Geli-geli
unyu pas awal nonton Married At First Sight (MAFS) ini deh. Awalnya mah iseng
doang. Asli dah. Makanya jangan iseng, Dey. HAHAHA. Lama-lama kok ya jadi
seneng dan kepikiran..
Elu mah
apa-apa dipikirin, Dey. Iya doong. Dipikirin dan ditulis di blog. Siapa tau
jadi hikmah. Aseeekk
Di MAFS itu
pasangan dinikahkan langsung gitu pas ketemuan pertama kali di hari pernikahan
mereka.. Sangat unyu dan mendobrak tradisi sih. Secara ini di Amerika gitu loh
(kebetulan saya nonton seri yang di sana). Di Amerika kan orang yang udah punya
anak belum tentu nikah kan?
Biasanya yang nikah ya udah lama kenal lama pacaran
kalau bisa lama berhubungan seksual. Heugh. Langsung eneg
Emang sih
ini reality show yak, boong dan dikarang bisa aja. Yaiyalah kamera dimana-mana
mana bisa kita jujur? Aseeeekk.
Tapi ada
beberapa sisi yang menarik untuk diobservasi sih..
Sebenernya
dalam Islam bisa dibilang MAFS ini bisa-bisa aja terjadi. Konon dahulu kala
para ikhwan akhwat kalau mau nikah, ya tukeran CV via murobbi, bener-bener
minim interaksi, atau bahkan ngga interaksi sama sekali, tau-tau ketemu di meja
akad depan penghulu.
WOW,
bener-bener menakjubkan.
Walaupun
nih yaa, setau saya nih yaa, dibolehkan bagi laki-laki melihat perempuan yang
akan dia lamar. Ini konteksinya melihat tidak dengan membuka aurat yaa. Minimal
mukanya lah yaaa.
Kalau
cocoklogi ala saya sih bilangnya ini maksudnya biar laki-laki itu bisa
menentukan atau meresapi kira-kira bakal ada ‘chemistry’ gak nih sama perempuan
ini.
Ya ngga
papa juga sih ngga ketemuan.. Syaratnya nikah kan ngga mesti ketemuan antara
mempelai laki-laki dan perempuan. Bahkan saya pernah nonton kisah Gus Dur yang
menikah dengan istrinya hanya ijab qobul dengan ayah istrinya sementara istrinya
di kota yang berlainan..
ANOTHER
WOW..bener-bener mencengangkan
Makanya
sebenernya MAFS ini seru sih. Dari awal juga udah dibilang kalau acara mereka
ini bisa dikategorikan sebagai ‘social experiment’.
Pasangan-pasangan
yang sangat canggung satu sama lain..yang saling adaptasi satu sama lain…yang secara fisik belum pernah bersentuhan...
Hmmm
sebenernya beda tipis yak sama pasangan-pasangan yang menikah dengan cara yang
Islami.
Minimal pas
pertama kali suami meletakkan tangan di pinggang demi fotografer nikahan, rasanya jantung mau lompat dan nyaris nabok suami. Hahahaha *curhat* :P
:P
Islam tau
banget kebutuhan manusia…Bahwa yang biasa akan menghilangkan rasa…Bahwa
pernikahan adalah penyatuan sakral nan khusyuk antara dua manusia yang
benar-benar asing tapi bersepakat akan mencintai dalam ajaran-Nya.
Kebayang
kalau udah lama banget pacaran atau malah udah lama berhubungan seksual, pasti
pernikahannya akan kehilangan makna. Jadi seremoni biasa. Atau malah sekedar
melengkapi dokumen negara aja agar dapet asuransi. Hiks hiks.
Sungguh deh, canggung-canggung di awal pernikahan itu yang unik dan akan selalu terkenang.
No, saya ga
menyarankan untuk menikah dengan orang yang baru bertemu di meja akad sih ya….Saya
tetap menyarankan untuk bertemu dulu dan si laki-laki diperbolehkan melihat
perempuan (perempuannya jangan bales menatap ah nanti kebayang2 lhoo), untuk
mengenali dari keluarganya, untuk istikhoroh, untuk melakukan langkah-langkah
menuju pernikahan yang Islami
Yang ada
batasannya, ada panduannya, dan selalu berhati-hati..
Ya,
berhati-hati. Sebab syaithon menggoda dari segala penjuru.. Jadi setelah
lamaran pun tetap menjaga adab karena belum ijab qobul kan, ya berarti adab lawan
jenis seperti biasa.
Huffff.
Another
sotoy type postingan yang keluar nih. Ya pokonya Married At First Sight menarik
untuk dicermati, sebab saya jadi menemukan lintasan-lintasan pikiran.
Dan sebab
saya jadi bisa senyum-senyum sendiri inget manisnya kecanggungan sebagai suami
istri baru.
Eaaaaa ;)
Belum ada tanggapan untuk "Married At First Sight"
Posting Komentar