Duileee Dea. Hihihi, walaupun judulnya alay tapi kutetap ingin
menuliskannya. Karena sungguh lumayan banyak faedah dari Hanson ini,
sodara-sodara.
So, mari kita buka dengan : Assalamualaikum, semua!
Apa kabar? Semoga baik, sehat, dan tetep dalam agama Islam yes
karena bagaimanapun agama yang benar hanya Islam.
Lah, tapi elu mo bahas Hanson, memang mereka emang Islam, Dey?
Nggak sih, mereka Nasrani. Hiks. Eh tapi kalau dibandingin sama Yahudi,
Rasulullah lebih memihak Nasrani lho.
Secara kan ya mereka itu penganut Nabi Isa 'alaihissalam tapi
kemudian sesat dan menyesatkan. Well, jadi ngelantur kemana-mana tapi semoga
pembukaan ini tetep ada manfaatnya ya.
Okey, jadi grup Hanson ini terdiri dari 3 orang bersaudara asal Tulsa,
Oklahoma yang melejit lewat lagu “Mmmbop” di tahun 1997.
Buat yang belum lahir di saat itu, hmmm, yaaa itu derita kalian yaa kenapa belum lahir. Hihi. Lah, piye toh Dey, emang bisa mesen tanggal lahir, wkwk.
Mereka adalah :
Isaac Hanson pada gitar
Taylor Hanson pada vokal dan piano
Zac Hanson pada drum
Jadi, inilah beberapa hal mengapa seorang Dea sampai jatuh hatinya
ke tiga bersaudara jago musik ini.
Pertama, mereka beneran talented musician
I mean, plis deh, berapa banyak grup band yang menulis lagu-lagu
mereka? Sebagian besar penyanyi apalagi boyband macem SMASH atau CJR gitu mana
pernah coba nulis lagu mereka. Tau-tau ada lagunya yang ditulis ntar malu
sendiri lo, Dey. Wkwk.
Maksudnya Hanson ini menulis semua lagunya. Yep, se-mu-a. Semua
lagu yang mereka nyanyikan di album mereka itu semua adalah hasil karya mereka.
Entah itu sendiri, berdua, atau barengan bertiga.
Menurut saya mantep banget sih ini, ga semua penyanyi juga bisa
menjadi penulis lagu. Hanson membuktikan bahwa mereka beneran jago dua-duanya,
jago as performer dan as song writers.
Kalau diperhatikan lirik-lirik lagunya juga bagus-bagus kok. Ga
vulgar kaya lagu kekinian, ga terlalu cheesy juga.
Kadang-kadang kan lagu sekarang harfiah banget yes, tapi lirik lagu
Hanson kalaupun harfiah bagus sih. Liriknya encouraging semua, ada sih yang
menggambarkan depresi, sedih sih tapi itu sedikit dibandingkan lagu-lagu yang
cherish lainnya.
Dan yang terpenting, lirik-lirik mereka itu dalem maknanya.. Duilee.
Dan yang terpenting, lirik-lirik mereka itu dalem maknanya.. Duilee.
Lirik lagu kesukaan saya ada di lagu “Wish I Was There”
The
sun has fallen
Another day gone without you
My heart keeps calling
I seem to forget my lonely days
Another day gone without you
My heart keeps calling
I seem to forget my lonely days
It's more than a feeling
It's something that can't be explained
It's something that can't be explained
I
wish that I was there1, I wish that I was there
When you're not here, I wish that I was there
I wish that I was there, I wish that I was there
When you're not here, I wish that I was there
When you're not here, I wish that I was there
I wish that I was there, I wish that I was there
When you're not here, I wish that I was there
Tuh kan.. Suka ga? Suka ga? Suka ga?
:’)
:’)
Nggak tau deh lirik beginian aja bikin adem, mungkin karena engkau
receh, Dey. *hihi*
Lirik lain yang sangat-sangat saya kagumi ada di lagu terbaru
mereka yang berjudul “I Was Born”
I
was born to do something
No one's ever done, no one's ever done before
I was born to go somewhere
No one's ever gone, no one's ever gone before, oh
No one's ever done, no one's ever done before
I was born to go somewhere
No one's ever gone, no one's ever gone before, oh
A
slice of the moon is my patch of green
I don't want a ticket to the same routine
I want to see the sights unseen
I want the extraordinary
I don't want a ticket to the same routine
I want to see the sights unseen
I want the extraordinary
Everybody's waking to the same clock
I could never be another chip off the block
I could never be another chip off the block
'Cause
I was born to do something
No one's ever done, no one's ever done before
I was born to go somewhere
No one's ever gone, no one's ever gone before
No one's ever done, no one's ever done before
I was born to go somewhere
No one's ever gone, no one's ever gone before
I was born to be someone
No one's ever been, no one's ever been before, oh
No one's ever been, no one's ever been before, oh
Ada banyak lirik-lirik bagus lain dari Hanson. Sampai-sampai ada
fans yang bikin tattoo dari lirik lagu mereka!
