Perempuan yang akan saya ceritakan ini adalah perempuan yang sangat-sangat spesial dalam hidup saya.
Tanpanya saya tidak akan terlahir ke dunia ini.
Perempuan ini terluka tanpa dia sadari.
Terluka berulang kali hingga menyebabkan dirinya menyimpan
luka tidak sekali.
Perempuan ini adalah……
Saya memanggilnya Mamah, sebuah panggilan entah siapa yang
menginginkannya, dirinya atau suaminya.
Ah, tidak mungkin suaminya.
Dia melahirkan saya seorang diri, hanya ditemani oleh
adiknya.
Suaminya saat itu entah pergi kemana….
Dia tidak pernah menceritakan kemana suaminya pergi
Kepada siapapun, sampai saat ini bahkan dia tidak pernah menceritakan kemana suaminya pergi saat dia melahirkan.
Dia menyimpannya.
Rapat-rapat.
Sendirian....
Sesungguhnya itulah luka pertama-tama dalam kehidupan dewasa perempuan itu.
Seorang suami yang tidak siap untuk bersungguh-sungguh ingin
mengupayakan kebahagiaan berumahtangga….
Perempuan ini membesarkan dua putrinya nyaris seorang diri.
Suaminya pulang sesekali. Beberapa tahun dalam tiga puluh
tahun usia pernikahan mereka.
Itupun seringnya diisi dengan adu tengkar.
Piring melayang, aneka teriakan, dan perempuan ini
menyembunyikan kedua putrinya di kamar.
“Pegang pisau ini yah, kalau Bapak ngapa-ngapain kalian,
kalian harus bisa membela diri”
Perempuan ini terlalu tegar bahkan hingga masa tuanya kini.
Dia tidak ingin meminta bantuan kepada siapapun selain
kepada Tuhan di atas sajadahnya.
Berkali-kali masalah tercipta karena kebiasannya menanggung
beban sendirian
Kini anak-anak dan menantu-menantunya seringkali mengkonfrontasinya
untuk berbagi beban terhadap mereka..
Perempuan ini adalah….
Perempuan patah hati paling kuat di muka bumi ini…..
Perempuan ini teruji keberaniannya, ketangguhannya, dan kemampuannya
menyembunyikan luka.
Tetapi luka itu kadang-kadang muncul dalam sikapnya yang
kaku, kasar, dan sulit fleksibel.
Anak-anaknya mencoba memahami kepribadiannya.
Anak-anaknya benar-benar menyayanginya.
Menyayangi dirinya yang penuh luka itu……
Kehidupan perempuan ini tidak pernah mudah sejak kecil.
Menjadi sulung dari 4 anak perempuan, dia terpaksa rela
diasuh oleh nenek tiri sampai usia dua puluh..
Perempuan ini diam-diam menyimpan selaksa kerinduan sentuhan
ibu kandung
Banyak kesempatan dia ingin mengatakannya tetapi kedua orang
tuanya sudah cukup sibuk
Perempuan itu menyimpan rapat-rapat kerinduannya….
Menciptakan luka di dalam hatinya yang tanpa sadari dia bawa hingga kini….
Perempuan itu terkenal paling kuat membawa beban hati sendirian.
Sendirian mengadu nasib ke Jakarta di usia belum genal dua
puluh, dia memaksakan ketegarannya sampai ke ubun-ubun.
Tidak ada ruang untuk mengeluh, tidak ada ruang untuk
penyesalan.
Dia bersekolah dan melamar menjadi abdi negara di sebuah
kementerian negara.
Perempuan itu selalu dibilang sukses mendidik kedua putrinya….
Dalam diam dalam air mata dalam luka, perempuan itu membelai
anak-anaknya.
“Jadilah perempuan sholehah…. Jadilah perempuan sholehah…. Jadilah
perempuan sholehah….”
Kalimat itu sebenarnya dia ucapkan untuk dirinya sendiri.
Di hadapan anak-anaknya, perempuan itu selalu disiplin
menegakkan nilai-nilai agama.
