Yess it is.
Ini menyedihkan dan membuat saya gusar akhir-akhir ini. Pada kemana sih ikhwan?
Hey you
ikhwan sholih nan rupawan di luar sana,
ini tentang
akhwat yang menangis lamat-lamat dalam tahajud
ini tentang
akhwat-akhwat tangguh yang siap berbagi mengabdi dalam sebuah biduk
ini tentang
akhwat yang semakin kebingungan menapaki usia biologis yang berdetak
ini tentang
akhwat yang senyum pilu setiap pergi memenuhi undangan walimah
atau justru
tentang kamu sendiri
lelaki yang
terlalu sibuk berkutat pada hal non prioritas
lelaki yang
gagal memajukan usia kedewasaannya
lelaki yang
abai tentang panggilan tanggungjawab sebagai imam
lelaki yang
terlalu maju mundur atas perasaan sendiri
lelaki yang
ciut nyalinya mundur dari proses taaruf dengan alasan sangat cheesy
………
………
Pada kemana
sih ikhwan? Sini, jemput takdir kelelakian kalian
Jangan
maunya yang muda-muda aja napa sik. Sebaya itu ngga haram kok. Sebaya itu
mendewasakan. Sebaya itu meneduhkan
Pada kemana
sih kalian? Jiper sama para akhwat? Akhwatnya aja kalem sob. Setiap akhwat
tangguh juga lembut sebab paham hak kewajibannya dalam sebuah biduk
Huft.
Ini posting
super tendesius dan emosional (kaya lo ga emosian aja Dey) tentang teman-teman
saya, atau temannya teman saya,
Para
perempuan itu, akhwat sholihat, yang merajut asa untuk sebuah pernikahan. Dan
berikhtiar menemukan kalian, hey para ikhwan
Please,
mendewasalah, bersiaplah, sapalah akhwat-akhwat di angkatan kalian
Ah elah.
Udah lah. Lagi eneg pisan dan membara banget bahas ginian.
Satu hal
yang pasti, air mata para akhwat yang jatuh di malam-malam tahajud itu ngga
pernah sia-sia....
Ga akan
pernah sia-sia...
Belum ada tanggapan untuk "Kekurangan Ikhwan"
Posting Komentar