-----------------------------------
AWAS SPOILERS!------------------------------------------------
Halo, Yeorobun!
Hari ini topic dari grup drakor dan literasi adalah “Cinta Pertama, Yay or Nay?”.
Hal ini terkait drama Korea alias drakor yang banyaaakkk sekali mengambil pusat
cerita berupa hal ini.
Kalau ada
yang menghitung berapa banyak judul drakor yang memiliki isu cinta pertama atau
jatuh cinta kepada teman masa kecil, pastilah orang itu akan pusing karena
tidak selesai-selesai dalam menghitung.
Wahahahaha.
Iya, lho,
drakor ini memang bisa dibilang hobi sekali menyelipkan bumbu romantis antara
teman masa kecil. Teman di masa kanak-kanak yang sempat terlupakan lalu
teringat kembali dengan aneka dramanya.
Uh, wow.
Langsung teringat beberapa drakor kah, kalian? Kalau saya iya, lho. Banyak
sekali drakor yang membawa kedua tokoh utamanya sebagai kanak-kanak yang pernah
saling mengenal.
Nah, nah,
menurut saya sendiri, hal ini kadang manis, kadang membuat eneg, kadang-kadang
juga membuat termehek-mehek saking terharunya.
Tidak semua
drakor yang membawa premis cinta masa kanak-kanak yang terbawa sampai dewasa
akan berujung klise. Namun, tidak juga semuanya bagus dan menakjubkan.
Salah satu
yang paling menakjubkan adalah drakor berjudul “Saikojiman Gwenchana” alias “It’sOkay
Not To Be Okay”. Wah, itu sih, keren parah!
Pada drama
tersebut diceritakan kedua tokoh utama memiliki hubungan di masa kanak-kanak.
Namun, hubungan tersebut tidak indah dan tidak juga biasa-biasa saja.
Bisa
dibilang hubungan di masa kanak-kanak mereka malahan penuh dengan trauma. Nah,
hal inilah yang membuat “Saikojiman Gwenchana” tampil menyolok di antara drakor
serupa.
Drakor lain
yang membawa kisah cinta kanak-kanak yang juga cukup unik adalah drakor
berjudul “When Camellia Blooms”. Di dalam drakor tersebut, kedua tokoh utama
(ternyata) pernah bertemu di masa kanak-kanak.
Namun,
bukan usia kanak-kanak melainkan usia bayi dan janin! Ya, betul, janin! Jadi
ceritanya ibunya Yong Shik pernah menjamu ibunya Dong Baek di rumah makannya.
Saat itu Dong Baek yang berusia 1 tahun menendang kakinya dengan halus ke perut
ibu Yong Shik yang tengah mengandung Yong Shik.
Aih …
otomatis teringat Kang Ha Neul saya tuh kalau menulis drama satu ini.
Pertemuan
di usia bayi atau janin ini bisa dibilang sangat langka di antara deretan
drakor lainnya yang biasanya menyajikan kisah cinta kanak-kanak yang bertemu
pada kisaran usia 5-15 tahun.
Tidak
heran, ya, drakor “When Camellia Blooms” ini menyabet Daesang (penghargaan drama
tertinggi Korea). Penceritaannya unik, aktingnya sangat bagus, dan pemilihan unsur-unsur
ceritanya dipilih sedemikian rupa sehingga tidak terlupakan.
Nah, itu di
dunia drama Korea. Bagaimana di dunia kehidupan nyata? Apakah saya seseorang
yang menyetujui atau bahkan mendukung kisah cinta pertama atau cinta dari masa
kanak-kanak?
Tidak, sih.
Muahahahaha.
Ini
disebabkan otak psikologi saya langsung bereaksi membawa data-data dari buku
Psikologi tentang usia kanak-kanak yang belum mampu mendefinisikan hubungan romantis.
Apabila ada
kanak-kanak yang dekat dengan lawan jenisnya, dapat dipastikan kedekatan itu
sama sekali tidak ada pretensi mengarah ke hubungan romantis.
Duuhh, sok
serius bangettt siih, Deyyy. Ya makanya ituu, mendingan menonton drakor
daripada membicarakan teori Psikologi, hahaha.
Ada satu
drama Korea yang menurut saya cukup realistis. Kedua tokoh utamanya bertemu di
saat usia remaja (SMP dan SMA). Mereka bertemu dalam sebuah kecelakan yang
unik. Tokoh anak perempuan menyelamatkan tokoh anak laki-laki dari tabrakan
mobil.
Sejak saat
itu si tokoh anak laki-laki selalu menjenguk sepulang sekolah. Setelah itu
mereka bersahabat dan si tokoh anak laki-laki menyimpan perasaan cinta.
Nah, itu
masuk di logika Psikologi tuh, kenapa coba? Karena usia remaja memang hormon-hormon
seksual sudah matang sehingga lawan jenis pun dilihat bukan lagi “mentah”
melainkan mengandung makna dan harapan tertentu, salah satunya hubungan romantis.
Ayooo, bisa
ada yang menebak dengan betul, tidak, drakor apa yang tokoh anak laki-lakinya
diselamatkan dari tabrakan mobil? Judulnya adalah “Romance Is A Bonus Book”.
Drama tersebut cukup underrated disebabkan pemeran utama perempuannya 10 tahun
lebih tua.
Namun, saya
melihat drama tersebut sangat realitis sekali dan saya pun jatuh suka
kepadanya.
;)
Jadi, tim
cinta pertama, tidak nih Deyyy?
Jawabannya
adalah HMMMMM kalau itu dikaitkan dengan cinta di masa kanak-kanak.
Namun,
jawaban itu akan menjadi HMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM kalau itu dikaitkan dengan
cinta di masa remaja.
Wah, wah,
ada apa neh.
Ya tidak
ada apa-apa sih. Cuma mau bilang bahwa cinta masa remaja itu bisa jadi ujian,
bisa jadi sumber inspirasi, dan bisa jadi sumber kenangan.
Kalau tidak
berjodoh, sama sekali tidak mengurangi kesyukuran dipertemukan dengan
sosok-sosok tersebut.
Lah, kenapa
jadi curhat, Bu?
Ngoahahahahahaha.
4 Tanggapan untuk "Cinta Pertama? HMMMMMM ….."
Hmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.... pokokny yang penting cinta #romancejunkie 😍😍
Cinta pertama ini sebearnya terjadi saat anak-anak apa sudah SMP sih?
Jadi kalau sejak kecil, namanya bukan cinta yaa...
Oke, ku ingat-ingat Dey..
Di tulisan Dey suka banget, karena selalu ada bocoran ilmu psikologinya.
Lagi...Dey..
Lagiii...
Klo kakak dea yg nulis pasti ada bumbu ilmu psikologinya..
Daebakkkk....
Posting Komentar