Menelusuri Indahnya Kehidupan dalam Drama Korea “It’s Okay To Not Be Okay” (Sebuah Review Drakor)

Akhirnya drama Korea fenomenal ini mencapai endingnya jugak. Duh, perasaan saya campur-aduk, lho. Tidak seperti saat menonton drakor lain, saya kali ini justru agak malas-malasan membuat ulasannya. Lho, kok?

Iya. Hal ini tuh saking saya mengalami withdrawal syndrome gitu. Berasa tidak mau habis aja gituuu si drama ini teh. Huhuhuhuhu.

Baguss bangettt episode 16-nya ya Allah tolooong. Okeh, okeh, setelah 4 hari drama ini berakhir barulah saya menabah-nabahkan hati untuk membuat ulasannya.

Yuk, kita langsung cusss aja ke review drakor ala-ala bu Dea!

===============SPOILERS ALERT!!!!!!!!!===================

Judul drama : It’s Okay to Not Be Okay (English title) / Psycho But It’s Okay (literal little)

Judul drama dalam bahasa Korea : Saikojiman Gwaenchanha

Sutradara : Park Shin-Woo

Penulis : Jo Yong

Pemain : Kim Soo Hyun (Moon Gang-Tae), Seo Yea Ji (Ko Moon Yeong), Oh Jung Se (Moon Sang Tae), Park Gyu Young (Nam Joo-Ri), Kim Chang Wan (Oh Ji Wang), Kim Mi Kyung (Kang Soon-Duk), Jang Young Nam (Park Haeng Ja), dll.

Sinopsis :

Drama ini menceritakan mengenai penulis buku dongeng anak bernama Ko Mun Yeong yang bertemu dengan seorang perawat psikiatri bernama Moon Gang-Tae. Ko Mun Yeong yang terkenal sebagai sosok yang dingin, kejam, tidak berperasaan, sulit ber-empati, mengidap diagnosis ASPD atau Anti Social Personality Disorders.

Sedangkan Moon Gang-Tae yang bekerja demi menghidupi dirinya dan kakaknya adalah seorang yang pekerja keras, selalu mendahulukan orang lain dan menghindari konflik.

Pertemuan mereka berdua mengawali banyak hal yang menuju kepada “penyembuhan” diri mereka masing-masing. Ko Mun Yeong yang memliki karakter eksentrik tertarik kepada ketampanan Moon Gang-Tae. Ia pun mengejar Moon Gang-Tae demi obsesinya itu.


Tanpa mereka sadari, pertemuan pertama mereka bukanlah di saat mereka dewasa melainkan saat mereka masih kanak-kanak. Ya, betul sekali. Sekali lagi metafora “cinta masa kecil” dipakai oleh drama Korea ini sebagai tulang punggung plot cerita sepanjang 16 episodenya.

Ajaibnya, meskipun trope ini sudah berkali-kali dipakai di berbagai drama Korea lain, drama “It’s Okay To Not Be Okay” ini jauh, jauh, sangat jauuuh mengungguli semua drama lainnya. Super applause! Drama ini berhasil menyuguhkan trope cinta masa kecil dengan brilian, fenomenal, dan jauh dari kesan “cheesy”.

Kelebihan Drama It’s Okay To Not Be Okay (IOTNBO)

Jujur saja nih, saya mengawali menonton drama ini karena pemeran utama prianya yaitu Kim Soo Hyun. Saya ingat betul kalau saya pernah menonton dramanya yang juga sangat booming berjudul “My Love From The Star” dan itu sebuah drama yang juga sangat bagus sekali. Sampai dijiplak oleh sinetron di Indonesia coba deh ituuu. Huhuhuhu.

Jadilah ketika ada berita bersliweran di media sosial bahwa Kim Soo Hyun akan melakukan comeback, tentu saya langsung berpikir: SAYA WAJIB MENONTON DRAMA INI!


Apakah kemudian saya kecewa? NOOO. Akting Kim Soo Hyun merupakan salah satu kelebihan drama ini. Wah, asli seriusan aktingnya sungguh tidak bisa diabaikan begitu saja. Setiap gerakannya di dalam penokohan Moon Gang-Tae dipersiapkan dengan baik. Hal ini membuat pesan tersurat maupun tersirat dari tokoh Moon Gang-Tae sampai dengan baik kepada penonton.

