Jadi Starvision akan merilis film bertema kehamilan remaja yang berjudul "Dua Garis Biru".
Sekitar 2 harian yang lalu udah rilis teaser officialnya gitu.
Dan reaksi netizen Indonesia beragam sih. Ada yang bilang film ini masterpiece.
Ada juga yang bilang kontroversial. Kalau menurut kalian sendiri gimana?
Kalau menurut saya sih begini:
1. Kalau di dalam Islam, yang harus disounding besar-besaran itu kebaikan. Pas ada kejadian zina di jaman Rasulullah pun kalau ada yang mengadu ke Rasulullah, ga tersebar ke seantero kota. Cukup orang-orang terpercaya yang mengetahui.
2. Poin 1 menjadikan saya sendiri agak negatif sih memandang film ini. Karena walaupun ada pesan edukasi yang diharapkan tapi tema besar film ini tetap hal yang buruk : KEHAMILAN REMAJA. Dan itu seharusnya ga usah disounding (dijadiin topik film).
3. Poin 1 & 2 rentan menjadikan saya terlihat kolot, kuno, dan ga openminded. Gapapa. Karena sebenarnya kalau mau ditilik lagi ke belakang, tahun 2000-an ada sinetron Pernikahan Dini yang dibintangi Agnes Monica. Itu juga sama, bertema kehamilan remaja. Nah, mungkin bisa diriset deh itu. Setelah sinetron itu (yang diharapkan mejadi edukasi) adakah penurunan kehamilan remaja?Atau malah menjadi semacam promosi terselubung?
4. Sebetulnya kalaupun mau lanjut jadi sebuah film edukasi alias mendidik, kudu benar-benar mendidik dalam segala artiannya ya moral ya agama. Tapi kalau berdasarkan official teaser-nya saya ga melihat begitu adanya. Huhuhu.
5. Contoh yang saya maksud nih misalnya yah. Di offical teaser terlihat Dara dan Bimo si tokoh utama dinikahkan setelah Dara hamil. Mereka menjalani kehidupan suami istri yang sangat sulit karena usia mereka yang masih remaja.
Part pernikahan sendiri menurut saya udah ga mendidik sih. Huhuhu.
Kehamilan remaja, kalau udah kejadian, maksudnya si remajanya udah hamil, terus si remaja beragama Islam, justru ga boleh dinikahkan lho.
Beneran.
Di dalam agama Islam itu orang yang sedang hamil itu ga boleh dinikahkan.
Sebetulnya ini supaya jelas siapa ayah anak dalam kandungan si perempuan.
Dari pernikahan sebelumnya ataukah pernikahan yang sekarang.
Nah kalau dalam kehamilan di luar nikah seperti kehamilan remaja ini gimana?
Nasab anak hasil kehamilan di luar nikah itu bersandar kepada ibunya.
Jadi misalnya si Dara melahirkan anak perempuan, Rina.
Si Rina akan disebut Rina binti Dara. Meskipun ayahnya ada dan masih hidup yaitu Bimo.
Ini terlihat simpel tapi kalau dalam hukum agama Islam, maka ini terkait hukum pernikahan sih.
Jadi anak hasil kehamilan di luar pernikahan, tidak boleh dinikahkan ayahnya.
Karena nasabnya tidak bersandar ke ayahnya.
TRUS GIMANA??
Ya dinikahkan oleh wali hakim dari KUA.
Gituh.
6. Menurut saya bisa jadi film ini misleading jadi ke arah bahwa kedewasaan itu bisa kok diraih setelah kesalahan.
Yaitu dengan adegan Dara dan Bimo berusaha menjalani rumah tangga hasil kehamilan remaja.
Menurut saya ini fatal euy...
YANG HARUS DIRAIH SETELAH KESALAHAN ITU ADALAH TAUBAT.
Baru setelah itu kedewasaan
7. Entah yah kalaupun film ini berniat jadi film edukasi, sebaiknya film ini dijadiin acara Sekolah mungkin ya?
Dengan mengundang orangtua dan anak, menonton bersama, terus mendiskusikan film ini bersama.
Jadi paham tuh bahwa ya berdua-duaan dengan lawan jenis itu ya memang seriskan itu.
Seberesiko itu untuk berakhir jadi kehamilan remaja,
8. Kalau dalam bayangan saya, film edukasi remaja, kalaupun mau si tokoh utama mengalami kehamilan remaja, enaknya sih alurnya :
- si orangtua perempuan berembuk mengenai harus diapakan si anak perempuan mereka yang hamil ini
- Orangtua perempuan sudah sepakat untuk mendukung kehamilan anak mereka
- Orangtua perempuan meminta maaf setulus-tulusnya telah lalai menjaga kehormatan anak mereka
-Orangtua si anak perempuan ke sekolahan, minta bimbingan guru BK atau psikolog sekolah
- Orangtua si anak perempuan jadi lebih dekat, ramah, tanggap sama anak mereka yang lagi hamil ini
- Keluarga mereka jadi lebih erat paska kehamilan di luar nikah yang dialami si anak perempuan ini.
