Puisi tengah malam rancu sekaligus kacau
Susah banget buat saya untuk sekedar menggambarkannya saja.
Cuma menggambarkannya saja.
Atau memang disini dunianya orang yang susah bicara?
Tapi saya masih ingin menggambarkannya
Rupanya seperti rasa gulali yang meleleh di mulut
Atau sensasi aneh di perut saat naik kora-kora
Mungkin mirip dengan kepuasan melihat kabut di bawah sana saat ada di puncak gunung
Kadang lama kadang sebentar
Tapi gulali itu selalu berdaya guna setiap saya mau
Dan pergi lagi sebelum sempat saya ucap good bye
Atau seperti tempat pensil yang setia menemani saya
Mungkin saja seperti jilbab pink kesukaan
Atau apapun yang menjadi kesayangan saya
Memangnya semua benda-benda itu mau saya sayangi?
Pertanyaan itu juga kali ya yang sekarang menggantung di tengah2
Entah ada yang sadar atau tidak, saya tetap bergeming
Seperti juga tas hijau saya yang sempat hilang dicuri di musola tapi kemudian kembali lagi
Maka seperti itulah saya mau adanya
Kembali lagi
Setelah dicuri
Berbagi itu tidak selamanya baik?
Tapi saya tetap harus membagimu dengan yang lain, begitu?
Belum ada tanggapan untuk "rasanya ni bukan dea adhicita"
Posting Komentar