Catatan Perjalanan : Bira, Tentang Petualangan 12 Anak Manusia

Ini bukan sebuah perjalanan biasa. Menurut saya, ini PETUALANGAN. Hohoho. Satu kata deh yang menggambarkan sejak keberangkatan :DAHSYAAAAAT. Hufh, oke2, cukup pembukaannya, mari saya ceritakan kronologis “Petualangan 12 Anak Manusia”:

Petualangan ini dimulai tanggal 25 Juni 2011..

Malam minggu itu kami janjian menginap di Masjid Baytul Kamal Kompleks Walikota Depok. Seru deh. Ternyata untuk nginep di masjid itu kami harus menitipkan KTP kami. Hihihi. Takut ngapa-ngapain kali yaa. Pagi harinya sekitar jam 04.00 tanggal 26 Juni 2011, kami bergerak menuju Muara Angke dengan angkot sewaan.

Pas nginep itu sebenernya saya gak bisa dibilang nginep juga sih *hee*. Saya dateng pas jam 02.30 pagi, karena saya abis sakit gitu jadilah ibu saya gak ngijinin tuk nginep dari sorenya. Nah, pas saya dateng jam 2 pagi, ternyata masjid Baytul Kamal itu lantai 1-nya dikunci. Nah, dimanakah kami menginap?

Lantai 2., Iya, kantai 2 yang asli terbuka dan full angin itu.. Wuaaaaahh, dinginnya itu menusuk sampe tulang deh *hahahha. Tapi ada loooh yang tidurnya asli pules banget *colek
Ary Sandhiko* ;p

Yap, kami menuju Muara Angke sekitar jam 4 pagi, ketika itu kami belum full team ber-12. Ada 2 orang teman kami yang super bahlul nan jumawa belum tiba dari Jogja (keduanya anak UGM) *colek
Azmy Basyarahil dan Dani Aufar*. Hihihi.

Oya. Lupa cerita. Kami ber-12 adalah sahabat yang dipertemukan di MPK/OSIS SMAN 1 Depok. Kami sudah terpisah aktivitas di kampus masing-masing. Namun anehnya selalu ada rindu menyelinap untuk bertemu. Untuk bersenda gurau. Untuk menemukan keaslian hidup dari detik bersama sahabat.. *Oke2, cukup mellownya,hihihi*

Nahh,, jam 5 pagi, kami sudah tiba di sekitaran Jakarta Utara gitu (saya gak tau tepatnya dimana). Kami berhenti di salah satu SPBU tuk menunaikan sholat shubuh. Ada kejadian lucu, musholla SPBU itu ternyata dipake tempat tidur karyawan2 SPBU! Hehehehe. Jadilah mereka terperanjat ada 10 makhluk tiba2 membangunkan tidur mereka *maap yaaa mas-nya* hihihi. Jam 6 pagi kurang beberapa menit, kami sudah tiba di Muara Angke.. Dan 2 orang anak UGM itu belum tiba juga. OMG!

Duhh, campuran deh rasanya, antara cemas, kesel, dan panik... Karena kapal dari Muara Angke (katanya) hanya ada jam 6 pagi dan jam 1 siang.. Tapi alhamdulillah ternyata sahabat saya sang Project Officer jalan-jalan ini *colek
Fajrie Nuary*, menemukan fakta bahwa ada kapal yang berangkat dari pantai Marina sekitar jam 9 pagi.. Alhamdulillah... ^_^ Oya, kapal dari Muara Angke ini akan membawa kami menuju Pulau Pramuka (ibukota regional Kepulauan Seribu) kemudian ke Pulau Kelapa (transit berganti kapal) dan akhirnya menuju Pulau Bira.... A Perfect Place To Escape... :’)


Ketika kapal mulai bergerak menjauhi Muara Angke, kami ber-10 masih heri (heboh sendiri). Saya sempat melihat2 ke penumpang yang lain. Mereka sudah siap sedia dengan posisi tidur : Badan telentang, diselimuti oleh kain bali atau selimut tipis, satu tangan memegang minyak angin! Keren banget! Hahahaha. Satu jam berlalu... Semua masih baik-baik saja. Kami masih cekikikan ngobrol sambil nyemil dan menikmati gelombang laut Jawa yang mirip wahana Kora-Kora di Dufan. Dua jam berlalu.. Satu per satu dari kami mulai cari spot yang enak buat tiduran.


Saya masih ingin menikmati gelombang.. Tapi ko udah mulai ya. Saya pun merebahkan diri di samping sahabat saya *colek Rizky Oktavian*. Ternyata eh ternyata satu per satu sahabat-sahabat saya mulai mengeluarkan isi perutnya *BACA : MUNTAH*. OOOOOOHHHH MYYY GOOOOOD! Saya langsung ambil langkah menjauh. Aduduh, bukan kenapa2, saya paling ga bisa liat orang muntah.. Bisa-bisa saya ikut muntah juga :’( Akhirnya saya naik ke geladak dan voillla!saya merasa SEGARR!! :D hahahahah, ternyata melihat laut lepas lebih enak. Walaupun gelombangnya tetap mengerikan banget (udah kayak naik Kora-Kora tapi gak berenti2, bayangin deh).

Akhirnya setelah 3,5 jam terombang-ambing, kami sampai di Pulau Kelapa. Pulau Kelapa adalah salah satu pulau di antara 105 pulau di Kepulauan Seribu yang dihuni. Pulau ini telah direklamasi sejauh 200 M dari garis pantai semula. Awalnya, saya belum punya bayangan kayak apa suasana di sebuah Pulau (padahal Jawa kan juga Pulau,dey...xixi). Ternyata, rumah-rumah di Pulau Kelapa sama aja koq kayak rumah-rumah di pulau besar...


Cumaa,bedanya, karena ini di pulau kecil, ga ada mobil dan jalan raya. Jadi, rumah-rumah itu berdempetan mirip pemukiman padat Tambora gitu. Tapi bedanya di Pulau Kelapa udaranya segar dan gak polutif. :’p

(biar penasaran, catatan perjalanan ke Bira dibikin bersambung,hehe)

--bersambung--

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Catatan Perjalanan : Bira, Tentang Petualangan 12 Anak Manusia"

Comment