perca(ha)yakah?




Percayakah pada cahaya?
Ini serius dan bukan main-main


Jangan datang sekarang
Apalagi bertahan
Tapi sama sekali main-main semuanya
Perlukah kekerasan?
Jangan pernah datang pagi ataupun malam


Seperti pilinan tumbuhan yang merangsek
Dan subuh pun menjelang lagi
Masih begini kah?
Menyimpan senyum
Mendaur laku
Dan semuanya milikmu



Karena ini tentang nadi seseorang
Esensi dan eksistensi

Seperti juga fajar yang merangkak naik
Kadang cahaya itu juga hinggap
Untuk terbang lebih lama lagi dalam angin
Dan ini bukan seperti yang dulu


Bukan saatnya
Mengerti toh tak membuat lebih baik
Karena bermandikan keraguan terasa lebih menyenangkan


Dan berharap pada harapan
Masih sama dengan kegilaan yang mengejutkan


Rupanya si jelita sama dengan embun
Menyegarkan
Dan menghancurkan
Bukan membelah melainkan
Menghancurkan hati
Seperti hujan menghancurkan jejak

Ataukah kita menyimpan jejak dalam toples-toples kedap masa
Dan juga kedap tudingan
Ataukah sama seperti mereka
Berakhir dalam kekelaman tanah podzolik


Entah sampai kapan
Mungkin sampai penawar datang penuh takzim
Dan kita semua akan sembuh

Tapi jangan pernah menunduk dalam kekelaman luka
Percaya saja
Bahwa di sekeliling tanah kedap suara ini ada seribu cahaya
Dan tegakkan kepalamu
Ambil keputusan
Karena ini tentang nadi


Mungkin ia sudah lama pergi
Tidak berjejak


Hanya meninggalkan separuh jiwa yang buta
Karena terlalu lelah menangis

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "perca(ha)yakah?"

Comment