Jungian Psychology






-

-

-

Sebagai salah satu keinginan besar pembuktian bahwa isi kepala bukan cuma drakor doang maka inilah Dea Adhicita membaca lagi textbook kuliah, sodara-sodara.

Ahahaha...

:'))

Sungguh sangat eskternal sekali ya locus of control elu yah Deyyyyy.

Ah, baiklah.

Apapun itu yah, baca-baca buku jaman perkuliahan agak tantangan sih di kondisi dan usia segini.

Nih, secara kan yah, saya sudah bukan mahasiswi cantik Psikologi UI lagi.

Cantiknya sih masih, tapi mahasiswinya udah nggak.

IYA AJA DEH DEEY..

WKWKWK.

Akhirnya saya pun memboyong bukuTheories of Personality ini dari rumah ibu saya pada suatu hari yang cerah ceria...

Dan setelah beberapa hari mendekam cuma diem di kursi, akhirnya buku ini saya baca juga, sodara-sodara..

TADAAA~~~

Gimana cara bacanya?

Dan kenapa buku ini yang dibaca?

Apanya yang dibaca?

SABBBAAAR..

Nih satu-satu dijawab.

>,<

Sebagian besar textbook saya jaman kuliah dulu adalah dalam bahasa Inggris.

Termasuk buku Theories of Personality ini.

Sebetulnya itu juga jadi salah satu alasan sih kenapa mau capek-capek mau baca lagi...

Yap!

Saya mau melatih lagi kemampuan berbahasa Inggris saya!

Ntar lama-lama kemampuan bahasa koriya saya lebih mumpuni lagi daripada bahasa Inggris.

Duileeeh.

WKWKWKWK.

Kenapa buku ini yang dipilih, hmmm, sebetulnya sih karena saya tertarik sama topik personality ini.

Makanya pas skripsi pun saya mengambil personality sebagai salah satu variabel yang saya ukur.

Dan ada beberapa hal yang sebetulnya jadi pemicu juga sih.

Beberapa hasil baca sana-sini fenomena mutakhir membuat saya kepo kembali tentang teori-teori asli psikologi kepribadian.

Nah, cara bacanya gimana?

Karena ini bukunya segeda alaihim yah jadi agak mustahil bagi ibu-ibu 30 tahun yang bukan psikolog ataupun mahasiswi profesi mau baca semuanya.

>,<

Jadi saya mulai baca-baca dari daftar isinya dulu (tentunya).

Di daftar isi isinya ya daftar tokoh-tokoh psikologi beserta pointers dari teori-teori kepribadiannya.

Akhirnya sampailah saya ke Carl Jung ini.

AHA!

Saya mau baca teori kepribadian dari Carl Jung. Teorinya sering juga disebut Jungian Psychology.

Uhuk-uhuk.

Ehemm, kita mulai aja yahh.

#RAPIHIN JILBAB

#PROLOGNYA LAMA BENER

WKWKWKWK

Yuhuuu~ jadi di setiap bab buku Theories of Personality ini akan dibahas :

- Latar belakang kehidupan si tokoh

- Teori dari si tokoh

- Diagnosis dari si tokoh

-Cara terapi dari si tokoh

Sebetulnya jadi mirip kaya baca novel sih.....di bagian latar belakangnya doang tapi.

Hehehehe~

Untuk Carl Gustav Jung ini ada beberapa fakta menarik yang dibahas.

Oiya, latar belakang kehidupan setiap tokoh ini membantu kita untuk :

- Memahami mengapa dia bisa menelurkan sebuah teori tentang kepribadian

- Memahami kondisi dia secara fisik dan mental juga latar belakang keluarganya

- Memahami bagaimana teorinya terus berkembang

Memahami memang adalah kata kunci yang sering kami-kami anak psikologi ulangi.

CIYEEEH

;P

Untuk tokoh satu ini, Carl Gustav Jung, kalau kita baca cerita full kehidupannya memang jadi ngerti sih kenapa dia merumuskan teori kepribadian yang "begitu".

"Begitu" tuh maksudnya :

- Teori Jung menitikberatkan salah satunya pada tafsir mimpi

-Jatohnya jadi rada-rada mistis gitu sih. Ini mah anggepan saya doang sih, wkwkwk

- Teori Jung juga salah satunya membahas tentang persona, yaitu sisi kepribadian yang digunakan saat berhadapan dengan masyarakat. Biasa digambarkan dengan sebuah topeng.

Nih, gambaran teori kepribadian dari Jung. 

Sedih sih sebenernya pas baca cerita kehidupan Jung ini.

Apa-apa disedihin dah si Deya mah. WKWKWK

Ya jadi paham aja gitu. Hidup orang lain juga berat, bukan hidup kita doang gituuu.

HAHAHAHA~SOMPLAK YEE LUU DEYY~

>,<

Carl Gustav Jung ini lahir dari keluarga yang religus, dokter, tapi mistis gitu di Eropa sana.

Beberapa sih bilang dia tuh keturunan penyair Jerman super terkenal, Goethe.

Salah satu yang saya ingat dalam sekali baca ya mistisnya si keluarga Carl Gustav Jung ini.

Norak gitu, kirain di yurop kaga ada yang mistis-mistis yak.

Hehehehehe.

Jadi pamannya Carl Gustav Jung ini suka menyediakan kursi kosong.

