Yusa sangat mempercayai mimpi-mimpinya.
Orang lain boleh berkata bahwa mimpi hanyalah bunga tidur, tapi tidak bagi Yusa. Tidak pernah satu kali pun Yusa melewatkan apa yang mimpinya katakan. Yusa kini berusia 27 tahun dan bisa dibilang Yusa selalu sangat mempercayai mimpi-mimpinya. Kepercayaan Yusa sampai kadar totalitas setinggi langit. Kepercayaan Yusa sudah sampai kadar yang unik, brilian sekaligus…mencengangkan.
***
Masa SMP
Arrrgh. Kokok ayam jantan di depan rumah sudah semarak mewarnai pagi hari Yusa. Sudah pagi rupanya, Yusa berusaha membuka mata demi mendengar omelan ibunya dari luar pintu kamar.
Ibu Yusa selalu berteriak-teriak membangunkan Yusa dengan semangat level semangat para
pahlawan melawan Beladan dan Portugis.
Hal itu sungguh dapat dipahami karena ibu Yusa bekerja setiap hari menjajakan sayur keliling ke komplek-komplek perumahan. Sebetulnya kalau mau jujur, suara ibu Yusa dapat disandingkan dengan suara yang dihasilkan oleh pengeras suara masjid dalam hal kelantangannya.
“Yusaa, ayo
bangun, bangun, BANGUUUUNNN SEKARANG JUGAAA! Ini sudah jam 5 pagi. Kamu mau terlambat sampai sekolah atau gimana sih, duh punya dua anak gadis, dua-duanya sama-sama susah dibanguninnya begini sih, nurun dari bapaknya kali yah?
Bangun ayoo banguuun!!”
Yusa mengerutu dalam hati. Ibu Yusa memang masih setengah dendam kepada suaminya yang meninggalkannya seorang diri dengan dua anak, entah pergi kemana.
Yusa pun duduk di tempat tidur, berusaha mengumpulkan nyawa lalu mengambil
sebuah pulpen dan sebuah buku diary bergembok dari dalam tas sekolahnya.
“Iyaaaaa, Bu, iyaaaaaa! Yusa juga udah bangun kok ini Buuuu, ini udah mau ke kamar mandi buat mandi kok Buuuu”
Tentu saja Yusa setengah berbohong. Yusa tidak boleh melewatkan kebiasaan unik terbarunya : menuliskan mimpi-mimpinya.
Sudah sejak satu minggu yang lalu mimpi-mimpi Yusa sangat jelas dan
tergambar jelas di dalam benaknya. Daripada lewat begitu saja, Yusa tertarik untuk
mendokumentasikan mimpi-mimpinya dalam sebuah buku diary bergembok yang dibelikan
kakaknya, Irma, saat ulang tahunnya yang ke-13 dua bulan yang lalu.
Mimpi hari
ini: Siang yang sangat cerah di sekolah Yusa, ada sekelompok kakak-kakak
mahasiswa yang datang ke sekolah, lalu mereka menyelenggarakan penelitian. Semua
anak diminta mengisi kuesioner. Pelajaran olahraga batal dilaksanakan.
Hmm, kalau begitu aku tidak usah membawa baju olahraga hari ini, pikir Yusa di dalam hatinya, kan pelajaran olahraga akan diganti oleh pengisian kuesioner penelitian kakak-kakak mahasiswa itu.
Setelah memutuskan, Yusa pun langsung mandi dan bersiap-siap ke sekolah.
Di sekolah,
pelajaran pertama dan kedua berlangsung dengan lancar. Matematika dan biologi.
Yusa tidak melihat adanya tanda-tanda kehadiran kakak-kakak mahasiswa. Mimpi sialan,
gerutu Yusa, pelajaran olahraga akan dilangsungkan selepas istirahat pertama.
Pak Rudi, guru olahraga sekolah Yusa sangat terkenal akan kegalakannya. Siswa-siswa sepakat memberi nickname Mister Lion kepada Pak Rudi saking galaknya beliau terhadap anak-anak muridnya.
Rawwwr!
Yusa langsung berpikir keras bagaimana caranya agar terhindar dari hukuman Pak Rudi karena tidak membawa seragam olahraga.
