Terkadang
saya tipe-tipe yang merasa tidak ada yang benar kecuali pemikiran saya. Ih
egois amat yak. Maklum, anak bungsu, hahaha
Saya tuh
berpikir, seiring jalan waktu, seiring tahun tahun berganti, angin pasti
menerbangkan kenangan-kenangan masa lalu….
Saya sempat
percaya, seiring masa demi masa, orang-orang dari masa lalu selamanya akan
terkubur hidup-hidup dalam palung memori saya….
Saya juga
pernah merasa, orang yang tidak pernah berkomunikasi lagi dengan saya, itu
tandanya dia tidak menaruh asa apapun atas saya…
Ah,
Adhicita…
Ini sih
naif ya? Dan sedikit campuran emosional. Dan sejumlah irisan kesombongan.
Huhuhuhu…
Waktu pun diizinkan oleh Allah mempertemukan saya lagi dengan sahabat-sahabat saya pekan
lalu, di resepsi seorang teman saya.. Dan semua anggapan saya pun runtuh..
Saya pun
tertegun sendirian. Betapa masih ada orang yang tulus membantu saya saat saya
sedang jahat-jahatnya memutus silaturahim dengannya.. Betapa masih ada orang
yang tulus menganggap saya sahabat dan menginginkan lagi untuk mendengar
cerita-cerita saya
Betapa saya
merasa…selama ini sayalah yang tidak tulus..terhadap orang-orang baik itu…orang-orang
yang meski jarang bertegur sapa, tapi selalu punya feeling bagus kapan saya
sedang butuh bantuan.
Ah, sesal.
Saya jadi paham sekarang, waktu memang tidak pernah kembali, tapi anggapan
bahwa orang-orang masa lalu harus terkubur adalah salah.
Semua punya
kesempatan berbuat baik. Semua punya kewajiban menyambung silaturahim.. Semua
pun sudah move on, wekekeke ;)
Okey, then,
saya benar-benar bersyukur.. 3 hari-an ini saya tersenyum sebab mendapat asupan
semangat dari mereka..
Sahabat.
Orang. Dari Masa Lalu. Yang tidak pernah benar-benar hilang…melainkan menunggu
saat yang paling tepat untuk menyemangati saya
:”)
Belum ada tanggapan untuk "Tulus"
Posting Komentar