Terinspirasi Jihan Davincka

Saya sangat, sangat terinspirasi oleh nama Jihan Davincka.

Tak sengaja melihat blog nya pertama kali, meninggalkan kesan. Lama mengubek-ubek blog nya, membawa saya terpahami arti saat ini.

Ah, Jihan Davincka menyelamatkan saya lewat tulisan-tulisannya.
Tiba-tiba saya jadi punya arti dan makna lagi berdiri di saat ini.
Tiba-tiba saya diingatkan lagi tentang hobi saya menulis di blog yang sumpah cuma buat senang-senang saja tapi selalu bisa toh menyampaikan insight buat pembacanya.

Tidak mudah looh jadi ibu di rumah saja.Maksud saya ibu rumah tangga saja gitu.. Melihat lowongan kerja berseliweran dari mana-mana..Melihat peluang kuliah dimana-mana.. Tapi Jihan Davincka menabahkan diri saya sekali loh lewat pengalamannya yang menunggu 25 tahun untuk menerbitkan buku sendiri

Padahal ia sudah punya lintasan ide sebagai penulis sejak usia 8 tahun. Dan ia menerbitkan buku pertamanya di usia 33 tahun.

Ya, when it's time, it is.. :)

Sabar lah dey.

Menunggu lah dengan sopan rapi tapi terencana, kawan. Apapun yang sedang kalian tunggu akan tiba jika memang sudah tiba waktunya.

Jihan Davincka mengajari saya sesuatu yang sangat dalam maknanya.

Akhir-akhir ini saya memang lagi ribut sama diri saya sendiri. Kok saya kayak menjauh dari cita-cita saya jadi psikolog. Kok sepertinya orang lain enak banget bisa kuliah ber-beasiswa ke Eropa. Kok saya diem-diem aja gini di rumah. Dan masih buanyaaak kok yang lain.

Tapi Jihan benar, kalau saatnya memang sudah tiba maka dia akan tiba :)
Kita hanya disuruh Allah menunggu dan tunggulah dengan mempersiapkan saat itu tiba.

Kalau dalam cerita saya, saya menunggu kesempatan kuliah lagi, bekerja lagi, dan toh di atas segala nya saya masih bisa menekuni hobi yang terlihat senang-senang tapi siapa tau berdampak luas buat masa depan saya, menulis di blog.

Ah, jadi ingat kisahnya Salman Al Farisi yang kemarin diceritakan ulang oleh suami saya.

Salman Al Farisi mengalami perjalanan yang bukan main susahnya untuk bertemu Rasulullah SAW. Mulai dari menjadi murid rahib hingga diperjual-belikan sebagai budak. Tapi toh Salman Al Farisi tetap menjaga pendar asa utama nya selalu , yaitu : bertemu nabi terakhir Muhammad Rasulullah SAW...

Hikkss jadi berlinang air mata dan semangat lagi pas denger cerita Salman Al Farisi. Padahal suami saya bukan dalam rangka menyemangati loh cuma lagi mau sharing aja tapi emang dasar jodoh ya dia emang paling mengerti saya luar dalam *ejiyee*

Yap, kini setidaknya saya jadi bersemangat lagi untuk menunggu dengan sabar dan kegiatan positif serta menumbuhkembangkan lagi hobi ngeblog saya.




:)


Lagi dan lagi, terimakasih ya Allah

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Terinspirasi Jihan Davincka"

Comment