sesuatu yang mengganjal dalam perasaan

4 November 2011

Saya lagi mumet sebenarnya akhir2 ini. Orang-orang yang saya intrikkin buat masuk MPM eh di pretelin satu demi satu.. sedih bener deh.
Hari ini saya gak ngampus. Biasa, kalo lagi ada masalah, coping pertama saya adalah hipersomnia. Ga baik sih tapi semua orang punya coping stress masing2, rite?

Hmm. Tadinya saya merencanakan ada 5 orang yang akan jadi MPM psiko 2011. 5 orang terdiri dari 1 angkatan 2008, 2 orang 2009 dan 2 orang 2010. Sebuah komposisi yang menurut saya sudah pas. Ketika Oktober 2011, si angkatan 2009 kan bisa mundur dari MPM dan maju suksesi untuk menjadi MPM psikologi 2012. Sebuah rencana yang sudah saya pikirkan MATANG-MATANG karena MPM wajib terdiri dari 4 orang kapanpun juga sehingga eksekusi rencana ini mulai saya lancarkan sejak tiga minggu lalu dengan mendekati satu persatu orang-orang calon MPM…



Tapi apa mau dikata.. satu hari menjelang penutupan pendaftaran MPM, rencana Allah berlaku atas rencana saya..

Saya berusaha memaafkan diri saya sendiri dan orang-orang itu. Saya berusaha memahami konflik internal dan konflik amanah yang mereka rasakan sehingga mundur dari ajang suksesi untuk menjadi MPM psikologi 2011. Saya menyesal saya masih sangat sedih hingga detik ini…. (jam 10 malam tanggal 4 November 2010)

Saya adalah orang yang emosional secara harfiah.. Dalam hidup, saya ingin sekali diterima secara sosial sekaligus semua rencana saya terlaksana..


Betapa lugunya saya…


Dan di sinilah saya sedang mumet2nya, sodara-sodara…. Apa yang harus saya lakukan???
Barusan saya mendapat sms dari PO kepanitiaan suksesi yang menanyakan bagaimana jika ia mundur untuk menjadi MPM? Karena tidak ada lagi orang yang mau maju menjadi MPM...


Ah, bukan, bukan tentang itu. Saya malu dan takut mengakui ini kesalahan MPM saya yang tidak mempersiapkan sejak jauh-jauh hari tentang rencana siapa pengganti kami-kami ini..


Saya mengakui bahwa ketika maju suksesi tahun lalu pun saya memiliki konflik internal dahsyat dalam diri saya pribadi tapi saya bisa mengatasinya dengan ber-husnuzhon pada Allah yang MahaBaik…..dan saya pun mulai kecewa lagi.. Memang, MPM bukan tempat kerja yang penuh publisitas dan kehidupan pergerakan seperti BEM,, atau bisa memanjangkan CV karena MPM melarang anggotanya mengikuti kepanitiaan internal fakultas demi azas objektifitas pengawasan.. Tidak,,MPM tidak bisa semua itu..



Huuuuuooooo-huooooo
Saya sungguh lemah..



Allah, mampukan saya.. Saya tau, Engkau memampukan saya sejak saya disumpah di bawah Al-Qur’an menjadi ketua MPM pada Februari lalu…


Bismillah.. Saya ingin menyelesaikan semua ini dengan rasio seorang laki-laki dan kebijaksanaan seorang perempuan. Allah, mampukan saya!!



(beberapa hal cukup membuat saya bertahan. Salah satunya dukungan dari the-most-inner-cycle saya… di tengah hectic kehidupannya, sempat2nya dia menyatakan siap menjadi tutor pada bulan2 pertama nanti bagi MPM 2011. Makasih ya baik…)

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "sesuatu yang mengganjal dalam perasaan"

Comment