Satu titik atau momentum dimana stress berlebihan memicu
sebuah kondisi dimana tubuh dan pikiran menjadi lelah, kira-kira itulah yang
dinamakan burn-out. Pada dasarnya burn-out adalah suatu posisi dimanakita telah
sampai di ujung.
Ujung, adalah kondisi dimana kita ingin muntab tapi tak ada
waktu untuk muntab. 😴😪
Tapi jika kita telisik lebih jauh, kita dapat memahami bahwa
kondisi burn-out sejatinya adalah saat dimana kita asking for help. Seringkali
kita tidak memahami bahwa kondisi ini adalah keniscayaan yang menjadi sebuah
akhir dari suatu fase.
Kesimpulannya apa?
Burn-out adalah soal waktu. Pada dasarnya, burn-out adalah
pemaknaan terhadap banyaknya tanggungjawab dan sedikitnya waktu istirahat yang
dimiliki.
Burn-out dapat kita hindari melalui pengaturan harapan dan
pengaturan istirahat. Makanya itu, kita harus, apa, sodara-sodara?
Kita harus istirahat. Wkwkwk.🙀🙀
Burn-out menyebabkan beberapa dampak, dari mulai kecemasan,
fatigue sampai keinginan untuk resign.
Apabila kita ingin menghapus burn-out, maka kita juga harus
menghapus seluruh aktivitas yang sedang kita kerjakan. Apakah kita tidak
burn-out saat kita tidak melakukan aktivitas apapun?
Belum tentu.💙💙
Bisa jadi, burn-out adalah sebuah tanda bahwa kita memiliki
banyak pencapaian-pencapaian. Apakah pencapaian itu kecil ataupun besar, tidak
masalah. Apakah pencapaian itu bermanfaat untuk orang banyak ataupun hanya
untuk diri sendiri, tidak masalah.
Burn-out adalah semacam alarm, tanda istirahat dan tanda
pencapaian. Betapa paradoks sekali,
indah dan berlawanan.
Burn-out dapat kita kelola dengan melatih mindfulness.
Latihan deep breathing, grounding, dapat membuat kita Sukses beristirahat tanpa
deep sleep. Atau…jika burn-out sudah mencapai titik didihnya, kenapa tidak
resign saja sekalian?
😊
Lau, bagaimana? Apakah kita harus diam saja saat burn-out
melanda? Belum tentu. Belum tentu. Belum tentu.
Tunggu tulisan-tulisan iseng lain dari Bu Dea, ya!
Belum ada tanggapan untuk "Burn -Out"
Posting Komentar