Hari Pertama Ksatria Masuk Sekolah Dasar


-
-
-
Wah, akhirnya Ksatria sulung saya satu itu masuk SD juga, pemirsa...

Kalau mau dibilang ga nyangka, beneran ga nyangka juga sih.

Ada banyak kesempatan di mana dia sebetulnya dipertimbangkan kembali mengingat usianya yang belum 7 tahun.

Tetapi berdiskusi kembali dengan guru TK-nya membawa kami sepakat memasukkannya ke SD di tahun ini.

So, bagaimana hari pertama Ksatria sebagai anak SD?

Yang terutama sih, Ksatria diantar oleh banyak orang ke SD-nya.

Dari mulai orangtua sampai kakek-neneknya.

Yap, mertua saya menyempatkan untuk menginap demi mengantar cucunya ke sekolah di hari pertamanya ini.

So sweet bangett yahh.

Ibu saya pun juga ikut serta.

Jadi Ksatria diantar oleh banyak sekali orang.

:')

Sesampainya di SD, ada 2 buah gerbang.

Orang tua pengantar boleh mengantarkan sampai gerbang dalam.

Pagi tadi ketika saya sampai, sudah ada beberapa orang berjubel di depan gerbang dalam itu.

Saya menggandeng Ksatria sampai di depan gerbang dalam.

Saya melihat bahwa anak-anak diminta membentuk antriannya sendiri.

Ada guru yang menyambut dan memakaikan name-tag buat mereka.

Saya pun melepas Ksatria di gerbang dalam sekolahannya itu untuk antri bersama teman-teman barunya.

Setelah itu saya pun agak melipir ke samping untuk melihat dari sela-sela pagar gerbang.

Orang tua lain pun melakukan hal yang sama.

Maklum, kami tidak ingin melepaskan pandangan mata kami. Karena inilah kali pertama kami melepas anak masuk SD.

Lalu tiba-tiba saja entah bagimana ceritanya,

Air mata saya menyeruak keluar.

:')

Ada sebentuk perasaan haru menyelinap di hati saya.

Anak saya sudah besar, begitu bisik hati saya.

Saat melepasnya masuk ke dalam antrian, ada separuh hati saya seolah ikut tercerabut keluar.

Paham, saya paham bahwa itu terdengar berlebihan.

Tapi sesungguhnya saya jadi mengerti bagaimanca cara hati para orangtua bekerja.

Ketika engkau menjadi orangtua, hatimu sebenarnya bukan sepenuhnya lagi milikmu.

Tapi juga milik anakmu.

Itulah mengapa orangtua akan terisak haru saat anak mengalami momen-momen bersejarah.

Semata-mata ada sebuah rasa yang sulit tergambarkan hadir di dalam dada.

Ada seiris kesedihan..

Ada setangkup rasa haru...

Ada sebongkah rasa syukur sudah sejauh ini anak kita mencapai hidupnya...

Paham, kini saya paham rasanya jadi orangtua.

:')

Karena anak memasuki gerbang SD-nya saja sudah cukup membuat saya menangis.

Oh My God...

Apalagi saat anak-anak diminta berbaris, siap-siap sholat Dhuha.

Lalu saya, suami saya, mertua saya, ibu saya, kami semua memberi semangat kepada Ksatria melalui lambaian tangan.

Duuuh, kenapa sih terasa banget feels mengharukannya.

Padahal ini baru sholat Dhuha hari pertama di SD yah, udah dianter keluarga dengan komplit yah.

Hihihihi~

Akhirnya sih saya diam-diam dan terang-terangan bersyukur banget-banget-banget.

Di awal hari pertama Ksatria masuk SD ini terasa sekali dukungan keluarga bagi kami.

Kehadiran orangtua kami (nenek-kakeknya Ksatria) memberi kesan bahwa ini bukan sekedar hari pertama masuk SD.

Bodo amatan dah dibilang lebay.

Sungguh, sejak saya kecil pun, sebelum ada himbauan untuk para orangtua mengantarkan anaknya ke sekolah,

Ibu saya selalu mengantar saya di hari pertama saya masuk sekolah.

Setidaknya kini Ksatria tinggal meneruskan tradisi keluarga ini.

Betapa bahagianya saya melihat senyum dikulum malu-malu di bibir Ksatria tadi.

Dia sangat bahagia, sekaligus sedikit malu, hanya dia yang diantar lengkap bersama nenek-kakeknya.

Heuheuheuheu~~

Nggak apa, Ksatria.

Ini bukti kamu akan menjadi orang penting.

Ini bukti dukungan keluarga terhadap fase kehidupanmu.

Ini hal yang patut disyukuri sedalam-dalamnya.

Alhamdulillah.

Alhamdulillah...

Selamat jadi anak SD, Ksatriaku.

Nanti kalau kamu masuk SMP, kami dengan kerelaan hati, mau kok mengantarmu di hari pertamamu.

Tapi mungkin kelak kamu yang menolak ide itu mentah-mentah.
Wkwkwk

Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk "Hari Pertama Ksatria Masuk Sekolah Dasar"

Nurhilmiyah mengatakan...

Huhuu ikutan mewek... Emberr begitu dehh emang rasanya anak menapaki tangga demi tangga jalan hidupnya. Inpiratif Deyy, thank uu

Comment