Pada saat saya menonton episode 1 drama ini, saya berharap penuh kepada akting Kim Soo Hyun. Fyuh dan untunglah saya tidak kecewa, sungguh daebak sekali aktingnya! Pada episode 1, seorang penonton drakor kerap melabuhkan harapan, sekaligus penerawangan. Apakah 15 episode selanjutnya membuat bergairah untuk tetap menonton? Ataukah akan ditinggal di episode 1 saja?

Untuk drama ini dapat saya katakan : EPISODE 1 DRAMA INI SANGAT-SANGAT-SANGAT MEMUKAU SEKALEEEEHH, SODARA-SODARA. HUKS. HUKS. HUKS.


Kalau hendak dibuat daftarnya maka inilah daftar kelebihan drama Korea IOTNBO ini versi saya:

1.    Akting. Akting. Akting. Akting ketiga pemeran utama (Kim Soo Hyun, Seo Yea Ji, dan Oh Jung Se) di dalam drama IOTNBO sungguh membuat menangis saking bagusnya!

2.    Pembukaan Episode 1 Yang Sangat Daebak!. Animasi pada pembukaan drakor? Saya baru melihatnya di drama IOTNBO ini. Sungguh fantastis!

3.    Isu Mental Health Yang Sangat Dalam. Yap, sudah banyak drama Korea lain yang mengangkat isu mental health ini, sebut saja “Kill Me Heal Me”, “Still 17”, atau “It’s Okay That’s Love”, tapi drama IOTNBO ini sangat luas dan menukik sekali dalam penggambaran isu kesehatan mentalnya. Very very very very recommended!!

4.    Dongeng. Dongeng. Dongeng. Tokoh utama perempuan drama IOTNBO ini adalah seorang penulis dongeng anak. Oke, kita kira hanya berhenti sampai di sana. Ternyata salah! Pada setiap episode di dalam drama ini penonton akan disuguhi dongeng yang dikupas dan ditelisik lalu diangkat pesan moral terdalamnya. Rata-rata pemaparan dongeng ini membuat penonton menangis sebab sungguh menampar realita sekali. Huks. Huks. Huks.

5.    Outfit Ko Mun Yeong. Ya, ini menurut saya adalah kelebihan drama ini. Sungguh menghibur mata sekali, lho, melihat outfit yang digunakan oleh Ko Mun Yeong dalam drama ini. Iya, ada yang menyamakan tokoh Ko Mun Yeong ini dengan tokoh Jang Man Wol di dalam drama Hotel Del Luna karena keindahan outfit mereka, tapiii, menurut saya berbeda. Ko Mun Yeong tampak lebih percaya diri dalam memakainya sehingga terlihat lebih menyatu dengan kecantikannya. #bucindetected

6.    Pesan Moral Yang Menghantam Keegoisan. Ya, drama Korea ini memiliki sejuta pesan moral yang sungguh mengobrak-abrik keegoisan kita. Entah egois sebagai anak atau egois sebagai orang tua.

7.    Aktor Cilik yang Pandai Berakting. Nah, ini juga menjadi kelebihan dari drama ini. Sebagai yang menggunakan trope cinta kanak-kanak, akting para aktor cilik sangat dominan. Untungnya di drama IOTNBO ini aktor dan aktris yang memerankan masa kecil mereka sangat-sangat-sangat bagus aktingnya!

8.    Original Sound Track (OST) yang memiliki level kekerenan setingkat di atas OST drama lain. Parah bagus bangetnya sih. Semua OST drama ini memiliki kedalaman melodi dan kedalaman lirik yang berbeda. Benarlah ketika Kim Soo Hyun ditanya pada berbagai kesempatan tentang drama comeback-nya ini : “Drama ini adalah healing drama”. Semua unsur di dalam drama ini benar-benar member efek “healing” yang nyata bagi para penontonnya.


Bagaimana? Sudah mulai tertarik menontonkah bagi yang belum menonton drama ini? Hahaha. Memang sebagus itu sih drama IOTNBO ini.

