Mars.


Hai, kali ini saya mau bahas Mars drama Taiwan 12 tahun lalu bukan Mars planet yaa, iyak, drama jadul banget ini, tapi tetep menarik buat ditonton ulang kok. Apalagi pas diperhatiin, drama ini psikologi bangeeet di sisi-sisinya.

Mars bercerita tentang kisah cinta 2 orang yang agak suram, gelap malah sih, karena dua-duanya punya kisah masa lalu yang suram banget buat ukuran orang normal. Si tokoh utama cowo, Chen Ling (diperanin Vic Zhou) dan si tokoh utama cewe, Qi Luo (diperanin Barbie Hsu) sama-sama mengalami luka masa lalu yang besar banget sampe mereka memiliki “defense mechanism” sendiri.

Nah, desclaimer dulu yak, saya akan banyak sotoy ngeluarin istilah psikologi nih, langsung googling yak buat yang belum tau apaan artinya, heu. Lanjut yaaa.

Di dalam drama ini menceritakan bahwa Chen Ling ini menghabiskan hampir 1 tahun dirawat di RSJ (rumah sakit jiwa) karena ngga bisa melihat bayangannya sendiri di depan cermin. Ternyata itu karena dia melihat langsung saudara kembarnya (namanya Chen Sheng) bunuh diri terjun dari atap gedung sekolah.

Jadi si Ling ini kaya melakukan “repress” besar-besaran atas rasa sedih dan rasa cemasnya akan kejadian bunuh diri saudara kembarnya ini. Selepas dari RSJ dia jadi tipe cowo playboy yang terkesan suka memainkan cewe padahal itu semua menutupi gunungan emosi di dalam benak dia.

Sedangkan tokoh utama cewe (Qi Luo) diceritakan adalah seorang cewe yang sangat takut dengan lawan jenis. Dia pernah diperkosa oleh ayah tirinya sehingga dia sangat ketakutan dan menarik diri sejauh-jauhnya dari segala bentuk interaksi dengan lawan jenis. Dia mencurahkan perasaannya hanya melalui lukisan-lukisan.

lukisan Qi Luo dengan Ling sebagai modelnya

Gilagila, psikologis bangeet brooh. Begitu tau drama ini ngga seceria Meteor Garden atau semanis Winter Sonata, saya malah penasaran.. Dulu pas nonton itu saya masih kicil yeiy usia 15 tahun belum keisi sama teori-teori psikologi, jadi cuma ngefans sama aktingnya doang. Begitu sekarang nonton ulang, beuuh, semua teori psikologi serasa ketarik lagi ke permukaan.

Semakin episode, semakin kebuka masa lalu kelam Chen Ling. Ternyata ibunya juga bunuh diri :'( Parah banget emang kelam banget. Si Chen Ling ini udah bagus bisa bertahan setahun di RSJ dan balik "normal" kuliah lagi ceritanya. Kita yang nonton aja syediiih huks, sekian tahun belajar teori parenting dan attachment, ga kebayang kalau ibu yang kita ga deket karena sakit-sakitan sejak kita kecil (ibu Ling diceritakan Leukemia sejak Ling kecil) malah memutuskan bunuh diri meninggalkan anak-anaknya.

Hiks, lengkap banget kisah kelam psikologis si Chen Ling ini dengan kesulitannya mengingat memori setelah bunuh diri saudara kembarnya. Ia seolah melupakan seluruh kejadian setelahnya. Pernah tuh dipelajari di Psikologi Faal, namanya kalau ga salah Anterograde Amnesia, and it really happens di kejadian nyata sih. Ada orang-orang yang karena terhantam kejadian segitu stressful-nya sampai ga bisa mengingat kejadian sehabis itu...

Tokoh Chen Ling ini diceritakan juga jadi bias banget loh menyalahkan diri sendiri atas kematian saudara kembarnya (Chen Sheng), padahal ternyata ada surat wasiat dari Chen Sheng yang menggambarkan keputusasaan dan kejijikannya atas dirinya sendiri yang dianggap sangat “evil” tapi malah dipandang anak baik sehingga dia muak dan tidak tahan dan akhirnya committed suicide

Duh, jadi sediiih, membayangkan anggota keluarga meninggal dengan cara “normal” semacam meninggal karena sakit atau kecelakaan saja udah ada teori kedukaan, apalagi buat yang meninggalnya menghentak macem bunuh diri coba?