Padahal Hanson ini sama sekali ga ada yang tattoo-an lhoo. Another
things that I love from them. Ihik ihik. Jarang bener kan di jaman sekarang
musisi ga tattoo-an. Bukan musisi aja pada merajah tubuhnya gitu. Ampun,
bener-beneran ya ampuuun. Padahal tau ga sih, merajah tubuh alias tattoo itu
bikin kita ga bisa donor darah tauuuk.
Ya mereka ga kesono kali Dey pikirannya. Wkwkwk.
Okey, lanjuuut.
Selain menulis lirik lagunya sendiri, Hanson terbukti bertalenta
karena masing-masing mereka bisa memainkan alat musik.
Isaac bisa main piano, gitar, dan drum
Taylor juga bisa main ketiganya.
Zac juga bisa main ketiganya.
Keren yak? Hehehehehe.
Kadang suka lucu liat orang-orang komentar bahwa
One Direction itu ga bisa dibandingin karena mereka sama sekali ga
se-bertalenta Hanson. Ah, no comment ah. Ga suka sama One Direction karena pada
songong sih. >,<
Di kebanyakan lagunya Hanson selalu berpegang pada formasi awal
yaitu Isaac pada gitar, Taylor pada vokal dan piano sedangkan Zac pada drum.
Tetapi di banyak lagu lain mereka sering bertukar posisi.
Dan ini yang membuat para penggemar pada nggilani alias histeris,
hehe. Yaa, keren gituu siiih. Biasanya lihat Zac di belakang drum terus main
piano. Tisu mana tisuuuu, lap iler maaak. Hihi…
Semua Hanson juga pernah jadi lead-vocal. Ini dia juga bukti
talenta musik mereka.. Taylor memang hampir memegang lead-vocal di sebagian
besar lagu tetapi ada lagu-lagu lain yang dinyanyikan oleh Isaac dan Zac.
Yak, tisuuu mana tisuuu. Lap ileer maaak. Hahahahaha.
Droolling amaaat ini liat semuanya jago main musik + suaranya
baguuus. Mohon maap nih boyband lain kan seringnya lip sync aje ye kaan. Hanson
ini ga pernah lip sync, mereka selalu menyanyi dengan suara asli mereka..
Wah, keren amat ya kaaan. Bahkan Hanson ini lebih keren pas
akustik, waduh waduh… Kerennya itu bikin banyak penggemar Hanson bertahun-tahun
menyukai mereka meskipun usia sudah tidak lagi muda.
Kayak elu yak, Dey? Yahahahaha… ;p
Kedua, Mereka Nikah dan Punya Anak, Ga LGBTQ
Nah! Ini dia yang maha penting! Musisi jaman sekarang jarang amat
yang lurus yak orientasi seksualnya..
Yaaa kita juga ga boleh ngejudge sih tapi kan yang nampak ya yang
bisa kita judge. Hihihi. Hanson ini semuanya menikah di usia relatif muda.
Bahkan beberapa fans yang kesel bin sirik banget suka teriak di konser:
WHY YOU GUYS ARE MARRIED!!!
Dijawab dengan bijak dan super clever dong ah sama Taylor Hanson :
BECAUSE WE MET THE MOST INCREDIBLE WOMEN IN THE WORLD
:’)
:’)
:’)
:')
:')
:')
:')
Fans, please... Terimalah saja.. Mereka berbahagia dengan istri
masing-masing..
Ini juga jadi gunjingan media mengingat mereka semua menikah di
usia muda (muda banget malah). Taylor menikah di usia 19 tahun. Zac menikah di
usia 21 tahun. Isaac di usia 23 tahun.
Ya ampun, muda banget kan.. Apalagi di dalam masyarakat Amerika dan
di kalangan musisi. Mending kumpul kebo aja ama pacar ye kan.. Mending punya
anak tapi ga nikah aja ye kan… Mending yang busuk-busuk lainnya.
