Hai, hello
everyone. Assalamu’alaikum. Sekarang saya mau review novel ya. Novel ini hadiah
dari kakak saya, Pinandhika, di hari milad saya waktu itu.
Yuk liat
biodata bukunya dulu!
Judul Buku : Bukan Cinderella
Penulis : Ifa Avianty
Penerbit : Noura Books
Tahun terbit : Februari 2015
Nah, penulis buku ini adalah penulis yang udah
lama ada di dunia penulisan cerpen dan novel Islami. Sempet juga jadi redaktur
majalah Annida dan majalah Ummi. Kalau saya sih pas SMP dan SMA doyan banget
sama majalah Annida. Majalah yang muslimah muda asyik tapi kocak dan full
inspirasi gitu sih. Asik asik ;D
Nah, novel
ini berkisah tentang Laili dan Andra. Tagline novel ini cukup jleb sih kakaa, “Kadang
cinta tak bisa memilih”. Huffffff. Angin sepoi-sepoi, daun berguguran, terus
baper. Wkwk. Boong deeng.
Laili dan
Andra ini baru aja menikah, tapi tapi tapi, Laili ini udah sedih sejak ijab
qobul. Kok bisaa???? Iyaaaa, karena pernikahan ini adalah perjodohan oleh
orangtua Andra. Wooooh, Laili ini diceritakan 5 tahun lebih tua pula. Ckckck. Lengkap
deh. Udah merasa ngga dicintai karena hanya istri yang dijodohkan, terus lebih
tua 5 tahun lagi.
Hmmmmm
Tapi betul
ya kalau kata dalam Al-Qur’an, janganlah berprasangka karena sebagian prasangka
apaaa gitu saya lupa, hahaha. Ya intinya tuh jangan berprasangka. Don’t assume.
Please ask. Jiyeeee.
Ternyata si Andra ini walau cuma tetanggaan sama si Laili,
tapi diem-diem Andra juga sedikit banyak udah punya perasaan sama Laili
Kalo gitu
happy ending dong kakaaa. Sayangnya ngga seru kak klo langsung happy ending,
hahaha.
Ada tokoh bernama Pepey, sepupu tiri sekaligus mantan pacarnya Andra.
Hufffft. Angin sepoi-sepoi, daun berguguran, terus baper. WOY! Hahaha
Si Pepey
ini diceritain cewe yang easy going, rada-rada tomboy, dan asik banget
orangnya. Andra yang anak tunggal takjub banget liat kehidupan Pepey yang
semacam happy terus. Tapi si Andra ini juga tau orangtuanya ngga setuju kalau
hubungannya dengan Pepey dibawa lebih jauh.
Novel ini
lumayan mengaduk-aduk perasaan sih…
Soalnya
sudut pandangnya gantian gitu. Kadang Laili. Kadang Andra.. Dan keliatan kalau
dua-duanya sebenernya menderita karena canggung, suka tapi malu, pengen
menyayangi tapi khawatir menyinggung, terbebani status dijodohkan, tapi udah
suami istri. Ah, mari pegang hati masing-masing kak. Wkwkwkwkwk
Jadilah
banyak adegan-adegan yang nyesss banget di awal-awal novel. Semacam pas Andra
minta dipijet Laili terus Laili-nya super canggung. Tapi padahal itu Andra udah
kode keras pengen disayang lebih lagi (apasih). Tapi Laili super ngga pede dan
inget terus bahwa dia cuma istri yang dijodohkan.
Ah,,,,gemes
kaaaak. Huahahhahaha
Singkat
cerita, berkat sedikit intervensi dari Ibu Andra yang sharing pengalaman dengan
Laili dan Andra secara terpisah, akhirnya, Laili dan Andra saling mencintai.
Howaaaaaa. Akhirnya saling menyatakan cinta sebagai suami istri dan Laili pun
hamil. Alhamduuuuu?Lilllaaaah :D
Eh pas
Laili dan Andra lagi bahagia menjejaki adaptasi saling mencintai pasangan suami
istri, si Pepey kembali dong dari Jerman. HUUUUUUUU
Novel ini
juga bercerita dari sisi Pepey. Betapa dia terluka karena Andra ga berani
memperjuangkan mereka. Dia juga menyindir karena dia berpenyakit Diabetes dan
Asma makanya orangtua Andra tidak menyetujui mereka.
Tapi gimana
yaaa, jadi jatuh kasihan juga kakk sama Pepey…
Bahkan si
Pepey ini berdoa dengan lirih bahwa dia minta Tuhan tidak membukakakan hati
Andra bagi Laili. Biarkan hatinya Andra terus terisi dengan Pepey
Deuuuuuuh.
Gini nih emang, masa lalu mengganggu saat masa depan menjelang. Ah elah.
>,<
Terus
gimana dengan Andra? Bertahan dengan Laili atau Pepey berhasil mengembalikan
Andra balik sama dia?
Ah, seru
kak pokonya. Ngga nyangka keaduk banget perasaan baca novel ini. Heuheuheuheu.
Lumayan lah, menambah list buku yang udah dibaca, dan jadi tau harus gimana
kalau masa lalu menggoda. Eaaaa
Cusss lah
pada beli, endingnya nyur-nyur gitu kak ke hati. Hiks. Tapi pokonya aku
Lailian! Aku tim Laili! Sebab seindah apapun cinta masa lalu, keberkahan Allah
berada dalam cinta pernikahan.
Jiyeeeeeeeeee
;D
Belum ada tanggapan untuk "Review Novel “Bukan Cinderella”"
Posting Komentar