Bapak


Malam ini kok tetiba mau nulis tentang Bapak ya.. Entah kenapa, tapi pasti seizin Allah

Bapak saya udah lama ngga serumah dengan Mamah saya..

Malam ini terasa sekali kalau saya merindukan Bapak.

Bapak,

Bahkan saya ngga tau apakah Bapak akan baca ini, tapi aku mo bilang :

“Pak, di sisi cucu-cucu Bapak, Bapak selalu memiliki tempat. Di hatiku Bapak juga selalu memiliki ruangan. Sebuah ruangan di sudut hatiku, Pak. Ruangannya jauh dari mana-mana, jarang kutengok, tapi bagaimanapun ia akan selalu ada, Pak..

Ruangan itu berisi kenangan kebapakan yang Bapak beri selama aku kecil.. Berkunjunglah Pak, untuk membuat ruangan itu lagi, kali ini di sudut hati cucu-cucu Bapak..

Tetap sehat, Pak.. Klise sekali aku ini. Bapak perokok ulung. Aku bahkan ngeri apa yang terjadi dengan paru-paru Bapak saat ini. Tapi aku selalu mengatakan Bapak tetap sehat yaa setiap kali kita bertelponan

Pak, berjuanglah untuk husnul khotimah. Pernikahan yang rusak, bukan akhir segalanya. Minimal berjuanglah untuk membahagiakan diri sendiri, kami ingin Bapak bahagia, lalu membahagiakan cucu-cucu Bapak dengan kebahagiaan yang Bapak rasakan”

Ah, jadi sedih..

Kata siapa perceraian ngga membekas, kata siapa ada perceraian baik-baik

Ngga ada kokk. Semua perpisahan itu menyakitkan, tapi selamanya selalu ada rinai air mata kerinduan jika mengingat Bapak

Saya tau semua pasti ada hikmahnya, saya hanya ingin semua orangtua hidup bahagia mengerjakan amal sholeh mengejar husnul khotimah di usia lanjutnya..

Pak, aku rindu dan berjuang mengabaikan rindu atas ayah sendiri ternyata ngga mudah ya?

:’)



Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Bapak"

Comment