Review Film "Teen Bride"



Hai, kembali lagi ke review-review seru ala jampasirunik nih! Kali ini saya mau review sebuah film dari Jepang. Film ini seru banget-banget-banget menurut saya. Ada unsur romantisnya dan ada unsur komedinya juga. Heuuuu.

Pemeran utama laki-laki dan perempuannya juga ganteng dan cantik banget. EAAAA~

Nama filmnya adalah “Teen Bride”. Film ini dirilis pada Desember 2017 di Jepang. Ga begitu lama ya. Hohohoho.

Alur ceritanya sendiri berkisar di Nao Tsurugi (diperankan oleh Kento Nakajima) dan Karin Oriyama (diperankan oleh Yuna Taira)

Mas Nao kenapa deh bibirnya. HAHAHA



Mba Karin bisa ga santai aja imut banget sihh. HAHAHA.

Film ini dibuka oleh adegan Karin yang bangun tidur tau-tau udah cantik aja & siap ke sekolah. Karin adalah seorang putri konglomerat yang semua keinginannya selalu bisa terpenuhi.

Setiap hari Karin membaca sebuah buku dongeng favorit yang bercerita tentang seorang pangeran dan putri yang menikah. 

Dongeng ini selalu menginspirasi Karin untuk menemukan pangerannya sendiri.

Karin memiliki seorang supir & ajudan yang bernama Kaburagi. Kaburagi menyatakan bahwa setiap keinginan Karin akan dia penuhi apapun kondisinya.

Sesampainya di sekolah, Karin melihat ada kerumunan di lapangan sepak bola. Di sana ada Nao Tsurugi yang sedang bermain bola dengan indahnya.

Semua anak perempuan bersorak saat Nao Tsurugi tampil bermain bola. Karin pun terperangah saat melihat Nao saat itu. Bagi Karin, Nao mirip sekali dengan tampilan pangeran di buku dongeng favoritnya.

CINTA PADA PANDANGAN PERTAMA~ Kyaaaa~
                                                    

Sepulangnya dari sekolah, Karin diberi kabar bahwa dirinya akan menerima sebuah hadiah ulang tahun ke-16 berupa pesta ulang tahun. Pada pesta itu kedua orang tua Karin menghadiahi foto calon mempelai Karin.

Ya, orang tua Karin berniat menikahkan Karin putri mereka yang baru berusia 16 tahun ini. Pada awalnya Karin sangat menolak ide pernikahan ini. Dengan membabi buta Karin merusak kue ulang tahunnya.

Karin sangat-sangat marah atas ide pernikahan ini.

Tetapi saat melihat foto calon mempelai tiba-tiba Karin berubah! calon mempelai Karin ternyata adalah Nao Tsurugi. Karin pun langsung bersemangat menyetujui.

"KALAU YANG INI SIH AKU MAU, PAPAH!" -KARIN-
                                                  

Keesokan harinya pernikahan pun dilangsungkan antara Karin dan Nao. Karin merasakan perasaan yang sangat bahagia. Nao memang adalah cinta pada pandangan pertama. Nao juga mirip sekali dengan penggambaran pangeran di benaknya.

Karin menikah dengan Nao
                                       

Tetapi ternyata tidak demikian dengan Nao....

Bagi seorang Nao Tsurugi, pernikahannya dengan Karin adalah sebuah upaya menyelamatkan diri dari tumpukan hutang keluarga. Ya, Nao menikahi Karin demi alasan uang semata.

Setelah pernikahan, Nao dan Karin pindah ke sebuah rumah yang sangat sederhana. Nao menyatakan kepada Karin bahwa mereka sudah menikah tetapi mereka bukanlah pasangan.


Diantar Mama Papa. Kaget tapi bahagia lihat rumah baru mereka
                                            

Karin sempat terhenyak saat Nao memperlihatkan tabiat aslinya. Tetapi Karin tetap positive thinking. Dia menyanggupi semua persyaratan Nao.