Sejujurnya sih saya memang menanti-nanti drama ini sejak diberitakan Kim Soo Hyun akan mejadi tokoh utama prianya. Namun, episode 1 benar-benar-benar-benar merebut perhatian saya.

Entah masalah selera, atau topik yang disoroti (mental health), episode 1 dari drama IOTNBO ini betul-betul membawa penontonnya untuk empati. Seolah-olah kita diajak merasai kepedihan di dalam mata Ko Mun Yeong dan Moon Gang-Tae.

Animasi yang digunakan pada awal episode 1 sangat orisinil sampai membuat saya berdecak kagum. Segera saja setelah episode 1 drama ini ditayangkan, orang-orang menggumamkan respon yang mirip : ”ANIMASI AWAL EPISODE 1 BEGITU MEMUKAU!!!”

Tentang Kim Soo Hyun sendiri, tidak usah ditanyakan lagi kapasitas aktingnya. Hampir setiap drama yang dia perankan, selalu sukses-sukses, lho. Namun, saya menemukan kesayangan baru melalui drama IOTNBO ini.

Yap! Dia adalah Seo Yea Ji pemeran Ko Mun Yeong dan Oh Jung Se pemeran Moon Sang-Tae. Akting mereka sungguh merupakan anugerah bagi drama ini. Baaaguuuuus baaangeeet! Bisa dikatakan ketiga aktor ini (Kim Soo Hyun, Seo Yea Ji dan Oh Jung Se) benar-benar mengeluarkan yang terbaik yang bisa mereka lakukan dalam berakting.

Saya sih melihatnya akting mereka bertiga tidak ada celah. Yes, hampir tidak ada celahnya. Sangat bagus. Luar biasa bagus. Bahkan helaan nafas dan kedipan mata mereka saja berakting. Huhuhuhu.

Pada sebuah adegan di mana Moon Gang-Tae mengatakan dia merindukan Ko Mun Yeong, Kim Soo Hyun mengatakan dialog ‘aku merindukanmu’ itu sambil menggerakkan bahu dan mengedipkan mata. Sebuah ekspresi kelegaan yang natural banget.

Hahahahaha. Sungguh tidak ada lawan ini kualitas akting pada drama satu ini. Sungguh layak dipuja-puji banget-banget-banget!

Tentang pembukaan episode 1 yang menggunakan animasi, ini juga menjadi bahan puja-puji para fans drama ini. Ternyata proses pembuatan animasi itu sendiri sangat penuh totalitas sekali. Pantas saja, kata saya. Pantas saja semua mata terpukau saat menyimak animasi pembukaan episode 1 IOTNBO.

Apalagi animasi pembukaan tersebut dilatarbelakangi suara dalam Seo Yea Ji. Wah, wah, wah, suara Seo Yea Ji merupakan jenis suara yang sangat cocok untuk membacakan sebuah narasi dongeng seperti yang ada di drama ini!

Belum lagi suara Kim Soo Hyun yang empuk-empuk ganteng itu. Ah, suara mereka itu sungguh pas dan cocok sekali menjadi dubber dari dongeng-dongeng di drama ini. Huhuhuhuhuhuhu.

Kekurangan Drama It’s Okay To Not Be Okay (IOTNBO)

======BIG SPOILERS! WATCH OUT!!!!!======================

Sepertinya tidak adil kalau hanya memuja-muji drama ini atas semua kelebihan yang dimilikinya. Hmm, ya walaupun padahal drama ini memang sedemikian bagusnya menurut saya, tentu tetap saja pasti ada yang namanya kekurangan.

Buat saya pribadi kekurangan drama ini adalah penjelasan mengenai bagaimana ibu Ko Mun Yeong bisa selamat lalu menyamar menjadi kepala perawat. Itu masih menjadi misteri terbesar abad ini. Pasti bagi yang sudah menonton drama ini juga setuju bahwa hal tersebut mengurangi “kesempurnaan” drama ini.

Namun, saya membaca sebuah ulasan yang menyoroti hal ini dari sisi dongeng. Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, Ko Mun Yeong adalah penulis dongeng dan judul setiap episode drama ini adalah judul sebuah dongeng. Bisa dikatakan drama ini terbang mengangkasa seperti dongeng-dongeng dalam imajinasi kita.