Saya jadi penasaran sama teori psikologi tentang anggota keluarga yang ditinggal bunuh diri..Pasti itu campuran cemas, sedih, hancur, merasa dikhianati, merasa tidak mengerti selamanya, dan semua itu berwujud macem-macem, ada yang jadi gangguan emosi, gangguan afeksi, atau sebutin deh satu-satu gangguan di buku psikologi klinis dewasa.

Huh, tapi jadi kebayang kalau di dunia nyata, pasti ngga mudah cari responden penelitian anggota keluarga yang ditinggal bunuh diri, pasti mereka denial ngga mau diwawancara (iyalah membuka luka hati segitu guede) atau mereka memang belum menerima hal itu sepenuhnya jadi bias banget melihat fakta kejadian bunuh diri itu.

Huffff. Ku baperr kaak nonton drama Mars ini. Rasanya gimanaa gituuu ngebayangin saudara kembar kita lebih milih terjun dari atap gedung padahal kitanya udah mengulurkan tangan nyuruh dia turun.

Si Chen Ling ini diceritakan jadi punya gangguan somatoform juga tuh selepas ditinggal bunuh diri saudaranya. Jadi somatoform itu bahasa psikologinya buat gejala fisik yang disebabkan simtom psikologis. Kalau di drama ini diceritakan , tiap mengingat kejadian bunuh diri itu si Ling akan mengalami sesak nafas sampai pingsan dan mati suri.

Ling juga seolah memiliki sensasi di kala hari kajadian bunuh diri saudaranya setiap ada yang berusaha bunuh diri lagi dari atap gedung. Menarik sih, teori saudara kembar juga tuh. Lebih dekat, memiliki kesamaan sensasi persepsi, memiliki attachment yang lebih kuat, jadi hancurlah yang satu kalau yang satu meninggal dengan bunuh diri.

Gilagila,itu baru satu aspek secuil tentang bunuh diri saudara kembarnya Ling, belum simtom psikologis yang dialami Qi Luo tokoh utama ceweknya. Pasca perkosaan oleh ayah tirinya, dia menjadi menarik diri atas semua interaksi dengan lawan jenis. Perkosaan ini diacuhkan dan tidak dianggap oleh ibunya, kayanya ini juga yang bikin dia hancur kepercayaan diri atas siapapun. Lha wong ibunya sendiri aja lebih ngebelain si pelaku coba.

Seru sih sisi selain psikologisnya, ya biasa sih percintaan ala drama Taiwan. Tapi review-review memang ngebahas kalau Mars ini darker and deeper dibanding drama Taiwan di masanya *cailah*

Chen Ling dan Qi Luo ini diceritakan jadi deket karena Qi Luo dibully karena keliatan deket sama Ling. Peristiwa bully ini bikin Ling jadi pengen melindungi Qi Luo

naik motor pertama abis dibully

Hahaha, tapi emang sih, nonton ini lagi bikin saya jadi kebat-kebit mau lanjut S2 Psikologi Klinis. Pengen belajar lagi simtom-simtom psikologi klinis pada manusia dewasa. Walaupun tau itu berat, kelam, dan harus kuat-kuatin diri. Apaan yang dikuatin? Memisahkan diri sendiri dan diri sebagai psikolog itu berat loh.

Coba bayangin abis wawancara kasus pelaku sodomi terus kita harus switch ke peran sebagai ibu di rumah, bisa-bisa saya jadi paranoid karena merasa anak-anak saya di bawah ancaman predator sodomi itu. Huhuhuhu. Kompleks pasti bok. Saya jadi inget wejangan seorang dosen psikologi klinis bahwa tantangan terbesar sebagai seorang psikolog adalah membatasi emosi dia agar tidak terlarut pada suatu kasus.

Kasus ya kasus, ngga mesti dipikirin gimana selesainya, apalagi kebawa sampai di rumah. Itulah kenapa si psikolog harus sering-sering ingetin dirinya untuk sehat jiwa sebelum menyehatkan jiwa orang lain *hazeghhh*

Okelah, sekian cerita saya tentang Mars, drama Taiwan 12 tahun lalu yang bikin saya on lagi teori-teori psikologi yang sekian lama terkubur. Doakan agar lekas tembus beasiswa dan bisa lanjut kuliah. 

Gilagila, keren lah Mars ini, cocok dibedah sebagai tugas anak psikologi, hahaha.


See you bye bye :***

another scene of Mars





Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Mars."

Comment