Tapi Hanson bersaudara ini pada nikah. Dan istri-istri mereka masih
tetap sama alias ga ada yang terjebak nikah-cerai ala selebritas. Huhuy.. Sedap
yak? ;’)
Kini di usia mereka yang memasuki 30 tahun, mereka sudah memiliki
anak-anak. Isaac memiliki 3 anak, Zac memiliki 4 anak, dan Taylor memiliki 5
anak.
Sedaaap. Hahaha.
Jarang amat yes, musisi, muda belia, kaya raya,
lalu nikah muda dan beranak-pinak.
Yes, yes, yes, this is why I LOVE HANSON! 😉
Ketiga, Masih Berkarya Lewat Perusahaan Rekaman Sendiri
Mengawali karir dengan hits berjudul “Mmmbop” sebetulnya Hanson nekad
banget pas mundur dari major record dan membangun perusahaan rekaman milik
mereka sendiri.
Tapi ini jadi pembeda banget deh, secara kan yah major-record itu
terkenal suka ga adil atau terlalu mengeksploitasi para musisi yang berada di
naungannya. Nah, Hanson terlindung dari ini semua. Mereka bebas berkarya di
perusahaan rekaman mereka sendiri.
Kontra-nya sih karena ini indie jadi mereka ga diliput media secara
bombastis. Coba perhatikan deh, indie labels selalu gitu. Jauh dari media
mainstream tapi Hanson ga begitu aja menyerah. Mereka menggunakan media sosial
dan website buat mengabarkan karya-karya dan kegiatan-kegiatan mereka.
Terhitung sejak pertama menelurkan album, cuma 1 album mereka di
major labels sisanya mereka berada di 3CG indie labels buatan mereka sendiri.
Mantep sih ini. Enterpreneur iya, musisi juga iya.
Paling mantep adalah ekstensifikasi yang Hanson lakukan. Yap,
mereka melebarkan sayap ga cuma menghasilkan lagu. Sekarang mereka bikin
perusahaan bir sendiri namanya “Mmmhops”. Logikanya sih konon paling enak tuh
nonton konser sambil ngebir.
Karepmu lah, Son. Wkwkwk.
Tapi patut diacungi jempol sih, mereka berkarya dengan usaha
mereka. Memang dasarnya mereka kreatif sih yak jadi banyak ide gitu. Kayanya
ini hasil homeschooling deh. Hanson bersaudara ini sejak kecil homeschooling
sama ibunya di rumah.
Jadi pas mereka jadi musisi mereka ya tinggal ganti home jadi road
karena mereka tur kemana-mana jadinya roadschooling, hahaha.
Keempat, Mereka Tetap Tinggal di Tulsa Alih-alih di LA
Yap, you read it right. Mereka tetap tinggal di Tulsa, negara
bagian Oklahoma, Amerika Serikat. Menjauhi Los Angeles pusat hiburan atau New
York di mana degup bisnis berpusat, Hanson memutuskan sejak meledaknya “Mmmbop”
mereka tetap tinggal di Tulsa, tempat mereka lahir dan besar.
Ibaratnya sih Tulsa itu kota menengah gitulah, ga nyentrik macem
NYC atau cantik macem LA atau kharismatik macem DC.
Keputusan ini diambil oleh orang tua mereka untuk memberikan mereka
realitas “normal”. Ibaratnya lo di luar boleh jadi musisi tapi begitu balik ke
Tulsa, semua normal kembali, lo jadi anak-anak lagi.
Ini bagus buanget sih mengingat Hanson ini mengawali karir mereka
di usia anak-anak, yaitu Isaac 11 tahun, Taylor 9 tahun dan Zac 6 tahun.
Kebayang kalau mereka tinggal di gemerlap LA, lama-lama jadi aneh
deh kaya kembar Olsen, hiks. Atau kaya Britney atau kaya Miley.
Makanya emang udah paling bener dah, Hanson berterbangan
kemana-mana tur, tapi mereka selalu punya “reality check” yaitu Tulsa, sebuah
kota yang hangat, homy, dan shouthern abis!
😉
Setelah menikah dan memiliki anak-anak, Hanson juga masih tinggal
di Tulsa. Dan keputusan ini dirasa paling benar karena anak-anak mereka juga
jadi merasakan kehidupan yang normal, jauh dari paparazi atau anggapan “anak
artis”.