Nah, pada dongeng tidak diceritakan mendetil mengenai latar belakang tokoh antagonis, demikian pula dengan drama IOTNBO ini. Cara bagaimana ibu Ko Mun Yeong bisa selamat, lalu menyamar menjadi kepala perawat, biarlah menjadi detil yang tidak begitu diperlukan di dalam dongeng 16 episode ini.

Aih…..

Ini pastilah sudah fase fans bucin alias budak cinta kalau sudah bersabda seperti ini, heuheuheuheu. Memang sebagus itu sih drama ini, hahahaha.

Literasi dalam Drama It’s Okay To Not Be Okay (IOTNBO)

Salah satu poin penting di dalam drama Korea satu ini adalah kentalnya nuansa literasi berupa dunia dongeng anak-anak di mana tokoh Ko Mun Yeong adalah penulis dongeng. Ya, dia adalah penulis dongeng anak-anak. Namun, bukan sembarang dongeng, dongeng yang ditulis Ko Mun Yeong tidak berbunga-bunga, indah, melainkan menampar realita, mencerabut orang dari mimpi-mimpi manis.

Hal ini sebenarnya menyebabkan dongeng-dongeng Ko Mun Yeong ini lebih dekat kepada dunia orang dewasa. Ya, betul begitu menurut saya. Namun, Ko Mun Yeong sendiri mengatakan “kita semua pada akhirnya hanya anak kecil yang ingin dicintai”

Ah, ah. Kalimat tersebut sangat saya sukai dan setujui.

Hal itulah yang menyebabkan buku dongeng Ko Mun Yeong sebetulnya bisa dinikmati oleh anak-anak untuk belajar realitas.

Setiap episode di dalam drama ini juga mencuplik sebuah judul dongeng. Ada yang merupakan dongeng di dunia nyata ada juga dongeng di dunia drama buatan Ko Mun Yeong. Namun, intinya semua judul di dalam drama ini menggunakan judul sebuah dongeng, lengkap dengan segala pesan moral di dalamnya.

Ah, indah sekali rasanya melihat dunia kesehatan mental disandingkan dengan dongeng. Benar-benar indah.

Saya pun tertegun setiap episode drama ini yang mengaitkan dongeng dengan kesalahan-kesalahan kita sebagai manusia. Ya, kadang kala kita menganggap diri kita satu-satunya yang tidak terbebas dari kesalahan, contohnya dalam hubungan anak-orangtua. Dongeng-dongeng di dalam drama ini menampar keras-keras aneka kesalahan itu.

Saya, sebagai yang mencintai dunia literasi, sangat menikmati sekali pemaparan dan penyajian dongeng-dongeng di dalam drama ini. Meksipun lebih mengarah kepada dongeng untuk dewasa, tapi bukankah kita ini orang-orang dewasa yang terbius rutinitas dan jauh dari perenungan seperti kitalah yang paling membutuhkan sentuhan indah nan menakjubkan sebuah dongeng?

Isu Kesehatan Mental di Dalam Drama Its Okay To Not Be Okay (IOTNBO)

Ketika pertama kali membaca judulnya, saya sempat tertukar dengan drama Korea berjudul “Diary of Psychopath”. Intinya kedua drama ini memakai kosa kata “psycho” dan saya tertarik kepada semua yang mengandung unsur kata tersebut.

Pada drama “Diary of Psychopath” saya kecewa. Ya, saya mencicipinya dan tidak menemukan sesuatu yang menarik kecuali pembiaran dan pembiasaan sebuah tindakan kriminal bernama membunuh. That’s it. Itu saja.

Nah, saya pikir pada awalnya drama IOTNBO tidak jauh berbeda. Saya hanya berharap kepada comeback Kim Soo Hyun saja pada awalnya. Namun, ternyata unsur “psycho” yang ditekankan pada drama IOTNBO ini sangat-sangat-sangat well-crafted sekalihh. HUHUHUHUHU.


Sungguh bagus. Sungguh banyak. Sungguh menggambarkan sekali.

Dimulai dari pekerjaan tokoh Moon Gang-Tae yang seorang perawat psikiatri di RSJ, kita diajak berkenalan dengan aneka pasien gangguan mental. Dari yang terlihat aneh, gila, sampai tidak terlihat apa-apa.

