Sebagai pribadi
yang asli manusia biasa, kemampuan berani berhenti dan mulai lagi adalah
kemampuan yang embodied dari sononya.
Teori saya sih ini. Sebagai manusia pernah ga kita merasa ingin berhenti
melakukan suatu hal? Bukan berhenti nafas atau berhenti makan sih. Itu mah
bunuh diri atau diet ala Deddy Corbuzier yak. Haha. Bukan. Berhenti di sini
berhenti melakukan suatu yang …. Ah sulit digambarkan. Yeeuuuh si dea. Hahaha
Berhenti itu
boleh. Ini kata saya. Berhenti itu berarti kita butuh jeda sejenak. Dalam
berhenti itu kadang saya takut tidak bisa mulai lagi. Takut sekali. Bagaimana
kalau berhenti ini membawa saya terpuruk? Biasanya kalau udah berpikir seperti
itu maka saya akan berdoa. Lirih sekali. Berdoa dalam hati agar berhenti saya
ini bisa tepat selesainya dan saya bisa mulai lagi.
Ini bisa tentang
apa saja. Berhenti mencintai hidupmu mungkin. Atau berhenti memperjuangkan
sesuatu. Bisa yang mana saja. Bisa apa saja. Batasannya juga bisa kapan saja. Itu
sangat manusiawi sekali. Tapi selalu ada Maha Kuasa yang kuasanya selalu ada
atas hidup-hidup kita bukan?
Berani berhenti
biasanya akan membawamu pada sosok yang lain. Ada yang bilang itu sisi gelap
kita. Tidak juga. Itu kita dalam topeng yang lain. Tidak harus sisi gelap. Itu
hanya sosok kerdil kita. Itu diri kita dalam kondisi yang lain.
Ibnu Qayyim yang
ulama tersohor saja berani berhenti dzikir pagi tapi menggantinya dengan dzikir
lain lebih banyak lagi. Hahaha. Tuh
liat, kalau sekaliber ulama, berhentinya adalah mulai hal baik yang lain dengan
lebih lagi.
Ah, jauuh sekali
diri ini dari Ibnu Qayyim. Jauh. Jauh teramat jauh. Sampai takut sebesar bumi
ini membayangi diri. Diri ini dihitung sebagai orang yang bisa masuk surga-Nya
atau tidak ya?
Berani berhenti
adalah keputusan. Berani berhenti lalu mulai lagi dengan lebih baik adalah
keputusan hebat.
Bisa dalam apa
saja dan bisa kapan saja.. Ini bukan soal menyerah. Ini soal mengenali dirimu
yang lemah lalu diam-diam ternyata doa lirih itu selalu dibisikkan di hati,
“Tuhan, tolong jangan buang aku!!”
Belum ada tanggapan untuk "Berani Berhenti dan Mulai Lagi"
Posting Komentar