Ya, ya, ya. Kadang-kadang kota besar itu baik untuk karir tapi
buruk untuk jiwa & sosial, ya ga sih? Saya juga suka wondering kalau lihat
gedung-gedung apartemen, apakah mereka bahagia yah tinggal dengan interaksi yang
minim gitu.
Tulsa memberikan perlindungan terbaik agar Hanson tumbuh tetap on
the track..
Ga heran, setiap diwawancarai, Hanson selalu bilang bahwa keputusan
orang tua mereka untuk meminta mereka tetap tinggal di Tulsa adalah keputusan
terbaik untuk menjadikan mereka tetap membumi…
Oiya faktor tinggal di Tulsa ini juga menjadi salah satu yang
membuat Hanson punya ide-ide kreatif memajukan masyarakat Tulsa.
Saat ini setiap tahun Hanson bikin semacam bazaar amal bertema
makanan di Tulsa untuk menghimpun bantuan pangan bagi mereka yang homeless.
Mantap!
This is why I love them! Aaaak~ tisuuu mana tisuuu. Drooollliing. Wkwkwk
;p
Kontranya
Yes, yes, yes. Of course yaak segala sesuatu ada kontranya yaa.
Apaan Dey kontranya menggemari sebuah grup band? Menurut saya sih adanya
kecenderungan idolize them yang mirip-mirip menjadikan mereka sebagai new
berhala di jaman masa kini.
Kalau diliat-liat ciri-ciri idolize itu mirip menjadikan mereka
menjadi berhala alias sesuatu yang disembah..
Mengagumi, mengingat sering-sering, berharap, berkorban.
Nah, kan, contohnya aja ada orang yang nabung sampe kere cuma biar
bisa terbang ke Tulsa pas Hanson Day. FYI, Hanson Day ini hadiah dari walikota
Tulsa yaitu satu hari yang diperingati warga sebagai penghormatan buat Hanson.
Orang yang sampai berkorban berdarah-darah sepenuh hati ini sih
yang menyerempet definisi berhala. Tiati yaa.
Makanya saya setiap suka sesuatu selalu bilang sama diri sendiri,
kesukaan saya ini ga boleh mengganggu ibadah saya, ga boleh mengganggu kegiatan
dakwah saya.
Jadi mereka cuma selipan aja gitulah.
InsyaaAllah saya ga kepikir nabung bela-belain ke Tulsa demi Hanson
Day. Nggak. Saya tuh seneng Hanson karena mereka anti-mainstream..
Di tengah musisi yang acakadul banget hidupnya tapi mereka bisa
lurus-lurus dan bener-bener aja hidupnya. Even they don’t have a tattoo!
Whoa!
Jadi apapun kesukaan kita, ya Hanson ya The Corrs ya One Direction,
semoga mereka-mereka itu punya faedah yang bisa kita bagikan yak…
Yap, sekian recap dari Dea Adhicita tentang alasan-alasan mengapa
dia suka Hanson. Hihihi. Abis ini silakan googling Hanson yaaa.
Saran saya sih langsung googling lagu “I Was Born” aja. Liriknya
dalem, video klipnya melibatkan semua anak-anak mereka kecuali si sulung Ezra
(16 tahun usianya, wow!) yang lagi ada pementasan seni.
Hahaha, gilak Dey sampe segitunya yeee taunya.
Tapi lagu “I Was Born” ini emang uplifting sih, bagus didenger saat
kita bingung, ga tau, ga yakin sama impian, jiyee jiyee
Yowes, Dea undur diri, pemirsah..
Sampai jumpa di tulisan-tulisan berikutnya.
Bye!
2 Tanggapan untuk "Why I Love Hanson"
Wooww, google aahh.. terimakacii sudah berbagi Deeyy, aku suka aku suka baca cara pandang kamuh hehe
I just rediscovered Hanson sekitar bulan Maret 2018. Ga tau tiba2 aja inget lagu MMMBop trus langsung googling :) Wooah ternyata saya ketinggalan amat sangat jauh berita2 ttg Hanson dan selama ini berpikir mereka udah bubar *tepok jidat* Dari hasil googling, makin membuat saya kagum ama mereka dan mungkin sekarang termasuk yg disebut Fanson hahhaha
Anyway I totally agree with your opinion about Hanson. I just bought their documentary DVD Strong Enough to Break. It's really awesome!
Posting Komentar