Sungguh bagus sekali pemaparan dari drama ini. Pasti risetnya lama, begitu pikir saya. Benar saja, setelah mengubek-ubek aneka artikel, saya sempat membaca bahwa Jo Yong penulis drama ini melakukan riset selama dua tahun sebelum merampungkan naskah drama ini.

Pantesssaaan

:’((

===========BIG SPOILERS!!!=========================

Latar belakang tempat berupa Rumah Sakit Jiwa alias RSJ juga sangat konsisten di dalam drama ini. Ini sungguh menarik sekali, sih. Beberapa drama Korea lain sudah mulai banyak yang mengangkat tokoh utamanya seorang psikiater. Namun, baru drama IOTNBO ini yang konsisten menampilkan latar RSJ sebagai tempat dalam porsi yang cukup besar.

Pada episode 1 diceritakan Moon Gang-Tae yang bekerja di RSJ berlokasi di Seoul lalu pindah ke RSJ di Seongjin. Di tempat kedua inilah 15 episode selanjutnya perjalanan “healing” mereka (literally semua tokoh) dimulai.

Sungguh indah dan damai menampilkan RSJ sebagai sebuah tempat memulai proses penyembuhan atas apapun yang membebani diri, entah trauma, atau hal lain dari masa lalu.

Tokoh psikiater utama di dalam drama IOTNBO ini adalah kepala RSJ Seongjin, Oh Ji Wang. Tokoh ini pulalah yang “menciptakan” resep-resep unik bagi kesembuhan para pasiennya.

Melalui drama ini penonton diajak meresapi bagaimana rasanya hidup seperti para penderita gangguan mental. Ada yang mengalami bulimia, ada yang mengalami manic, ada yang mengalami depresi, ada yang mengalami PTSD (Post Traumatic Stress Disorders), ada yang mengalami kecanduan alkohol, semua berkumpul di RSJ dan mengalami proses penyembuhan masing-masing melalui terapi, konseling, obat, dll.

Ah, saya suka sekali bagaimana drama IOTNBO ini mengedukasi para penontonnya tentang kesehatan mental bahkan sejak dari judulnya : It’s Okay To Not Be Okay.

Ya, betul. Betul sekali. It’s okay to not be okay sometimes because we’re just human after all…..

:’)

Pada setiap episode di dalam drama ini selalu terselip pesan mengenai kesehatan mental. Semuanya sangat bagus dan menyentuh sekali.

Saya ingat betul episode 1 saja sudah disematkan sebuah pesan menukik tentang “menghadapi trauma”. Sebab jika tidak dihadapi kita selamanya tidak akan “bertumbuh”

Aih, aih, aih……

Dibutuhkan aneka jurnal psikologi positif untuk menyimpulkan kalimat itu tapi hanya dibutuhkan satu drama Korea saja untuk menyampaikannya ke seluruh dunia. Jadi kepingin meluk para tim produksi drama ini tiba-tiba. Huhuhu. Mereka semua sudah bekerja keras menghadirkan drama yang cocok dengan kondisi pandemi yang penuh beban, stress, dan aneka kepenatan hidup lainnya.

Jangan dihilangkan segala kepenatan itu, kawan-kawan. Hadapilah, terimalah, sebab hanya dengan berhadapan dengannya kita akan bertumbuh dan tidak terperangkap dalam jiwa anak-anak.

Nyesssss~~~

Pada episode ke-16 drama ini latar RSJ tetap digunakan, malah digunakan sebagai tempat sakral yaitu perilisan buku dongeng Ko Mun Yeong di mana ilustratornya adalah Moon Sang-Tae. Ah, sangat indah. Sangat membumi. Sangat brilian.

Drama ini juga memberikan nuansa baru soal kata “psyche” yang merupakan asal kata “psycho”. Pada awalnya kata “psycho” ini memiliki nuansa gelap, sadis, kejam tapi seiring berjalannya waktu. Ini juga yang menyebabkan pada episode-episode awal ada background music berupa orang berbisik “psycho, psycho” setiap Ko Mun Yeong berbuat nyeleneh atau eksentri.

