Saya baru saja membaca buku DAKWAH DAN HATI dari Abbas As-Sisi. Sebetulnya buku itu memiliki cetakan terbaru tapi saya hanya membaca cetakan lamanya saja. Isinya luar biasa. Berisi langkah-langkah berdakwah dan menyentuh hati orang lain. Sebab esensi dari dakwah adalah menyentuh hati orang lain.

Selain langkah-langkah, juga terdapat pengalaman sang penulis sebagai da’i. Dalam buku itu diceritakan bahwa sang penulis memiliki cara yang unik untuk berkenalan dengan orang lain sewaktu menaiki trem. Dia akan memilih berdiri dan menginjak dengan sengaja kaki orang yang ada di sebelahnya. Dari situ, sang penulis akan meminta maaf dan memulai perbincangan. Subhanallah. Begitu kreatifnya Abbas As-Sisi. Pada waktu itu, dia memang belum diajarkan bagaimana langkah-langkah memulai perkenalan yang lebih ahsan.
Dakwah ini memang dimulai dari perkenalan. Mau tidak mau seorang yang berdakwah harus mengenal objek dakwahnya. Wah, saya terkesan sekali. Pengalaman sang penulis tidak hanya itu saja. Masih banyak pengalaman lainnya.
Selain itu juga terdapat cerita Mushab bin Umair, da’i pertama yang ditugaskan ke Madinah oleh Rasul. Penampilan Mushab memang menarik. Apalagi ditunjang oleh pengetahuannya yang luas. Tidaklah salah apabila dia yang ditugaskan berdakwah pertama kali di Madinah. Melalui izin Allah, dakwah Mushab berhasil mengislamkan para kepala suku yang ada di Madinah sehingga Islam lebih mudah tersebar.

Hikmah yang saya petik dari buku ini amatlah banyak.

Bahwa menjadi seorang da’i berarti mempersiapkan pengetahuan, keberanian dan penampilan. Sebab dakwah adalah seni.
Hmm,,saya jadi ingat lagi masa-masa pertama mentoring dulu saat di smp 3 depok. Mentor saya waktu itu tidak pernah memberi materi melainkan cerita kesehariannya yang di olah sedemikian rupa hingga memuat hikmah. Dan itu enak dicerna oleh anak smp yg baru mengenal mentoring. Ya, dakwah memang seni. Seni mengenal dan memikat hati orang lain pada kebaikan.
Soal memikat ini, saya pernah membaca bahwa hanya orang yang memiliki keimananlah yang bisa memikat hati objek dakwah. Istilahnya, bagaimana kita mau memberi kalau kita sendiri tidak memiliki. Subhanallah. Tantangan di jalan dakwah ini memang tidak ringan tapi tidak juga berat apabila kita mengingat surga Allah yang seluas langit dan bumi yang disediakan bagi para du’at-Nya.
Sebab kita adalah da’i sebelum menjadi apapun…

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk " "

Comment