Beberapa kawan saya habis melahirkan anak ketiganya. Sepupu saya pun istrinya telah melahirkan anak ketiganya.
Terus jadi kabita gitu, Dey?
Nggak juga sih. Tapi nggak banget ngga kabita juga sih. Yailah jadi apaan nih jadinya, wkwkwk.
Seringkali urusan tambah menambah anak dilakukan secara serampangan. Reckless. Illogical. Duileh segitunya hahahahaaa.
Padahal urusan tambah-menambah anak ini pun kalau dilihat dari sisi Islam harus komprehensif. Ngga bisa cuma alasan "anak membawa rejeki" atau alasan "Rasulullah bangga dengan banyaknya jumlah umatnya" atau alasan agamis yang lain.
Nggak, ga bisa "cuma" itu doang.
Karena ternyata, menjadi orangtua itu luarbiasa susahnya...Susah banget. Susah banget-banget-banget. Huhuhuhu.
Dulu sih saya suka pura-pura sok kuat. Sekarang saya lebih banyak jujur sama diri sendirinya.
Saya sekarang kaya puasa daud tau ga? Itu loh puasa dalam agama Islam dimana seseorang berpuasa secara selang-seling. Sehari berpuasa sehari nggak berpuasa.
Nah, saya sekarang menjalani peran orangtua udah kayak orang puasa daud, wkwkwk.
Sehari saya jadi orangtua, sehari saya refreshing. Hah? Iya, saya melepaskan dulu peranan orangtua pada hari dimana saya sangat membutuhkan refreshing.
Dih, kok gitu?
Ga bertanggungjawab amat jadi orangtua.
Ga sholehah amat.
Ga sabaran amat.
Ga bersyukur amat.
Dan amat-amat lainnya, ayok semua dipanggilin aja sinih sekalian! Wkwkwkwk.
Saya ngga masalah sama pendapat orang lain (sekarang, dulu mah lain,) tentang bagaimana cara parenting saya.
Saya yang tau sampai sejauh mana ketahanan diri saya. Saat saya merasa butuh sehari tanpa anak-anak, maka saya akan melakukannya.
Sungguh lho ini baru terjadi setelah saya mau 7 tahun menjadi orangtua. Kata batin saya, "KENAPA NGGAK DARI DULU WEY"
Tau gitu kan dari dulu gitu ya, hihihi, tapi gapapa deh, terlambat sedikit asalkan jadi lebih baik.
Jadi saya sejauh ini akan mengembalikan fakta bahwa saya ga bisa-bisa amat jadi orangtua saat isu "tambah anak" itu mengemuka.
Cieeee jadi pingin nih ya Dey sebenernya mah tambah anak? Alhamdulillahnya suami saya ngga pingin tuh, wkwkwkwk.
Dia yang paling tau ketidakbisaan saya, keadaan saya yang tertatih-tatih dan terkoyak-koyak menjalani peran sebagai seorang ibu.
Maka dia-lah yang selalu mengingatkan bahwa isu menambah anak itu ga cocok kalau diaplikasikan di dalam rumah tangga kami.
Ah, Pak Jati,
Sungguh loooh, saya itu sayang BUANGET sama anda, Paaak. Love udah ga cukup lagi pokoknya mah menggambarkan perasaan saya sama Pak Jati
Eaaaaa~
Akhirnya kalau ada yang ngegodain saya dengan isu tambah anak semacam ini dengan kalimat, "ayooo tambah lagi" atau kalimat "ayooo kan belum ada anak ceweknya" atau kalimat "ayooo Sena udah perlu adek tuuh" maka respon saya hanya senyum.
Ya, senyum udah lebih dari cukup.
Karena masa depan cuma Allah yang tau, ya ga? Tapi sejauh ini saya tau, saya berdarah-darah menjalani peran sebagai orangtua.
Entah dari faktor broken homen ataukah faktor ibu saya yang seorang pekerja sehingga saya ga banyak melihat role keibuan atau faktor kemanjaan karena saya seorang anak bungsu, pokoknya saya ga bisa-bisa amatlah jadi orangtua.
Dan karena itu, dua anak (saja) sudah menjadi PR guede BUANGET buat saya dan suami.
Kami dengan yakin dan takzhim mengambil pilihan untuk tidak membuat diri saya hamil kembali (apa sih wkwkwk)
Karena sumpah deh, sumpah beneran, ada orang-orang yang seperti saya yang literally berdarah-darah dalam mengampu peranan sebagai ibu.
Nggak, ternyata jadi ibu itu ga otomatis semua perempuan hamil langsung bisa.
Nggak, ternyata jadi ibu itu ga otomatis semua perempuan hamil akan langsung lihai.
Semua kudu dididik dari kecil. Semua kudu disirami oleh kasih sayang ayah (yang mana saya ngga merasakan, ngga cukup banyak maksudnya)
Jadi disinilah saya, senyum-senyum tiap liat kelucuan keluarga dengan 3 anak. Senyum-senyum nelangsa ya, wkwk, ngga sih. Senyum-senyum memahami diri sendiri.
Bahwa setiap kehamilan dan kelahiran harus dilihat manfaat dan mudhorot jangka panjangnya bagi si ibu dan keluarga itu secara keseluruhan.
Karena segala sesuatu akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Karena ga semua orang cepat beradaptasi dengan nilai-nilai keibuan.
:')
Belum ada tanggapan untuk "Tambah Anak"
Posting Komentar