Suara-suara hati tak henti bergema. Sejak kehadiranmu, bayi, suara-suara hati riuh rendah bergema..
Serupa hujan di bulan Desember, suara-suara hatiku pecah penuh nada baik ritmis maupun mistis.. Iya, mistis. Sebab segala sesuatu memang masih misterius tetapi aku selalu percaya pada Allah sekecil apapun itu.
Seperti tentang kelahiranmu kelak. Suara hatiku riuh rendah. Bisakah aku? Tentu! Kujawab kencang-kencang. Seperti apa nanti sensasi melahirkanmu? Oh, bayi. Di sini ibu dengan suara hati berkelindan dalam doa beradu dengan waktu..
Ya, ibu mendoakan bahkan untuk setiap detil yang ibu inginkan dari kelahiranmu. Ibu ingin kelahiran yang nyaman, dinamis, penuh ritmis dari dzikir, anakku.. Ibu ingin kamu tak kaget juga nyaman dan bahagia saat perpindahan tak menyenangkan itu dari alam rahim ke alam dunia..
Oh, anakku. Suara-suara hatiku berembun dalam doaku dalam lembar-lemar sholatku. Aku ingin kamu terjaga. Aku ingin kelahiranmu lebih dari baik, nak. Aku ingin kelahiranmu serupa tatapan ibu kepada anaknya. Serupa lembut sentuh pengantin baru. Serupa jatuh daun tertiup. Aku ingin kelahiranmu lembut, cintaku..
Dan biarkan aku sebagai manusia memenuhi syarat Sang Pencipta yaitu Ikhtiar dan Doa. Aku akan mengupayakan yang terbaik untuk rencana kelahiranmu, nak. Dan sungguh, sejauh ini Allah tak pernah menyia-nyiakan amal dan keimanan kita.
Kini kamu mungkin sedang terlelap, anakku.. Tapi ruh-mu sudah hidup. Indahlah bersemi dalam rahimku. Mari dengar aku berceloteh tanya kabarmu atau suara ayahmu yang lembut mendamaikan itu.. Kami mencintaimu, anakku.
Sungguh, kami mencintaimu...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "Suara suara hati"
Posting Komentar