Nao ingin Karin tidak memberitahukan kepada siapapun mengenai pernikahan mereka. Nao juga meminta Karin tidak usah memasak untuknya.

Karin kaget melihat watak asli Nao yang tidak menyukainya
                                           

Pada hari pertama setelah pernikahan Karin terbangun dengan berharap ini semua hanyalah mimpi. Tetapi ini semua adalah kenyataan. Karin kaget sekali karena dia menyadari bahwa dia terbiasa dengan fasilitas mewah orang tuanya.

Karin bahkan tidak tahu bagaimana caranya menuju ke sekolah. Akhirnya Karin berjalan kaki ke sekolah!

Sesampainya di sekolah Karin bertemu dengan Isuzu Ebina, sahabatnya sejak kecil. Ebina menyadari ada yang salah pada Karin. Karin tidak pernah terlambat ke sekolah.

Karin tidak bisa menyampaikan apa yang sesungguhnya terjadi. Ebina pun menyadari ada sesuatu yang terjadi pada Karin.

Nao yang pada awalnya membenci Karin lama kelamaan menjadi jatuh iba kepada Karin. Nao pun mengajari Karin basic life skills yang belum pernah dipahami Karin.

Karin belajar sedikit demi sedikit hidup mandiri. Mencuci baju, mencuci piring, dan memasak. Nao juga mengajari Karin urusan pelajaran. Karin pun menjadi rajin belajar di kelas.


Diajari Nao makan mi instan! Akkk, Karin belum pernah makan mi instan!!
                                          

Diajari Nao untuk naik kereta ke sekolah
                                             

Ebina pun tidak tinggal diam. Setelah menyelidiki Karin, Ebina menculik Karin untuk mengancam akan memberitahukan pernikahan Karin kepada sekolah.

Nao tidak tinggal diam saja. Di dalam hati terdalamnya sudah mulai tumbuh benih-benih perasaan kepada Karin. Namun, Ebina menolak menyerahkan Karin.

Di sinilah puncak konflik pada film ini terjadi. Ebina sebagai sahabat Karin sejak kecil menaruh hati kepada Karin. Sepanjang usianya Ebina bercita-cita membahagiakan Karin dengan menjadi sosok pangeran yang diidam-idamkan Karin.

Isuzu Ebina, selalu menginginkan yang terbaik bagi Karin
                                           

Nao akhirnya mengambil sebuah keputusan yang sangat berat. Nao akan menceraikan Karin. Namun sebelum itu Nao ingin memenuhi janji kepada Karin yang berhasil mendapat nilai sempurna pada ujian pelajarannya

Mereka pun pergi berkencan ke pulau Enoshima. Nao ingin memberikan kebahagiaan kepada Karin untuk terakhir kalinya. Karin yang tidak tahu apa-apa pergi berkencan dengan perasaan sangat bahagia.

Kebahagiaan suami-istri berkencan pertama kali :')
                                                 

Pada akhir kencan, Karin dan Nao naik ke atas bukit untuk membunyikan lonceng bersama-sama. Karin sangat berbahagia sekali bisa pergi bersama Nao.

Namun Nao mengakhiri kencan itu dengan malapetaka. Dia mengajak Karin untuk bercerai.

Karin merasa sangat sangat terpukul. Hatinya hancur lebur. Pada malam harinya Karin terseok-seok pergi ke rumahnya bersama Nao. Di rumah itu semua barang Nao sudah tidak ada. Hanya ada selembar surat perceraian di atas meja.

Karin merasa sangat sedih dan kecewa terhadap Nao.

Sementara itu Nao mengundurkan diri dari sekolah. Orang tua Karin sangat tidak percaya atas kejadian ini tetapi mereka memutuskan tidak campur tangan.

Kaburagi tidak bisa berdiam diri. Sebagai seorang ajudan yang sangat setia kepada Karin, Kaburagi memutuskan memberikan buku dongeng favorit Karin kepada Nao.

Nao membaca buku dongeng itu dengan perasaan campur aduk. Di lembar terakhir Nao tertegun.