Pura-pura sakit? Pura-pura muntah? Kabur dari sekolah lewat
pagar belakang?
Saat sedang
memikirkan skenario apa yang akan diambil olehnya, sekelompok kakak-kakak mahasiswa
berjaket almamater warna kuning melewati jendela kelas Yusa. Mereka berhenti di
depan kelas Yusa.
Wajah Yusa
pun langsung berubah sumringah saat kakak-kakak mahasiswa itu berderet di
hadapan kelas meminta izin untuk mengganggu jam pelajaran berikutnya.
Yes! Yes! Mimpiku
benar ternyata, ada kakak-kakak mahasiswa yang datang. Pelajaran olahraga akhirnya
dibatalkan! Horeeee!
***
Masa SMA
Wajah Yusa
bersemu merah, nafasnya terengah-engah akibat mimpi yang baru saja dia alami. Apa-apaan
itu? Kinanta masuk ke dalam mimpinya? Kinanta kan cowo paling menyebalkan
se-sekolah Yusa
Yeah,
bohong deh, gerutu Yusa. Yusa membenci Kinanta karena bersaing di perebutan
juara kelas. Kalau mau jujur, Kinan memang ganteng kok. Lihat saja aura
wajahnya saat tertawa. Kacamata tidak membuat wajah Kinan seperti kutu buku
aneh.
Kinanta
cowo paling pintar dan paling gaul di sekolah Yusa. Yusa membencinya karena
begitu banyak teman-temannya yang menyukai Kinanta. ‘Kaya ga ada cowo lain aja
selain Kinan’ begitu komentar Yusa setiap ada temannya yang histeris dan
menjerit-jerit setiap Kinan lewat di depan mereka.
Yusa dan
Kinanta musuh bebuyutan dalam hal akademis. Ranking di rapor sangat-sangat
dibutuhkan Yusa untuk bertahan di SMA Teladan, SMA terbaik di kota ini. Ya, SMA
Teladan memang sekolah terbaik. Dan karena terbaik itulah harga uang tahunannya
melambung setinggi langit. Namun semua itu sepadan dengan fasilitas yang ada
di SMA Teladan.
Dan sialnya keluarga
Yusa tidak mampu membayar harga fantastis yang dibanderol SMA Teladan untuk
uang pangkal-nya itu. Huh.
Tapi bukan
Yusa namanya kalau pantang menyerah.
Yusa berhasil menjadi penerima beasiswa Teladan, beasiswa yang diberikan kepada siswa-siswi terpilih dari SMA Teladan. Syarat dari beasiswa itu adalah Yusa harus selalu meraih ranking 3 besar selama 3 tahun bersekolah di Teladan.
Dan tebak siapa yang bersaing dengan ketat untuk meraih 3 besar itu? Ya, dia adalah Kinanta
Di saat teman-temannya asyik mengidolakan Kinanta, Yusa malah membencinya. Ya, dia membenci Kinanta.
Bagi Yusa bisa meraih tiga besar adalah perjuangan mati-matian
setiap semester, setiap hari bahkan. Yusa selalu belajar hingga tengah malam, mengulang-ulang pelajaran setiap
hari, sementara Kinanta?
Setiap hari Kinanta masuk ke kelas, meletakkan tas lalu bertopang dagu. Merenung ala filsuf kata cewe-cewe fans-nya, tapi pose itu yang membuat Kinanta tampak hot, tauuk, Yusaaa, begitu cerocos teman-teman di kelas Yusa.
Hot dari Hongkong!
Kinanta tidak menarik buat Yusa. Dia penghalang bagi mulusnya prestasi Yusa di sekolah. Parahnya lagi, Kinanta terlihat tidak keras-keras amat saja dalam belajar tapi mampu meraih nilai terbaik
bersaing dengan Yusa.
Grrrr.
Semua ini membuat Yusa berkesimpulan ada tiga
pilihan mengapa Kinanta mampu meraih nilai bagus
A. Kinanta
punya segala kunci jawaban setiap ulangan
B Kinanta menyuap
setiap guru setiap mata pelajaran
C. Kinanta memakai
ilmu shir hitam dukun santet dan sejenisnya
D. Kinanta
memang jenius, sekali membaca buku pelajaran langsung semua pelajaran di buku itu tertempel habis-habisan
di kepalanya.