Kepala RSJ, Oh Ji Wang-lah yang memberikan perspektif baru nan mencerahkan tentang kata ini. Menurutnya, kata “psycho” atau “psyche” yang dilambangkan dengan kupu-kupu berarti penyembuhan.

Ya, healing.

Healing for everyone, itu juga kira-kira tema besar kesehatan mental yang dibawa oleh drama IOTNBO ini. Namun bukan healing serampangan melainkan melalui fasilitas professional yaitu psikiater dan RSJ.

Ini juga daya tarik dari drama ini. Bagaimana drama ini membungkus RSJ menjadi sebuah tempat yang aman, nyaman, dan tidak negatif untuk dikunjungi. Ah, apakah ini karena Korea Selatan juga tengah berjuang dengan isu kesehatan mental? Saya tidak tahu juga.

Seperti yang kita ketahui, ada Sulli penyanyi dan aktris Korea yang meninggal dunia karena bunuh diri. Baru-baru ini, salah satu anggota girlband AOA, Mina, juga mengunggah foto yang menjurus kepada percobaan bunuh diri.

Ah, sepertinya bukan cuma Korea Selatan tapi seluruh dunia juga tengah bergulat dengan isu kesehatan mental. Kondisi ini membuat drama ini semakin spesial, sangat-sangat spesial.

Apalagi kalau membahas tokoh Moon Sang-Tae, kakak dari Moon Gang-Tae, luar biasa sekali! Tokoh ini mengidap Autistic Spectrum Disorder. Aktor Oh Jung Se piawai sekali dalam menampilkan tokoh Moon Sang-Tae ini.


Kita para penonton juga bisa menyimak perjalanan bagaimana seorang yang memiliki autisme menghadapi trauma. Yap, tokoh Moon Sang-Tae ini memiliki trauma besar terhadap sosok hewan kupu-kupu yang dia lihat di bros kupu-kupu pembunuh ibunya.

Sangat-sangat menyayat hati.

Secara keseluruhan, menurut saya drama ini sangat sukses membawa isu kesehatan mental mendunia. Bukan hanya satu atau dua tetapi banyak gangguan mental digambarkan dengan sangat bagusnya.

Bukan hanya para pasien RSJ, para “orang normal” pun digambarkan bagaimana perjuangan untuk memelihara kesehatan mentalnya, dari rasa bersalah, misalnya. Ah, it’s very a good healing drama, the best indeed!

Nilai Moral dalam Drama It’s Okay To Not Be Okay (IOTNBO)

Setiap drama Korea membawa pesan moral yang ingin disampaikan kepada para penonton. Entah itu soal keteguhan, kasih-sayang, cinta, pantang menyerah, selalu ada pesan yang ingin disampaikan.

Begitu pula dengan drama IOTNBO ini.

Hal yang berbeda saat bahkan sejak episode 1, penonton disuguhi sebuah cerita yang membetot hati dan jiwa-raga. Ah, ya, betul, sungguh betul sekali. Drama IONTBO ini membawa pesan moral yang kuat, banyak dan hadir di setiap episode.

Penonton tidak perlu menonton hingga 16 episode bahkan mencicipi 1 episode saja sudah ada pesan moral yang begitu kuat ingin disampaikan. Saya belajar banyak melalui drama ini, entah itu soal parenting ataupun soal berdamai dengan diri sendiri.

Saya juga belajar soal mencintai diri sendiri, sesuatu yang seolah tabu untuk dilakukan seorang perempuan apalagi setelah menjadi ibu dan istri. Padahal mencintai diri sendiri itu bukan artinya meninggalkan orang lain, kok. Hehehe.

Salah satu pesan moral yang begitu membekas hadir lewat buku dongeng Ko Mun Yeong yang berjudul “Zombie Kid”. Buku dongeng itu memberikan pesan moral kuat bahwa anak-anak tidak hanya membutuhkan makanan fisik melainkan juga makanan jiwa berupa kehangatan dari orangtuanya.

Saya terharu sekali saat menonton episode “Zombie Kid” tersebut. Ah, sangat related sekali bagi para orangtua.

Saya juga tersedu-sedu pada episode di mana Moon Gang-Tae menyadari “kesalahan memorinya” selama ini. Ibunya yang dia pikir hanya mencintai kakaknya ternyata juga mencintai dia.