Gambar di buku dongeng itu menceritakan pangeran dan putri yang menjalani hidup sebagai seorang suami dan istri. Nao tertegun karena gambaran di buku dongeng itu sangat mirip dengan apa yang dialami oleh Nao dan Karin.

Akhirnya Nao pun berlari…berlari menuju Isuzu Ebina yang melamar Karin. Ouch hiksss hiksss


"KARIN, MAAFKAN AKU" -NAO-


Akhirnya happy ending deh, hiksss, Karin ternyata belum menerima lamaran Isuzu Ebina. Karin justru mendatangi rumah sederhana tempat tinggalnya bersama Nao

Huhuhu. Karin belum bisa melupakan Nao tentu sajaaa. Akhirnya Nao pun meminta maaf dan minta kesempatan kedua. Mereka pun berbahagia mengulang semua dari awal menjadi sepasang kekasih~~

Ah, happy ending yang bikin hati hangat bangettt :')
Menikah (lagi). Sekali ini lebih siap untuk cinta-mencintai di setiap kondisi.
                                          

Unchh banget yaaa film-nya. Hahaha. Sebetulnya banyak bangett adegan yang cukup cringey di awal. Maklumin aja, film ini hasil adaptasi dari manga (komik Jepang).

Salah satu karakteristik khas dari manga adalah sifat berlebihannya. Jadi adegan Nao dan Karin ini berkisar pada tahap super lebay semua.

Tapi entah kenapa deh, lebay-nya Karin ini lama-lama imut juga. Nao juga ga antagonis-antagonis banget. Dia cuma anak rajin yang tersandung hutang bapaknya.

Nao menikahi Karin supaya dibayari hutangnya, kan? Sebetulnya Nao ga benci-benci amat sama Karin ya tapi ga suka aja.

Sebaliknya, Karin sangat-sangat menyukai Nao sejak awal. Oleh karena itu dia siap banget menerima suka-duka berumah tangga. Makanya Karin ngga kaget pas liat Nao ga suka dia pas di awal-awal.

Justru Nao yang lama-lama jatuh hati sama sisi positivisme dari kepribadian Karin. Karin memberikan nuansa baru buat Nao. Nao yang terbiasa mandiri, rajin, jadi bisa empati sama dunia Karin.

Karin jadi ketularan rajin nih, belajar kaya Nao juga di Perpustakaan
                                           

Apa ya? Seru sih menurut saya film ini, hehehe. Banyak yang bagus-bagusnya. Contohnya aja sisi positivisme kepribadian seorang Karin. Di awal mereka menginjakkan kaki di rumah kontrakan mereka, Nao langsung bilang bahwa dia dan Karin bukanlah pasangan dan dia membenci Karin.

Apakah Karin sedih? Atau marah? Nggak. Karin ingat bahwa dia sudah memutuskan menikahi Nao. Maka Karin menjalani kehidupan bersama suami yang (awalnya) membencinya ini.

Ketika sedikit demi sedikit Nao ingin menakut-nakuti Karin, justru Karin tetap positive thinking kepada Nao. Hehehehe… Ini lucu-lucu menggemaskan sih.

Jadi akhirnya Nao yang kepikiran sama Karin. 

Karinnya sendiri gimana? 

Dia mah udah mikirin Nao selalu sejak awal. She loves Nao truly from the start. EAAAA~

Gimana ya? 

Ini sikap yang menurut saya pribadi diajarkan juga sih dalam Islam. Begitu kita menikahi pasangan kita, mau gimana pun ternyata tabiat aslinya ya jangan buru-buru mikir pisah. 

Jalani aja, positif aja, insya Allah deh lama-lama cinta itu akan tumbuh juga…

Btw, di dalam Islam juga diajarkan untuk melihat calon pasangan lho sebelum menikah. 

Ini info tambahan, kalau-kalau ada yang mengira Islam tuh menyuruh kita menikahi kucing dalam karung, hihihi. Maksudnya belum kenal sama sekali atau belum tahu sama sekali.

