Pentingnya Buku Harian


-
-
-
Salah seorang sahabat saya, Anisa Milky menyarankan saya untuk memiliki buku harian.

Katanya buku harian itu sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki oleh seorang perempuan.

Dengan adanya buku harian, seorang perempuan akan bisa melihat lebih jelas :

- Apa yang dia pikirkan

- Apa yang dia rasakan

Waaaaaaah. Brilian banget yah saran sahabat saya satu itu, uhuy~

Perempuan itu makhluk dengan fitrah sebagai seorang yang perasa.

Cuma seringnya dia berputar-putar terjebak dalam lingkaran perasaannya.

Solusi? NIHIL.

Baper? IYA BANGET.

Maap nih, Dey, lagi curhat tentang diri sendiri ya ini maksudnya kan? Wkwkwkwk.

Pada akhirnya sih, ngomongin buku harian ini menurut saya sekarang buat saya suka ada 2 kendalanya sih dalam rutin menuliskannya.....

1. Suka ga ada waktu

2. Suka kelupaan

Beda banget sama jaman-jaman masih remaja dulu.

Hampir keingetan tiap malem kalau belum menulis buku harian.

Maklum masih jaman-jaman puber, harus melaporkan semua yang dilaporkan gitu deeeh.

Emang sekarang nggak?

Hahahahaha.

Sebagai seseorang yang sudah menulis buku harian sejak SMP, saya memang yakin banget kebaikan dari menulis buku harian.

Apalagi untuk remaja ya.

Di masa-masa kepala dipenuhi api semangat dan api emosi, menulis buku harian itu semacam penyaluran terbaik dan terdamai banget.

Uwuuuu~

#TEBAR LOPE-LOPE DI UDARA

Jadi inget bukunya Gretchen Rubin yang berjudul Happines Project.

Di sana dia membahas bahwa menulis buku harian bisa jadi pemicu kebahagiaan.

Tapi kata dia jangan setiap hari, supaya ga jadi stress.

Iya, malah jadi stress keburu-buru gitu kalau belum nulis sehari itu.

Hmmm, iya juga ya?

Kalau kata saya mah, menulis buku harian itu kaya menyimpan harta buat masa depan.

Ketika membaca kembali buku harian jaman SMP misalnya.

Saya mendapatkan kata-kata mutiara yang sesuai lhoo sama kondisi saya saat ini.

Iya sih itu jarang banget terjadinya, wkwkwk.

Tapi selain itu, menulis buku harian, juga bisa dianggap sebagai bentuk apresiasi diri sendiri sih.

Karena membacanya lagi kita jadi mengenang lagi apa saja yang terjadi di masa itu....

Bahwa kita sudah melewati kejadian yang berat untuk usia sekecil itu misalnya.

Atau bahwa kita pernah sepatah hati itu tapi tetap bertahan meskipun perih banget terasanya.

#HIKS

#KASIH TISU


Jadi mellow yak, jangan lah~ review drakor aja kalau mau mellow mah, wkwkwk.

Pada akhirnya sih menulis buku harian ini bisa jadi salah terapi juga sih untuk mental kita.

Kegiatan duduk dan menulisnya itu sendiri aja udah satu kegiatan yang bagus buat mental.

Kita fokus pada apa yang hendak kita utarakan di tulisan.

Oiya, dan menulis buku harian itu bebas ya formatnya.

Mau huruf kecil semua. Mau huruf besar semua.

Bebas aja sih kata saya mah.

Kalau pake format-format, yang ada malah kita ga bisa bebas dalam ngeluarin uneg-uneg yang ada di dalam hati.

#HAZEKK

Intinya mah, boleh jadi kegiatan menulis buku harian cocok untuk kita jadikan selingan pada rutinitas kita.

Ga mesti setiap hari.

Mungkin seminggu sekali, kita menuliskan apa saja yang terjadi.

Dan rencana kita kedepannya.

Sebetulnya mah buku harian ini punya banyak versi ya?

Ada yang menyebutnya "stupid notes", tempat menuliskan semua hal yang terbersit di dalam kepala.

Ya, bisa juga sih.

Bisa juga untuk para penulis, buku harian ini versinya adalah "writer's notes".

Di dalamnya kita dapat menuliskan :

- Ide tulisan

- Kutipan dari buku/orang lain

- Adegan yang terlintas di kepala

Yak semuanya tergantung kita lagi dalam proyek menulis apa. Betul gak?

Kalau menurut saya, buku harian adalah semacam pensieve di dunianya Harry Potter.

Pensieve dipakai oleh para penyihir untuk menyimpan memori.

Dan pensieve itu nantinya bisa dilihat lagi kelak di masa depan.

Ya, sepertinya buku harian versi saya adalah pensieve...

:')

Sebuah wadah tempat saya mengeluarkan memori, karena mengandalkan kepala, betapa terbatas memori kita?

Betapa banyak kenangan yang berharga?

Termasuk kenangan bersamamu tentunya, Cintaaah~

#LARI KE ARAH PAK JATI

#AAAAKKK


#PAK JATI LANGSUNG KABUR


WKWKWKWK


Yaudah gitulah kira-kira, ahahaha, jangan lupa menulis buku harian yah, teman-teman.

Bisa berbagai versi, bisa berbagai format, dan berbagai tujuan.

Tapi saya percaya sesuatu yang ditulis dengan tangan dan isinya adalah curahan hati semata, itu memang sungguh-sungguh magical sekali loh..

Kita akan terpukau pada keajaiban pikiran kita sendiri.

Kita juga akan terpukau pada bagaimana kita mem-framing sebuah kejadian.

Ah, pokoknya mah aku cinta buku harian!

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Pentingnya Buku Harian"

Comment