Sebuah pesan yang mengaduk-aduk emosi karena disampaikan dengan sangat brilian oleh Kim Soo Hyun yang menangis seolah-olah riil. Ahuhuhuhuhu~ Kim Soo Hyun! Anda bagus sekali wajah dan aktingnya siiih!

#eh

LOL

>,<


Pada akhirnya pesan moral terbesar drama ini saya rasa adalah keberanian. Yap, keberanian memulai perjalanan menyembuhkan diri sendiri. Keberanian menghadapi trauma. Keberanian berbagi beban rahasia. Keberanian menomorsatukan diri sendiri. Keberanian menyayangi orang lain.

Sungguh suatu drama yang berani, berani dalam merebut hati dan perhatian jutaan penikmat dari seluruh dunia.

Buat saya pribadi, hari-hari setelah menuntaskan drama ini adalah hari-hari yang sangat berat. Seolah ada kekosongan di dalam ruang hati yang tidak dapat digambarkan. Sedemikian indah drama IOTNBO ini menghantarkan pesan moral yang begitu indah.

Begitu indah dan begitu mendalam…..

Uwuwuuwuwuwuwu~

CHEMISTRY! CHEMISTRY! CHEMISTRY!

Okeh, mari kita membahas soal chemistry pasangan utama di dalam drama ini, Ko Mun Yeong dan Moon Gang-Tae.

Sejak episode 1 saya menikmati betul akting di antara keduanya. Dapat dibilang, mereka sangat jago lah dalam berakting. Seperti riil semua akting yang ditampilkan oleh keduanya. 


Nah, sayangnya tidak semua aktor dan aktris yang pandai berakting bisa mengeluarkan chemistry tumpah-tumpah saat dipertemukan di dalam satu adegan. Oh, tidak dengan Kim Soo Hyun dan Seo Yea Ji.

Mereka luar biasa sekali chemisty-nya. Ingin menangis melihat mereka berdua di dalam satu adegan dan sialnya hal itu sering terjadi di dalam drama IOTNBO ini sehingga officially saya ingin menangis terus saat menonton drama ini. Huhuhu.

Entah ini bias (pasti iya hihihi) tapi chemistry mereka itu berada di level khayangan, deh! Sungguh tiada lawan tiada bandingannya!

Kim Soo Hyun dan Seo Yea Ji ini memiliki usia mirip, hanya berbeda dua tahun saja. Juga memiliki wajah yang mirip. Juga bernaung di bawah satu agensi yang sama.


Ehem-ehem. Uhuk-uhuk. Langsung saja fans-fans buas sekali membayangkan mereka berdua cinlok alias cinta lokasi. Sayangnya artis Korea tidak sebaper kita, wahai para fans jelata.

Hahahahahaha.

>,<

Saya sendiri sih sudah membayangkan mereka menjalin hubungan diam-diam (LAH SAMA AJA WKWKWKWK)

Yes, ini semua salahkan kepada chemistry mereka yang tumpah-tumpah sampai ke jalanan. Sungguh aneh membayangkan mereka tidak ada perasaan sama sekali. Tatapan mereka tuh sudah cukup untuk melelehkan kutub saking panasnya.

LEEEBBBBAAAY AMAAAT, YA AMPPOOONN

;P

Oh, pokoknya chemistry ini tidak saya masukkan ke kelebihan drama ini karena ini bukanlah sebuah kelebihan. Ini tulang punggung dari drama! Ya! Chemistry Kim Soo Hyun dan Seo Yea Ji ini sungguh luar biasa. Membuat para fans setiap minggunya nungging-nungging gemas melihat interaksi mereka yang begitu serasi, sepadan, dan hot-hot-wow!

Jadi, kalian tidak cinlok nih wahai bapak Kim Soo Hyun dan ibu Seo Yea Ji? Sudah satu agensi lho. Tidak apa-apa lho menjalin cinta dengan rekan seagensi. Hihihihi.