Ih sama lhoo kayak Nao dan Karin ini.. Hehehe. 

Karin mau ke Nao karena sudah pernah ketemu (walau sekali). Dan Karin langsung merasakan jatuh hati sejatuh-jatuhnya kepada Nao.

Adegan paling sweet bangeeet. Karin menyembuhkan trauma masa kecil Nao
                                        

Walaupun motivasi jatuh hatinya tentu aja kalau dalam Islam ada tingkatannya ya ga sih? Paling mulia ya kalau jatuh hatinya karena ketaqwaan.

Oiya, Nao dan Karin ini dikisahkan masih siswa SMA di film ini. Ada adegan pencatatan administrasinya sih tapi mereka berdua akan dikeluarkan kalau sampai sekolah mengetahui bahwa mereka menikah.

Ini sama ga sih sama di Indonesia? CMIIW. 

Hukum positif di Indonesia tuh membolehkan perempuan menikah di usia 16 tahun dan laki-laki di usia 19 tahun.

Tetapi peraturan sekolah di Indonesia juga melarang siswa-siswinya menikah. Ini sejujurnya wajar sih, pernikahan akan mengganggu konsentrasi anak muda ini dalam belajar ya ga siih?

Tapi kalau menilik lagi peraturan undang-undang pernikahan, usia 16 untuk perempuan dan 19 tahun untuk laki-laki maksudnya tuh mungkin menikahlah dengan yang lebih tua & lebih dewasa sehingga mampu membimbing. 

Gitu kali yaakk. Ciyee. Hehehe….

Film ini mengingatkan saya tentang proses adaptasi berumahtangga. 

Ya memang mirip-mirip seperti Nao dan Karin ini lah. 

Kadang kita dan pasangan itu bedanya ekstrim banget, tapi kalau semuanya dibangun atas dasar positive thinking, pasti akan ada progress sih.

Nao menegaskan dinding pembatas kamar. Karin terhenyak suaminya begitu dingin.
                                                     

Adegan paling menarik apa ya? Hmmm. 

Oh, pas menginap di rumahnya Karin. Itu kan kasurnya single-bed. 

Masa si Karin narik kaos Nao bilang udah siap. Wkwkwk. Nao langsung aja nubruk Karin ke kasur buat nakut-nakutin doang dan nyuruh Karin jangan terlalu gampangan jadi cewe.


Karin yang selalu positive thinking
                                          
Lah si Karin malah seneng karena mengira itu tandanya progress bahwa Nao udah ga benci-benci amat sama dia. Wkwkw.. Unyu-unyu lucu menurut saya ini mah.

Nao dan Karin sama-sama belajar jadi pasangan dan belajar berumahtangga. Hingga pada ending film ini mereka paham bahwa berumahtangga ya bersama dalam keadaan baik dan buruk.

Itulah mengapa Karin senang diajari life skills sama Nao. Itulah mengapa Nao paham kenapa Karin taat sama dia.

Nao yang ganteng mengajari Karin tentang pelajaran di sekolah
                                   

Ah,

:’)

What a sweet film..

Kapan-kapan saya review film lainnya yah! Untuk sekarang segitu dulu review dari saya. 

Sampai ketemu lagi di postingan berikutnyaaaa. Bye bye!




Postingan terkait:

5 Tanggapan untuk "Review Film "Teen Bride""

Dian mengatakan...

Wahh reviewnya lengkap..
Baca review seolah nonton filmnya juga..
Keren

dea alias dey mengatakan...

Hehehe. Terima kasih mba Dian ^_^

nissa mengatakan...

Kyaaa, deeyyy! Aku pernah baca komiknyaa, tapi lupa judulnya, hahaha. Karinnya polos lucu dan positif thinking mulu hahahha :D lucuuu

dea alias dey mengatakan...

Nisaaa, iyaaa ini dari komik adaptasi gituuu. Ih seru yah ternyata komik-komik Jepang, ekekekek...

Kiki mengatakan...

Bagus bgt reviewnya, kebetulan aku lg cari film korea romantis

Comment