkatan untuk Ibu Rumah Tangga. Lebih dikhususkan untuk para istri dan ibu
yang full di rumah alias stay at home mother. Sering liat di kolom pekerjaan kan
ada opsi IRT, Ibu Rumah Tangga.
Ada beberapa
hal yang bisa dilakukan seorang IRT tentu diluar hal-hal kerumahtanggaan. Semisal
nyuci nyapu ngepel nyetrika masak bebenah rumah. Itu semua hal kerumahtanggaan.
Itu semua ada potensi untuk bosen dan menjemukan.
Beberapa hari
kemarin saya liat tumblr seorang kaka kelas di psikologi yang sama-sama
sekarang full di rumah, dia bercerita sempat jemu dengan aktivitas rumahtangga
dan efeknya adalah dia mendiamkan putrinya yang berusia 4 bulan yang mengajak
bermain. Menghindari tambah parah dia berinisiatif menitipkan putrinya ke
orangtuanya sementara dia introspeksi cari solusi.
Sesungguhnya,
kawan, tiap pilihan yang diambil manusia memang akan ada ujiannya. Untuk yang ibu
dan istri bekerja tentu diuji tentang manajemen konsentrasi dalam mengatur
kerja dan rumahtangga. Itu juga berat, sob.
Pernah liat
twitter seorag kaka kelas di psikologi yang menjadi ibu bekerja dan dia hampir
bekerja 24 jam. Di kantor ngurusin kerjaan dan di rumah ngurusin rumahtangga.
Ya, memang
setiap pilihan akan diuji.
Khusus untuk
IRT, ujian terbesarnya biasanya adalah kebosanan. Kadang rasa bosan ini
memuntir, menelikung hingga mencabik-cabik jiwa.
Saya sekarang
seorang IRT. Ditambah masih berdiam di rumah cikumpa, ada asisten rumah tangga
yang membantu urusan cuci setrika nyapu ngepel bahkan memasak (kadang). Maka saya
walhasil hanya mengurus Ksatria sehari-hari.
Itu pun
kadang bosan melanda loh.
Tapi setelah
dipikir2 tiap momen itu persiapan untuk momen berikutnya. Ibaratnya masa
mencari perbekalan maka kita harus banyak2 dong mencari bekal. Anggap saja
menjadi IRT ini persiapan untuk nanti bekerja di luar rumah. Maka banyak yang
harus kita persiapkan.
Anggap saja
saat bekerja di luar rumah nanti kita tidak akan sempat menghafal Qur’an. Berarti
masa menjadi IRT adalah masa emas menghafal Qur’an.
Anggap saja
saat bekerja di luar rumah kita akan sangat dituntut berbahasa-inggris dengam
baik. Berarti kita harus memanfaatkan masa di rumah menjadi IRT untuk belajar
(lagi) bahasa inggris meski bukan lewat les.
Dan tiap
momen bisa kita anggap seperti itu,kan?
Bahwa momen
yang satu adalah persiapan untuk momen berikutnya..
Dan bukankah
memang begitu? Dunia adalah persiapan untuk akhirat?
Terimakasih,
Allah. Untuk pemahaman ini.
2 Tanggapan untuk "Menjadi IRT"
Dea... semangat selalu insya Allah ya :)
*cuma mau bilang itu :")
SUKAAAA :'')
Posting Komentar