How I Met Your Father


#1 Prolog

Kisah ini kutulis untukmu, sayang-sayangku yang kucintai..

Aku masih ingat kali pertama berjumpa dengannya. Suatu sore di selasar kampus..sore yang sejuk saat aku ingin mendaftar suatu organisasi kemahasiswaaan..

Ayahmu masih tidak terlihat menarik dibanding yang lain pada saat itu. Tidak sama sekali. Tetapi jujur, aku sudah memperhatikannya sejak kali pertama itu. Ada yang berkelebat dalam benakku.

Ia tampak seperti membutuhkan seseorang untuk berbicara.

Ayahmu bukan sosok yang banyak bicara memang. Kali pertama pun ia masih menyembunyikan kecerdasannya.. Ia terlihat sebagai sosok yang sungguh misterius di mataku.

Mungkin ia tau, ia akan terlalu cemerlang jika semua kecerdasannya ia tampakkan..

Aku dan ayahmu berada dalam satu organisasi. Kami di sana hanya ber-empat. Organisasi yang cukup kecil untuk akhirnya aku dan ayahmu berinteraksi dan mengobrol tentang banyak hal.

Dulu ayahmu kulihat sebagai orang yang antipati terhadap orang yang mendekat padanya.
Dulu ayahmu sangat tidak mempercayai orang. Baginya mempercayai orang berarti satu lingkaran tak putus : tabu.

Hari demi hari di organisasi itu membawaku dan ayahmu pada hari-hari penuh interaksi.
Secara tidak sadar, aku pun mulai mengajaknya keluar dari lingkaran hidupnya. Aku mengajaknya masuk ke duniaku yang penuh warna. Penuh canda dan kepolosan..

Dan sepertinya begitulah mulanya ayahmu menaruh hati padaku.

Ia memang laki-laki yang tak banyak kata. Sungguh.

Tetapi ia mulai terusik ketika mulai menyadari bahwa beberapa orang juga menaruh harapan dengan diriku..

Dan sungguh begitulah dari dahulu hingga sekarang ayahmu,Nak,  ia sungguh nekat jika berkaitan soal dengan siapa diriku dekat, Nak..

#Awal Mula


Sore itu, saat  ia masih duduk di semester lima dan berusia 21 tahun, ia menemui nenekmu, alias ibuku, ya, dia menemui ibuku..

Apa yang hendak dia katakan, pikiranku bertanya-tanya..

Ternyata dia “memintaku” secara serius kepada nenekmu, Sayang...

Itulah kali pertama aku melihat kesungguhan di matanya.. Kesungguhan memperjuangkanku sebagai ibu dari anak-anaknya.. Walaupun aku dan ayahmu baru dipersatukan oleh Allah 4 tahun setelah sore itu, Sayang..





#2
-Rumit Berpola

Nak, ayahmu adalah seorang yang rumit.. Caranya mencintai sangat rumit..

Kali pertama ia mengagumiku, ia mengirimkan cuplikan surah Al-Qur’an tentang bidadari..

Setelah meminta diriku secara serius kepada Nenekmu, ayahmu pun bingung. Bagaimana bisa dia begitu nekat? Kuliahnya baru mencapai semester lima dan diriku di semester tiga.

Badai serentak datang. Angin berhembus kencang.. Kenyataan tak seindah harapan....

Aku dan ayahmu gagal pertama kalinya bersanding..

Itu baru kali pertama, masih ada beberapa kali coba untuk bersanding tetapi Allah memang belum mentakdirkan kami menikah, sayang.

Dulu, kami begitu kekanak-kanakan, nak.. Jangankan berpikir apik, ketika kami marah pun, kami merasa tiada satu pun yang memahami..

Mengapa orang ingin menikah saja dilarang??? Sementara yang berpacaran boleh2 saja??begitu pikiran kami berkata....

Dan roda kehidupan membawaku dan ayahmu kepada banyak pilihan demi pilihan.. Kami mengembara dalam beragam jenis peristiwa..

Banyak prasangka yang muncul antara aku dan ayahmu.. Banyak kata “Lupakan” yang berseliweran di antara kami.. Jujur, aku pun sempat meragu bahwa mungkin ayahmu bukan jodohku.

Memang bukan, Nak,,.. bukan pada saat itu.

Satu hal yang selalu kukagumi, ayahmu adalah seorang yang lembut tetapi berprinsip.. Ia selalu memegang teguh prinsip kebenaran yang ia yakini.. Ia tak ingin menyakitiku tetapi ia lebih tak ingin menyakiti perasaan orang tuanya yang menginginkannya menunda pernikahan demi kebaikan semua..

