ROY MARTEN TERTANGKAP (LAGI)

Begitulah kira-kira headline koran nasional yang saya baca ketika tanggal 14 november. Yap! Si aktor ganteng yang udah malang melintang di jagad per-film-an itu tertangkap di sebuah hotel di bilangan jalan Ngagel, Surabaya. Roy beserta beberapa (saya lupa berapa) temannya tengah mengonsumsi shabu-shabu.

Ironis. Roy ditangkap beberapa jam setelah menceritakan pengalamannya dalam berkelit dari jeratan narkoba dalam sebuah acara yang diselenggarakan BNN di Surabaya. Ada pihak yang mengatakan bahwa Roy tidak sedang menggunakan shabu-shabu ketika ditangkap, tapi pemeriksaan urine yang dilakukan polisi menunjukkan hasil positif penggunaan narkoba pada semua orang yang tetangkap termasuk Roy.

Pasti semua yang mendengar juga sulit untuk percaya bahwa Roy akan tertangkap lagi. Saya pun demikian. Saya sangat sulit untuk mengerti mengapa ia bisa terjerumus ke dalam lembah hitam narkoba untuk yang kedua kalinya. Semua kejadian memang ada hikmahnya, tetapi apa Roy belum memetik hikmah dari penangkapannya yang terdahulu?

Seperti sudah-sudah, pihak keluarga Roy mengatakan bahwa Roy telah dijebak dalam penangkapan kali ini. Mereka juga sepakat bahwa Roy bukan pengguna narkoba seperti Roy Marten yang dulu lagi.

Saya selalu salut pada keluarga semacam ini. Bagaimana bisa? Mereka telah jelas-jelas dipermalukan untuk kedua kalinya. Sudah sepantasnya mereka merasa marah pada Roy Marten.

Tetapi, ada perasaan yang mengganjal tentang sikap keluarga Roy ini. Sikap ini pula lah yang ditunjukkan Oneng, istri Fariz RM, musisi yang beberapa waktu lalu tertangkap tangan membawa 1 ½ linting ganja. Saya pikir sikap keluarga yang terlalu naïf seperti ini dapat dimanfaatkan oleh pihak yang bersalah.

Mereka dapat menggunakan pemaafan yang diberikan oleh keluarga mereka sebagai pembelaan atas tindakan yang mereka ulangi lagi. Mungkin saya terlalu berburuk sangka, tapi ada baiknya pihak keluarga memaafkan kesalahan yang bersangkutan tapi tetap tegas dalam mengawasi tindakan-tindakan di kemudian hari.

Karena saya tidak rela tangis orang-orang tercinta menjadi sia-sia adanya…

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk " "

Comment