Sejak anak-anak dijauhkan dari ponsel dan televisi, satu hal yang berubah adalah jam tidur mereka. Wah, saya takjub sekali mereka kini selalu tidur pukul 20:00 WIB! Sungguh masyaAllah digabung alhamdulillah sekali. Hahahaha.
Pada bulan Ramadan bahkan anak-anak tidur pukul 23:00 WIB. Waduh, itu rasanya menjadi zombie harus bangun pukul 03:00 menyiapkan sahur setiap harinya. Sungguh deh, ingin menangis sembari menggaruk-garuk tembok rasanya. Huhuhuhu.
Alhamdulillah sejak berjauhan dari ponsel dan televisi, anak-anak kini memiliki jam tidur yang teratur dan cepat. Cepat di sini merupakan faktor yang penting juga, lho. Kalau di dalam agama Islam kan tidur yang dianjurkan Rasulullah memang tidur yang cepat agar bisa bangun cepat pada dini hari untuk shalat Tahajud.
Wah….
Luar biasa alhamdulillah hatur nuhun pisan Gusti Allah yang maha aguuuung~ Huhuhuhuhuhu. Kini anak-anak saya memiliki jam tidur yang stabil.
Oh, ngomong-ngomong soal stabil, selain jam tidur, emosi anak-anak saya juga lebih stabil sejak berjauhan dari ponsel dan televisi. Ya Allah bedanya seperti langit dan bumi lho. Sungguh jauh sekali. Dulu itu anak-anak seolah memiliki sumbu emosi yang sangat pendek. Sudah begitu, gampang meledak-ledak pula.
Ibunya ikut meledak juga deh bagaikan kembang api. Huhuhu. Namun, kini, alhamdulillah sungguh alhamdulillah, anak-anak saya mengalami perkembangan emosi yang menakjubkan banget!
Memisahkan anak-anak dari ponsel dan televisi itu satu hal yang berat, bukan-bukan, BERAAAAATT BUWANGETT! Ingin menangis, ingin berteriak kelelahan, tapi hasilnya memang luar biasa sepadan.
Bismillah. Doakan ya semoga anak-anak saya tumbuh jadi anak-anak yang sehat fisik jiwa dan juga iman. Bukan, kami bukan memisahkan mereka dari teknologi. Hanya memisahkan mereka sementara. Sampai waktu yang tepat untuk memperkenalkan ponsel dan televisi kepada mereka akhirnya akan datang jua.
Bagaimanapun generasi anak-anak saya adalah generasi teknologi internet. Saya dan suami paham betul akan hal itu. Kami hanya sedang memberikan mereka masa kecil yang sehat, aktif, dan kokoh. Semua itu untuk menjadi fondasi yang akan menopang kehidupan dewasa mereka.
Aih….
Bu Dea habis makan apa bisa berbicara seperti ini, huehehehe.
Semoga Allah menjadikan kalian, wahai putra-putraku, kesehatan jiwa raga dan kekokohan iman agar kalian menjadi lelaki-lelaki sholih yang bijak dan bermanfaat.
Jangan ragu untuk berpetualang dan mengembara. Selama keimanan kokoh mengakar di dalam jiwa, insyaAllah kemanapun kalian memutuskan akan pergi, ibu yakin kalian akan-akan baik saja.
Selamat tidur, anak-anakku!
Kita bermain dan belajar lagi bersama Ibu besok ya!
-Depok, 20:21 WIB-
Belum ada tanggapan untuk "Bye-Bye Tidur Larut Malam"
Posting Komentar