Lalu kenapaaaa~Kenapa kok bisa-bisanya ada wajah Kinanta yang sedang tersenyum semanis madu berjalan bergandengan tangan mesra dengan Yusa.
Kenapa pula di dalam mimpi itu mereka berjalan berdua di taman hiburan outdoor dengan aneka jenis permainan dalam suasana semesra-mesranya sebuah suasana... Dengan kata lain jika bisa dirangkum situasi dan kondisi atara dua lawan jenis di dalam mimpi : Yusa dan Kinanta adalah sepasang kekasih.
This is
impossible.
Buat apa Kinanta
hadir dan menjadi sosok kekasih di dalam mimpi Yusa?
Apa ini
artinya Yusa harus menggebet Kinanta juga seperti teman-temannya? Tapi mimpi-mimpi
Yusa tidak pernah ada yang meleset.
Tidak pernah
meleset, semua memprediksi kebahagiaan jika dan hanya jika Yusa mengikuti
mimpi-mimpi tersebut.
Huft, Yusa
menggerutu di dalam hatinya. Demi mimpi, baiklah, akan kulakukan sebuah
pergerakan terhadap seorang Kinanta Ahmad. Huh!
Di sekolah,
saat bel istirahat berbunyi, Kinanta terlihat melenggang keluar kelas. Yusa
berusaha mengejarnya.
“Kin!
Tunggu! Ada sesuatu yang mau aku tanyakan, Kin...Jadi gini,Kin, aku mo tanya apa boleh aku minta waktumu sepulang sekolah, err, jadi gini, aku ada beberapa hal yang belum kumengerti tentang pelajaran fisika tadi, dan kamu adalah orang paling pintar tentang fisika di kelas ini, dan di
sekolah ini, jadi apa boleh aku minta waktumu sebentar sepulang sekolah untuk mengajariku?”
Yusa merasakan
hati-nya berdebar-debar saat menanti jawaban dari Kinanta. Satu detik. Dua detik Tiga detik. Wajah Kinanta
mulanya tampak bingung, namun sedetik kemudian senyum cerah nan memukau-nya
muncul. “Boleh, Yusa. Sepulang sekolah aku akan mengajarimu Fisika”
Yusa langsung berteriak
girang di dalam hatinya. Yes! Yes! Satu pergerakan mendekati Kinanta berhasil dilakukan oleh Yusa di hari ini.
Yusa yakin siang hari ini adalah permulaan yang bagus untuk membuat Kinanta takluk dan akhirnya tercapailah adegan di mimpi Yusa tadi malam itu.
Tidak boleh ada seorang pun yang menghalangi Yusa untuk mewujudkan semua mimpi-mimpinya. Tidak juga kebencian. Tidak apapun juga. Semua mimpi Yusa harus terwujud dengan sempurna...
***
10 Tahun
Kemudian
Yusa meletakkan
cangkir berisi teh hangat di meja ruang tamu. Sesosok laki-laki tengah asyik di
teras rumah mereka menyirami aneka tanaman yang bergelantungan di pot-pot berwarna
putih.
Sambil
membelai perutnya yang tengah hamil8 bulan, Yusa berjalan perlahan untuk
memanggil suaminya.
“Kin, teh-nya
sudah siap, yuk kita ngobrol di dalam”
Kali ini
mimpi Yusa tadi malam akan menjadi topik obrolan mereka. Yusa semalam bermimpi
tentang nama anak mereka. Rembulan.
Meskipun USG berkali-kali mengatakan anak mereka berjenis kelamin lelaki, Yusa lebih mempercayai
mimpi-mimpinya.
Mungkin inilah
kali pertama akan ada bayi lelaki bernama Rembulan. Dan sebagai ibunya, Yusa tidak
mempermasalahkannya sama sekali.
Tidak sama sekali.
Semua
mimpiku tentang hal apapun akan kupercayai kuat-kuat, erat-erat, sampai kapanpun juga, desis Yusa
dalam hatinya.
Belum ada tanggapan untuk "Mimpi-Mimpi Yusa (Cerita pendek)"
Posting Komentar