Kursi kosong ini dia sediakan untuk roh istrinya yang sudah meninggal.

Si paman ini suka terlihat berbincang-bincang dengan kursi kosong ini.

Gilak.

Creepy abis yak. Wkwkwkwk.

"Suka bermimpi? Ayo ditafsirkan!"

Ibunya Carl Gustav Jung ini dikisahkan kaya punya 2 sisi kepribadian.

Kalau di bukunya ditulis bahwa "her mother has warmhearted personality and ruthless in the other side"

Hooo *ngangguk-ngagguk

Jadi itu kayanya yak penyebab si Carl Gustav Jung ini juga bilang bahwa dia pun punya 2 sisi kepribadian.

Dia menyebutnya "number 1 personality & number 2 personality"

Jadi kalau yang no.1 adalah kepribadian yang dia pakai untuk menghadapi dunia.

Logis, realistis, dan tenang.

Kalau kepribadian no.2 itu sesuatu yang dia tutupi dan hanya dia sendiri yang mengetahuinya.

Sensitif, emosional, gitulah pokonya.

Huft~~

Jadi ingin puk-puk Carl Gustav Jung ga sihhh~huks

Nggak Dey, dia kakek-kakek, ga mau ah puk-puk kakek-kakek. Wkwkwk.

Maksudnya jadi empati gituu.

Sama tadi itu yah, jadi paham kenapa dia menghasilkan teori kepribadian semaca persona, shadow, dll ituuu.

Ah, ini baru kisah kehidupan tokohnya.

Emang dah, mirip drakor yak kalau dibaca dari latar belakang kehidupan tokohnya. Ini baru Carl Gustav Jung loh.

Kisah hidup Freud lebih miris lagi loh, Guys. Tau kan Freud? Tokoh dalam dunia psikologi yang mahsyur dikenal bahkan oleh orang-orang di luar psikologi.

Btw, cara bacanya bukan Freud ala orang Sunda yak, wkwkw, tapi FRO-ID. Ulangi hayo, FRO-ID. Jadi cara nulisnya Freud, cara bacanya FRO-ID.

Duh inget banget itu salah satu yang diajarin dulu pas kuliah awal-awal. Gimana cara baca si froid ini. Hahahaha.

Balik lagi ke Jung yak. Salah satu hal menarik dari kehidupannya menurut saya adalah korespondensi dia dengan Freud (Froid).

Yap, dua tokoh besar ini ternyata berkorespondesi dan bahkan sempat bertemu…

Kalau di bukunya sih ditulisnya bahwa di pertemuan pertama kalinya, Jung & Freud ngobrol sampe pagi. Terus kedua istrinya ngantuk kali yak itu. Wkwkwkwk.

Pasangan suami-istri Emma Jung dan Carl Gustav Jung

Ternyata Jung ini memiliki ketertarikan tidak biasa ke Freud.

Hmmmmm…bibit-bibit LGBTQ kah, pemirsah???

Jadi menjelaskan sih teori kepribadian Jung yang bernama “Animus & Anima”. Jadi menurut Jung, semua manusia adalah biseksual.

Di dalam kepribadian perempuan ada sisi maskulinnya. Di dalam kepribadian laki-laki ada sisi femininnya.

Ternyata sih pas diceritain lebih lanjut, di buku ini dijelaskan bahwa pas udah berkali-kali menerjemahkan dan menterapi diri sendiri, si Jung ini menemukan penyebabnya sih..

Ternyata pas usia 2 tahun, masih kecil gitulah, dia pernah melihat kekerasan seksual dilakukan laki-laki yang dia hormati (ditulisnya gitu, ga ditulis siapanya, ayahnya, kakeknya, pamannya,)

Jadi itu kayanya yang bikin dia terluka tapi juga bikin teori biseksual tadi yah.

Huks.

Sedih ga sih, saya sih sedih loh. Udah mirip drakor, sebetulnya si Jung ini kehidupannya tragis, dan jadi paham kenapa dia menghasilkan teori itu sih yah..

Menurut saya pribadi sih jadi paham dan empati aja gitulah yah kenapa dia berpikir teori demikian, tapi karena saya punya midset lain (Islam) jadinya ga percaya sih teori setiap manusia ini biseks.

Nah, kan bingung kan..

Di Psikologi mah udah bisa, mempelajari teori, mengetahuinya, memahaminya ya tapi ga sependapat karena berbeda values.

Bersepakat untuk tidak sepakat.

EAAAAA~

Ah jadi kemana-mana tuh kan, wkwkwk.

Kira-kira gitulah intinya, hasil baca BU DEYAK minggu ini….

Lumayan kaan, selain dokter Cha melulu ada yang dibahas lainnya di blog ini. Hehe. Semoga ada manfaatnya yah, Gengs!

Masih seiprit ini mah sebenernya dari teori Jungian.

Ada beberapa yang belum dibahas :

- Archetype

- Shadow

- Holy Man

- Great Mother

dan masih banyak yang lainnya tapi segini aja dululah yah, ahahahaha.

Sampai ketemu lagi di tokoh-tokoh dan teori-teori Psikologi selanjutnya yaaaah~

Dadaaah~~

Nih terakhir dapet salam dari Mbah Jung yaaaaa

(((MBAH JUNG)))

:')


Salah, Mbah. Yang bener : That's why most people nonton drakor. WKWKWK


Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Jungian Psychology"

Comment