Pengalaman Pertama Public Speaking di Depan Ibu-Ibu PKK



Jadi, pengalaman pertama untuk One Week One Writings kali ini adalah pengalaman pertama saya saat pertama kali jadi pembicara.

Hohohoho.

Sebelumnya saya pernah sih menjadi pembicara juga, tapi semua acara itu pesertanya adalah anak-anak SMA.

Nah, kali ini peserta-nya adalah ibu-ibu PKK. Di situlah letak kerumitannya, sodara-sodara..

Lah, situ kan udah ibu-ibu juga Dey?

Iya sih, masalah-nya ibu-ibu PKK ini sama sekali ga ada yang saya kenal dan usianya di atas saya semuanya. Huwaaaa~

Jadilah ini bagi saya pengalaman public speaking yang berkesan sekali. Huhuhu.

Yuk, kita langsung capcusss ceritain dari awal mulanya yah!

Semua bermula saat seorang kakak kelas, sebut aja namanya Uni Sil mengundang saya untuk berbicara di komplek perumahanya.

Katanya komplek perumahannya membuat program PKK bernama “Klub Anak” dan membutuhkan pembicara dengan latar belakang sarjana Psikologi yang akan membicarakan mengenai psikologi remaja di hari pembukaannya.

Secara kan yah kalau secara teori psikologi, remaja itu masih masuk kategori usia anak-anak.

Waaaah, saya langsung merasa tertarik banget sih pas pertama dengernya. Berbagai pikiran langsung mencuat di kepala saya.

Satu, keren banget sih itu komplek perumahannya Uni Sil, ya ga sih?

Kedua, temanya itu sesuatu yang deket sama saya. Saya memang bertahun-tahun dekat dengan dunia remaja.

Jadi bismillah, saya menyanggupi tawaran itu.

Ya, saya akan menjadi pembicara untuk pertama kalinya di hadapan ibu-ibu PKK dengan tema psikologi remaja.

Yosssshhh!!!!

Ketika hari H tiba saya menyiapkan materi dengan membuka buku Psikologi dimana teori-teori psikologi remaja berada.

Saya pun pergi ke komplek perumahan tempat Uni Sil tinggal. Di perjalanan menuju kesana barulah saya merasakan panick attack.

Ya, saya panik karena menyadari bahwa saya akan berbicara di hadapan ibu-ibu PKK yang belum pernah saya temui.

Saya panik karena menyadari bahwa saya sangat minim pengalaman dibanding ibu-ibu PKK itu.

Jantung saya berdegup sangat kencang sekali. Pikiran saya menjadi liar. Saya ingin melarikan diri.

Ya, sebegitunya kepanikan melanda saya….

Saya mengutuk diri sendiri karena mau-maunya menerima tawaran ini. Saya merasa bodoh dan terlalu cepat meng-iya-kan.

Tetapi pada akhirnya saya sampai ke rumah Ibu RW lokasi acara diselenggarakan. Ibu-ibu PKK itu sudah mulai berkumpul. Satu demi satu ibu-ibu PKK menyalami saya tanpa mengetahui bahwa sayalah yang akan menjadi pembicara.

Di momen itu detak jantung saya sudah begitu cepatnya sampai saya rasa saya akan pingsan saking cepatnya.

Saat pembawa acara menyerahkan mic pertanda waktu saya telah tiba untuk menjadi pembicara, jantung saya serasa ingin melompat keluar dari tempatnya.

Asli deh saya ingin kabur detik itu juga…

Saat itu juga saya membayangkan bahwa Allah menciptakan sisi kepribadian saya serupa singa. Dan singa itu akan mengaum, membuktikan dirinya bisa menjadi pembicara meski di hadapan ibu-ibu PKK yang lebih senior dan baru pertama kali bertemu.

Saya mengambil mic itu dan memulai mengeluarkan suara saya.

Awalnya sangat-sangat berat, suara saya masih bergetar hebat. Tapi saya menarik nafas panjang, mengucap doa Nabi Musa yang sangat terkenal karena diucapkan saat berhadapan dengan Fir’aun, lalu saya menatap ibu-ibu PKK itu tepat pada mata mereka.

Saya menganggap saya lebih berpengalaman dari mereka.

Ya, benar juga. Saya punya pengalaman kuliah di bidang psikologi di mana mereka tidak memiliki pengalaman itu..

Saya pun mengisi materi mengenai psikologi remaja itu selama satu jam lebih.

Alhamdulillah berhasil juga kata saya di dalam hati..

Ini semua berkat pertolongan Allah semata..

Betapa kalau ibu-ibu PKK itu tau bahwa pembicaranya ini hanya sarjana psikologi yang jadi ibu di rumah dan sering kena panick attack sekaligus self doubt.

Hiksssss~~

Tapi sepulangnya dari acara tersebut saya langsung merasakan perasaan merekah di dalam hati saya yang luar biasa indahnya.

Saya merasakan benar bahwa Allah sedang mengeluarkan potensi terbaik saya melalui kejadian ini.

Saya yakin betul bahwa Allah ingin saya meyakini bahwa saya bisa dan saya mampu untuk berbagi ilmu.

Saya pun menjadi luruh dalam kesyukuran yang mendalam….

Di malam harinya saya mengambil buku catatan harian dan langsung menuliskan pengalaman ini sebagai “target luar biasa di minggu ini”

Saya menuliskannya seperti ini :

“Hari ini saya telah keluar dari zona nyaman saya. Sehari-hari saya adalah ibu rumah tangga. Sama sekali tidak pernah berbicara di hadapan ibu-ibu apalagi ibu-ibu yang lebih senior tetapi hari ini saya berhasil membuat lompatan besar. Alhamdulillah. Kepada Allah saja saya bersyukur atas setiap kejadian yang sengaja DIA ciptakan agar saya terus bertumbuh dan mengeluarkan potensi terbaik saya”

:’)

:’)

:’)

Demikianlah pengalaman pertama kali saya berbicara di hadapan audiens yang lebih senior.
Hikss. 

Selalu berkesan betapa Allah bekerja dengan cara-Nya agar saya keluar dari cangkang dan mengeluarkan potensi terbaik saya.

Alhamdulillaaah…



Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Pengalaman Pertama Public Speaking di Depan Ibu-Ibu PKK"

Comment