Disclaimer:
Saelaah
ngomongin cinta lagi nih Dey? Iyak soob, namanya juga random romantis, ahahak
;D
Teruntuk sayangku,
cintaku, suami yang menjadikanku perempuan yang selalu dalam hatinya,
Ya, ini
untukmu, duhai Jati Nantiasa Ahmad.
Hai,
kekasih. Kita duduk hanya berbeda 1 meter. Kita dalam 1 ruangan. Kamu baru saja
sampai ke rumah. Jam di dinding menunjukkan pukul 9 malam.
Kita sudah
tidak seheboh dulu. Kini setiap kamu pulang, yang akan aku lakukan adalah
me-reset semua emosi. Ku harap tidak muncul emosi negatif di wajahku. Maafkan
jika emosi negatif malah keluar lewat ceritaku yang kadang terlalu nyerocos. Upss.
Hai, lelaki
cahaya, yang menerbitkan cahaya, yang memiliki mata cahaya dan senyum cahaya,
padamu aku melabuhkan cahaya.
Ini ibarat
aku menyerahkan seluruh cahayaku untuk kita satukan menjadi cahaya rumah
tangga. Ini bukan soal pengorbanan. Ini tentang cahaya kita yang bersatu dan
semoga itu bisa menerangi anak dan lingkungan sekitar kita
Sayangku,
yang sedang berkutat dengan Tesis. Maafkan jika aku sering lupa berterimakasih.
Sampai kamu kadang kaget dan tersenyum simpul seakan berkata “Tumben nih”, saat
aku berterimakasih…
Terima
kasih sayang, bukan untuk genggaman atau pelukan seperti dulu, tapi untuk
tanggung jawab dan kebijaksanaanmu dalam menaungi keluarga
Terima
kasih sayang, untuk ikhtiarmu setiap hari menjadi kepala keluarga yang mencari
rizki. Untuk peluh, kesal, penat, semua energi negatif sebab berjibaku dengan
pekerjaan atau kemacetan, terima kasih banyak, sayangku
Jika ada
yang ingin kutulisi surat wasiat, itulah pasti pertama adalah dirimu
Cintailah
Allah sebaik-baiknya. Selalulah begitu, sayangku. Sebab kompas kita adalah
Allah.
Kepada-Nya lah kita menghadap, mengadu, meminta, memohon, dan pada
akhirnya kelak akan kembali.
Hai, lelaki
cinta yang cintanya tak kunjung usai, jangan takut pada masa depan. Masa lalu
adalah rizki. Dan masa depan adalah rahasia Illahi
Terimakasih
selalu mengupayakan kepastian masa depan, keselamatan, dan yang lainnya. Kamu
sudah cukup menunjukkan betapa besar cintamu pada anak kita.
Cintaku,
aku menduga
kamu kaget dan kecewa akan progressku sebagai istri yang kadang jalan di
tempat.
Masak ngga bisa. Mengasuh anak, ngga sabar-sabar amat, tapi masya
Allah-nya kamu selalu menjadi pendukungku nomor satu…
Sayang,
kesayanganku,
apabila ini
yang dinamakan kekaguman, ya mungkin inilah wujud cintaku, sedari dulu aku
kagum dan biarkan rasa kagumku selalu menang, walaupun saat aku kecewa denganmu
Ya, sayang.
Kamu kadang mengecewakanku.. Tapi lagi-lagi pertanyaannya, suruh siapa
menggantungkan harap pada manusia, Dey??
Cukuplah
Allah saja. Lillah, untuk Allah saja..
Dan
kecewaku tentangmu pasti tidak sebanyak kecewamu tentangku…
Maafkan aku
ya sayangku
Maafkan aku.
Kita
sekarang sulit menemukan waktu-waktu mencintai berdua seperti dulu.
Cinta kita
berubah. Berubah dalam banyak bentuk
Berubah
lebih baik, begitu yakinku padamu
:”)
Belum ada tanggapan untuk "Cinta yang Berubah"
Posting Komentar