-Mereka fokus pada keluarga mereka. Ngga minta pertanggungjawaban anak laki-laki karena toh itu kesalahan mereka sebagai orangtua juga. Dan perempuan hamil haram dinikahkan dalam ajaran Islam
-Si anak perempuan menjadi dekat dengan agama paska kejadian kehamilan di luar nikah ini
- Orangtua si anak perempuan menyayangi, mendukung, selalu ada di samping si anak perempuan
- Proses sekolah si anak perempuan berganti haluan menjadi homeschooling
-Si anak perempuan didampingi ke psikolog secara rutin untuk mengembalikan konsep diri yang sehat sebagai pemuda tetapi ditambah dengan konseling sebagai seorang calon ibu
Tuh sampe sini aja udah ribet yak
:'((
Ya tapi atuhlah kalau mau beneran mengedukasi step-step apa yang seharusnya dilakukan kalau ada seseorang yang hamil di luar nikah menurut saya sih ya itu.
HUKS. HUKS. Sedih sekaligus bikin banyak-banyak doa sebetulnya semakin banyak orangtua menjaga kehormatan anak-anak mereka.
Baik itu anak laki-laki maupun anak perempuan.
9. Film dua garis biru ini bisa jadi mencari celah marketing lewat sisi kontroversialnya juga.
Semakin kontroversial, biasanya film semakin booming kan?
Nah, lagi-lagi menurut saya sih kalau beneran mau dijadiin film bermuatan edukasi, menurut saya mah tadi itu.
Dijadiin program wajib nonton bersama orangtua dan mendiskusikannya.
Soalnya bukan apa-apa nih..
Biasanya orangtua tuh ga tau lho sejauh apa pergolakan batin anak remajanya.
Masih sedikit orangtua yang dekat, tanggap, dan mendukung anak remajanya.
Kalau pas saya iseng-iseng tanya ke adik-adik binaan pas ngisi sanlat (pesantren kilat) waktu itu sih, saya tanya ke mereka, kenapa Pacaran,
Ya jawabannya karena:
-Pingin dicintai
-Pingin dirindukan
-Pingin didukung
-Pingin dicari-cari
-Pingin diutamakan
Yang itu semua tugas orangtua ga siiih?
HUHUHUHUHU~~
Seddddih :'(((
10. Kesimpulannya mah, film dua garis biru ini menurut saya :
- Justru seolah membuat orang berpikir solusi kehamilan remaja adalah pernikahan remaja
- Bisa justru menjadi kampanye terselubung pacaran remaja
Keduanya riskan banget sih menurut saya.
Tapi apalah saya yekan?? Sutradara bukan, penulis skenario juga bukan...
Jadi cuma bisa menyuarakan aja via tulisan.
:'(((
Tapi pada dasarnya sih yah...
Honestly,
Film ini harus jadi alarm buat kita-kita yang udah jadi orangtua sih...
Siap-siap mendidik anak yang menuju aqil baligh..
Karena sebagian besar remaja Indonesia (sedihnya) masih banyak yang baligh belum aqil..
Artinya tubuhnya sudah siap membuahi dan dibuahi tetapi kedewasaan, keimanan, kebijaksanannya masih piyik banget buset dah pokonya..
Intinya mah ini PR kita bareng-bareng.
HUHUHUHUHUHU.
Ga tau dah mulainya dari mana,
Kalau menurut saya dimulai dari keluarga kita masing-masing ya...
Kalau sudah jadi orangtua, inilah saatnya kita memutus rantai persepsi tentang remaja...
Remaja itu ya tubuhnya sudah siap membuahi dibuahi tapi akal fikirannya juga sudah siap lahir batin jadi pemimpin dan yang dipimpin (suami dan istri maksudnya)
Terus Islam menganjurkan pernikahan remaja dong, De?
Ngga gitu juga sih kesimpulannya.
Aqil baligh ya ga mesti harus buru-buru dinikahin juga keleuuusss.
Islam tuh proporsional.
Sesuaikan sama situasi dan kondisi.
Ada remaja yang udah aqil baligh, orangtuanya udah paham dan siap support keuangan mereka, nah mereka tuh boleh dah tuh sanah nikah muda..
Tapi kalau orangtua kita ga siap support keuangan kita ya kitanya mesti udah berpenghasilan.
Dan,
Rata-rata remaja kita itu ga dididik berpenghasilan..
Mereka (dan kita) menunggu selesai pendidikan formal, terus baru deh mikirin penghasilan..
Padahal baligh udah sejak SMP tapi aqil baru umur menjelang 30 tahun..
#SAD
:'(((
Yak, sekian dulu cuap-cuap saya hari ini..
Dan kalau ada yang tanya apakah saya akan menonton saat film ini dirilis resmi di bioskop nanti???
Jawabannya nggak.
Semoga remaja-remaja Indonesia semakin bagus yah progress kematangan akal dan imannya...
Ya Allah, jauhkanlah remaja-remaja Indonesia dari keburukan dirinya sendiri dan keburukan lingkungannya...
Aamiin Allahumma Aamiin
1 Tanggapan untuk "Pendapat tentang Film Dua Garis Biru "
Assalamualaikum bang /mas 😂 tulisannya keren , gampang dipahamin (mohon maap) orang yang tingkat pendidikannya standar. Mohon izin buat shere boleh kah?
Posting Komentar