Ah, waktu..

Allah membawaku dan ayahmu dalam waktu yang bermacam-macam..
Hingga kepada waktu (akhirnya) kami dipersatukan :”) –cont’d-


#3
Pada Akhirnya

Ini tahun ke-empat, Nak. Tahun ke-empat ayahmu menjadi satu nama yang membayangi selalu dalam hidup.. Bayangannya memang pasang dan surut. Tetapi tak pernah benar-benar lenyap dari sisi. Ayahmu adalah seorang yang rumit. Cita-nya membawaku pada mimpi tentang kalian..

Hingga akhirnya, Allah benar-benar mengizinkan kami untuk bersama...


Ketika kisah ini begitu rumit dan terasa panjang, mungkin satu-satunya alasan karena ayahmu memang sosok yang sangat spesial sehingga prosesnya tidak boleh biasa-biasa saja...

Ayahmu memang bukan laki-laki biasa.
Ia selalu menjagaku melalui caranya berinteraksi...




# H-20 pernikahan.

Kini kami berada di hari-hari menjelang pernikahan...
Kami mengurus segala administrasi pernikahan,nak.
:)
Ada satu kejadian yang membuatku haru-biru..

Ayahmu menyisakan kolom tanda tangan kosong form calon mempelai dan baru menandatanganinya di rumah pak RT, nak..

Ia mengambil pulpen perlahan.. Menarik nafas perlahan..Mengucap basmallah..dan membubuhkan tanda tangannya di kolom tanda tangan

Ah, aku jadi cemas dibuatnya..
Aku cemas. Ayahmu sungguh laki-laki baik dan spesial. Sangat..
Ia membuatku cemas bisakah aku menjadi bidadarinya yang selalu menyenangkan hati.

Ayahmu menjagaku sebaik-baiknya.
Bersyukurlah selalu pada Allah, nak. Ayahmu selalu dan selalu menjagaku di persiapan pernikahan..
Ia menolak keras ide berboncengan di motornya ketika mengurus ke sana ke sini administratif pernikahan.

Dan kami pun berjalan kaki jam 12 siang.

Tapi aku bahagia. Sangat bahagia malah.
Ada keyakinan yang membuncah. Bahwa dialah laki-laki, ayahmu yang mengerti bagaimana mencintai perempuannya dalam rahmat dan ridho Allah..

Ah,
Aku masih ingat ketika menginjak H-10 pernikahan.

Aku begitu tergoda untuk meluapkan kebahagiaan 10 hari lagi menjadi istrinya dengan gelak tawa dan canda mubazir...Dan taukah respon ayahmu?? Ia mengatakan,

“Dea, 10 hari lagi, kapal kita berlayar, Makin perbanyak ibadah.. Siapkan banyak perbekalan”

Hiks
Aku ingin menuliskan ini agar aku tidak lupa. Agar kalian tau, calon ayah kalian sangat-sangat-sangat membuatku bersyukur pada Allah..

Ini untuk kalian...

Aku bersyukur kepada Allah, telah mengaruniai aku calon ayah kalian yang selalu membuatku takjub.

Mungkin dia bukan laki-laki sempurna. Tapi caranya mencintaiku yang rumit itu sangat sempurna melengkapi kepolosanku..

Anak-anakku, aku ingin bilang, calon ayah kalian adalah laki-laki yang mendewasa dalam langkahnya menjemputku.. Aku selalu bangga dan selalu bahagia bisa bersamanya.. Semoga kalian lekas hadir dan menjadi ladang kebaikanku dan dirinya..

Salam sayang selalu dari yang sudah memimpikan kalian sejak lama,
Ibu kalian,
Dea Adhicita.

Oiya, nama calon ayah kalian insyaAllah, JATI NANTIASA AHMAD :)

Postingan terkait:

4 Tanggapan untuk "How I Met Your Father"

dani mengatakan...

subhanallah....nangis bacanya..semoga menjadi keluarga sakinah mawaddah wa rohmah,dengan cinta dunia akhirat yang mengabadi..

Trus menulis dan berbagi,tulisannya inspiring banget

Unknown mengatakan...

aku baca dengan memposisikan diri sebagai anak, dan jadi pengen nangis haru :')

baarakallahulakum wa baarakallahu 'alaikum wa jama'a bainakum fii khaiir, kakak dea nan cantiiik ;)

K. mengatakan...

haaa... such a nice letter :')

farahzu mengatakan...

dea... aku terharu... akhirnya yah... ;') alhamdulillaah

Comment