sena in memoriam

Apa sih yang menyedihkan selain ditinggalkan orang yang kita kasihi?

Ya, itu adalah hal yang benar-benar menyakitkan. Dan sahabat saya yang sangat saya sayangi sedang merasakannya, Fiddinila.

Malam itu, hari terakhir kuliah (26 September 2008). Kami berdua menyusuri pedestrian menuju Barel. Jalanan sudah lengang, nampaknya semua sudah pulang ke rumah (atau menungkin juga ke kampung masing-masing?)

Dan sebuah telpon masuk ke HP ninul. Cuma sedetik sebelum Ninul ambruk dalam tangisan menyayat hati di pinggiran FH malam itu. Seorang sahabat yang sangat dekat telah dipanggil olehNya. Sena.

Bagi saya, ini seperti saat saya kehilangan sahabat saya, Aplentheo Savoy Adilla waktu itu.
Bagi Ninul, ini hantaman keras tentang tidak jadinya Ninul membawa Sena ke bengkel hati. Atau tentang macam-macam kenangan yang ada di antara mereka


Bagi saya, ini pengingatan. Kematian itu dekat. Jangan pernah bermain-main dengan dunia.

Untukmu, nul, terus berdoa ya?
Sena masih membutuhkan doa kita.

-Sena in memoriam-

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "sena in memoriam"

Comment