Terkadang anak-anaknya merasa ibu mereka tidak benar-benar
mencintai mereka..
Bagaimana tidak?
Perempuan ini memiliki kriteria ibadah keseharian yang
sangat-sangat tinggi.
Saat anak-anaknya tidak bangun sholat subuh tepat waktu,
perempuan itu akan berceramah sepanjang hari.
Saat anak-anaknya tertangkap menonton TV terlalu lama,
perempuan itu akan berceramah sepanjang hari.
Saat anak-anaknya tertangkap mencoba berpacaran, perempuan
itu akan berceramah sepanjang hari.
Saat amak-anaknya belum tilawah Al-Qur’an 1 juz sehari,
perempuan itu akan berceramah sepanjang hari.
Perempuan itu lama-lama dikenal menjadi perempuan yang terlalu
tegas dalam menerapkan nilai-nila agama….
Padahal bagi perempuan itu, agama adalah penolongnya.
Padahal bagi perempuan itu, agama adalah telaga hatinya.
Bersama agama, di atas sajadah, kepada Tuhannya, perempuan
itu mengadukan semua lelahnya....
Mengadukan suaminya.
Mengadukan masalahnya.
Mengadukan bebannya.
Mengadukan tanggungannya.
Bagi perempuan itu agama adalah obat bagi luka hatinya….
Perempuan itu adalah perempuan patah hati yang paling kuat
di muka bumi
Berkali-kali hatinya patah
Berkali-kali hatinya luka
Berkali-kali dia direndahkan orang
Berkali-kali dia menerima semua itu
Diam
Berurai air mata.
Di atas sajadah
Perempuan itu menengadahkan kedua tangannya
Doa-doa dia panjatkan atas setiap ketidakadilan yang dia rasakan
Perempuan itu tidak pernah ingin membalas dendam kepada
siapapun
“Setiap permasalahan yang tidak selesai di dunia akan dibawa
untuk diselesaikan di akhirat……”
Kalimat itu selalu terpancang kuat-kuat di dalam benak perempuan itu..
Kalimat yang terkadang menyulitkan diri dan keluarganya…
Kalimat yang sedang berusaha didobrak oleh anak-anak dan
menantu-menantunya kini….
Kalimat yang sedang berusaha diubah oleh anak-anak dan
menantu-menantunya kini…..
“Mamah, sekarang Mamah harus berbagi setiap ada apa-apa sama
kita ya Mah. Kita selalu ada buat Mamah. Masa kita-kita terkenal suka bantuin
masyarakat tapi sama orang tua sendiri ga ngebantuin… Mamah cerita yah tiap ada
apa-apa yang jadi masalah Mamah”
Perlahan menantunya menggenggam erat tangan perempuan itu.
Mencoba meyakinkan
Mencoba memberi harapan
Mencoba mengirim cinta
Perempuan itu hanya tersenyum tipis
“Iyaaaa. Makasih ya….”
Tidak ada yang pernah tau apa arti senyuman perempuan itu.
Biasanya itu berarti dia akan melanjutkan menanggung segala
patah hatinya sendirian.
Biasanya itu berarti dia akan melanjutkan menangis panjang
di atas sajadah mengadukan setiap masalahnya.
Ah, perempuan itu benar-benar perempuan patah hati yang
paling kuat di muka bumi ini….
Perempuan itu kuat…
Terlalu kuat dalam menanggung semua kesakitannya sendiri….
Perempuan itu adalah ibuku sendiri……
:’)
2 Tanggapan untuk "The Strongest Broken Hearted Woman"
Sediiih bacanya...
Semoga ibunya selalu diberikan kekuatan ya, mba aamiin..
Wujudkan Impian Anda Disini & Ajaklah Teman-Teman Anda Semua Untuk Ikut Bergabung Bersama Kami Hanya Di http://www.dewalotto.me !!!
Raihlah Mimpi Anda Setiap Hari & Jadilah Pemenang !!
Posting Komentar