Sungguh luar biasa chemistry mereka tuh sampai episode 1 saja penonton sudah membayangkan akan seperti anak mereka. Sayangnya sampai episode 16 mereka tidak ditunjukkan memiliki anak. Membuat anak sih sudah #eh #LOL

Kalau dari sisi bisnis tentu chemistry ini wajib ada karena toh drama ini hanya akan terlihat riil jika kedua pemeran utamanya memiliki chemistry, betul, tidak? Hal ini diperparah dengan kondisi di mana Kim Soo Hyun dan Seo Yea Ji belum memiliki pasangan.


Setidaknya saat menonton Doctor Jhon saya tahu bahwa saya tengah menonton suami orang yang sedang mencari nafkah lewat berakting (baca: Ji Sung). Ngoahahahahaha. Hal ini menyebabkan saya tidak terlalu berlebihan juga dalam menakar chemistry Ji Sung dan Lee Se Young.

Namuuun semua berbeda di drama IOTNBO ini. Huhuhuhuhuhu.

Kim Soo Hyun memang seapik itu yaaa kalau bermain drama. Di drama My Love From The Star chemistrynya dengan Jun Ji Hyun juga sangat manis. Tapi, tapi, saat itu Jun Ji Hyun kan sudah menikah.

Jadilah fans tidak segila dan seliar saat melihat Kim Soo Hyun dan Seo Yea Ji sekarang. Huft~

Pada akhirnya salah satu alasan untuk mengulangi meonton drama ini adalah chemistry pasangan ini. Begitu alamiah, begitu natural, begitu apik untuk dilihat.

Aih, aih, aih

Fans bucin mari bersatu!

Hahahahahaha.

Saya sudahi review panjang ini sampai di sini dulu, ya. Sekali lagi terima kasih bagi yang sudah membaca sampai akhir.

Terima kasih drama It’s Okay To Not Be Okay! Kamu telah menjadi drama paling hangat dan paling penuh cinta sepanjang sejarah perdrakoran saya.

Sungguh-sungguh sebuah drama favorit sepanjang masa!

#3591kata













Postingan terkait:

6 Tanggapan untuk " Menelusuri Indahnya Kehidupan dalam Drama Korea “It’s Okay To Not Be Okay” (Sebuah Review Drakor)"

Imawati A. Wardhani mengatakan...

Cakep euy review'y. Lengkap dan bikin para bucin kim soo hyun pasti gak rela gak nonton drama ini. Haha..

lendyagasshi mengatakan...

Jadi kalau ditanya sne favorit, kamu susah banget untuk menentukan yaa, Dey...
Hihii...beneran.
Aku susah banget cari celah untuk komen.
Tulisanmu ter-daebak!

Dee_Arif mengatakan...

Ulasannya psikolog pasti beda..
Meski 3000 kata lebih, tetap nggak bosan di baca...
Daebak...

Asri M Lestari mengatakan...

Aku setuju sama semua ulasannya apalagi soal chemistry.

Kayanya akhir-akhir ini gak banyak drama yang chemistry tokoh utamanya kena banget sampe bikin ikutan panas dingin nontonnya.

Luar biasaaa!!! aku gak bakal bisa nulis review sepanjang ini. Mungkin aku kurang bucin. Ah andai aku bisa bucin terhadap sesuatu sampe segininya. hahahaa

dea alias dey mengatakan...

Aaaaaak makasih chingudeul kesayangan-kesayangan akoooh udah pada komen. ihihihihihi

@mba Ima: Yoiiih bias ksh kudu buwanget nonton IONTBO apalagi ini comeback dia setelah 5 tahun tidak bermain drama. What a great comeback ya, huks huks

@mba Lendy : Wah kalau ditanya scene favorit bisa-bisa menghasilkan tulisan sebanyak 3000 kata lagi, Mba! Hehehehe

@mba DK : Aaaaaw, mamaciii mbaaa :*

@mba Asri : Nah! Iya kan betul ya Mba chemistry mereka tuh apa yah, beda gitu. Iya sih, pasangan lain di drakor lain juga "berusaha" memberikan chemistry terbaik. Tapi ksh syj ini seperti "dari sononya" udah punya chemistry. Cinlok, ga nih? Ehemmmm

>,<

Rijo mengatakan...

Spoiler dong, makdey. Pembunuh ibu sang tae ketahuan ga?

Comment