Jadi akhir-akhir ini saya baru ngeh bahwa
peraturan Panwaslu tuh semakin ketat ya.
Salah satunya tentang larangan membawa
anak kecil pada acara-acara kampanye parpol.
Di satu sisi ini membuat senang sih,
dengan asumsi bahwa negara kita makin ramah anak.
Kalau definisi ramah anak
adalah memberikan anak-anak lingkungan yang baik dan kondusif.
Ini juga dengan
asumsi semua kampanye parpol akan berlangsung tidak kondusif ya.
Hmm, padahal sesuai pengalaman saya
waktu kecil, ternyata ada kampanye parpol yang aman-aman saja. Tidak melibatkan
kekerasan, minuman keras, dan pornografi.
Ah, saya jadi terlempar ke masa
lalu.
Waktu itu tahun 1999 kalau tidak
salah, di masjid Al-Azhar, salah satu masjid yang halamannya sangat luas sekali.
Lokasinya di Jakarta Selatan.
Saya diajak oleh ibu saya untuk
menghadiri sebuah acara. Ketika itu saya tidak diberi informasi tentang acara
apakah itu.
Ketika saya tiba dan duduk bersama
ibu saya barulah saya melihat bendera PKS (jaman itu masih Partai Keadilan) berkibaran
dimana-mana.
Ternyata saya menghadiri deklarasi
Partai Keadilan!
Ahahahaha.
>,<
Mengenangnya saat ini saya merasa
bahwa pada jaman dahulu belum ada aturan seketat sekarang. Panwaslu belum
membuat peraturan mengenai larangan membawa anak kecil.
Ketika deklarasi Partai Keadilan
waktu itu umur saya baru sepuluh tahun, saya tidak tau saya akan dibawa kemana.
Tetapi saya bersaksi deh, asli
seriusan, deklarasi waktu itu isinya selain orasi partai tidak ada hal-hal yang
membahayakan bagi anak-anak kecil.
Kembali ke masa sekarang, Panwaslu
menerapkan aturan yang lebih ketat.
Tidak boleh sama sekali membawa
anak-anak dalam setiap agenda parpol di Indonesia.
Ini berdampak baik sih, anak-anak
kan memang belum mengerti apa itu politik ya sebetulnya.
Tetapi flashback sebenarnya saya
juga mendapat efek positif dari kejadian dibawanya saya ke deklarasi waktu itu.
Meskipun masih berusia 10 tahun,
saya sedikit-sedikit jadi memiliki pemahaman tentang politik.
Bukankah salah satu majunya sebuah
negara itu saat anak-anak kecil mendapatkan pendidikan politik?
Dan yang dimaksud dengan pendidikan
politik itu bukan tentang partai saja ya. Tetapi politik juga tentang decision
making untuk masyarakat.
Intinya mah politik yang tentang
eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Tau kan kisah Meghan Markle,
istrinya Pangeran Harry? Dia pernah menyurati senator di usia 11 tahun meminta
sebuah iklan ditarik dari peredaran.
Simply karena Meghan merasa iklan itu
tidak sesuai prinsip pengarusutamaan gender.
Whoa. Saya terpukau lho pas tau hal
itu. Itulah yang menandakan kemajuan sebuah negara.
Saat politik itu bukan barang tabu.
Saat politik bahkan bisa dimengerti anak-anak kecil.
Tetapi saya paham sih, aturan dari
Panwaslu pasti sudah diteliti benar-benar.
Larangan membawa anak-anak itu juga lebih
banyak kebaikannya daripada keburukannya sih.
Dan memang konten kampanye parpol di
Indonesia ini masih banyak yang belum ramah anak.
Huks. Huks.
Ah, ketika saya datang ke deklarasi
waktu itu yang saya ingat adalah bayangan saya bahwa saya dibawa ke Sholat Idul
Fitri.
Itu akibat semua yang saya lihat
adalah orang berbaju putih-putih. Sangat khas seperti adegan sholat id.
Saat acara demi acara berlangsung,
saya sedikit-sedikit paham bahwa itu bukan sholat idul fitri.
Satu, itu bukan bulan Syawal. Dua, orang-orang
itu berbicara terus menerus tanpa sholat.
Hihihihi.
Selain deklarasi partai, saya juga
sempat ikut beberapa kali kampanye partai kita semua (PKS)
;P
Dan semuanya berlangsung baik-baik
saja. Tanpa kekerasan. Tanpa pornografi.
Mungkin itu yang diteliti yah oleh
Panwaslu. Mungkin Panwaslu meneliti kesesuaian dengan psikologi anak-anak.
Hehehe. Nyindir yaa Deyy~maksudnya
saya tidak yakin bahwa Panwaslu sedetil itu menelitinya.
Apapun itu, pada akhirnya sampai
setua ini (30 tahun) kenangan mengikuti acara-acara kepartaian itu tetap
melekat di memori.
Salah satunya karena saya merasakan
bahwa saya menjadi paham dengan dunia partai ya karena hal tadi.
Tetapi menurut saya ini juga bisa
jadi ada dampak negatifnya. Beberapa teman saya yang sedari kecil dibawa ke
acara kepartaian malah antipati sekarang terhadap partai.
Mungkin inilah yang dinamakan bahwa
stimulusnya sama, responnya bisa berbeda.
Kembali lagi, saya pribadi setuju
dengan Panwaslu yang sekarang. Tapi jadinya ya tadi ya, orang tua harus memutar
otak menitipkan anak saat mereka perlu terlibat acara partai.
Hehehe.
Bukan sebuah hal buruk juga. Tetapi saya
pribadi tau bahwa teman-teman di PKS sangat taat terhadap aturan Panwaslu ini.
Anak-anak sama sekali dilarang di
area kampanye. Kalau ada satu-dua yang terlihat, dijamin itu sudah paling
terpaksa sekali deh.
Eh, tapi kembali lagi ke Panwaslu
nih. Ada tidak ya denda atau mekanisme hukuman terhadap orang yang membawa anak
pada saat kampanye parpol?
Sepertinya belum ada sih. Lebih ke
teguran keras ke partai itu.
Ah, apapun itu
Saya masih senyum-senyum sendiri kok
kalau ingat pengalaman-pengalaman dibawa ke acara kepartaian oleh ibu saya.
Hihihi.
Bagi saya itu jaid kenangan indah
sampai saat ini. Minimal saya jadi saksi sejarah bagaimana sebuah partai
berdiri.
Betul, tidak?
😉
2 Tanggapan untuk "Suka Duka Pernah Ikut Kampanye PKS"
Saya suka ni Partai, Kampanyenya tertib, kreatif dan santun.
selalu menngkampanyekan kebaikan walau diluar masa pemilu
#AyoLebihBaik
Wujudkan Impian Anda Disini & Ajaklah Teman-Teman Anda Semua Untuk Ikut Bergabung Bersama Kami Hanya Di http://www.dewalotto.me !!!
Raihlah Mimpi Anda Setiap Hari & Jadilah Pemenang !!
Posting Komentar