7.54 pm di komputer rumah

Jam 7 pagi di masjid ui

Satu ketika, saya mendapat undangan untuk menghadiri undangan. Sebuah pertemuan di masjid ui. Kalau soal masjid ui (selanjutnya disebut mui-red) sebagai tempatnya, itu sudah biasa.

Masjid yang satu ini memang pusat dari segala aktivitas keislaman yang ada di ui dan sekitarnya. Setiap kali memasukinya, selalu ada sensasi berbeda yang saya rasakan. Seperti sebuah mata yang menelisik ke jiwa dan menemukan cacat-cacat yang kadang saya lupakan atau sengaja saya sembunyikan. Mungkin inilah makna dari rumah tuhan itu sendiri.

Pagi itu, saya berangkat dari rumah + pukul 6.30. alhamdulillah, saya sampai di mui pukul 7.15 (telat 15 menit).

Saya memasuki mui melalui gerbang depannya yang bergapura dan berundak-undak. Karena saya terlambat, tentunya pertemuan yang dijadwalkan pukul 7.00 itu sudah mulai.

Pertemuan itu sebenarnya ajang tausiyah sesama kami, para akhwat. Tausiyah adalah nasihat yang ditujukan untuk membangkitkan ruh keislaman kembali (definisi dari saya-red)

Angin sejuk danau ui pagi hari begitu membuai. Apalagi dengan suara kereta yang lewat silih berganti.

Kini, saya semakin menyadari bahwa suara kereta dari kejauhan adalah salah satu bentuk keindahan. ^.^ *oooo,,co cuiit*

Tausiyah yang diberikan adalah tentang ibadah quraniyah. Yap,, sebut saja tilawah.

Ternyata, hak quran adalah dibaca satu juz tiap harinya. Bukan sekedar kewajiban aktivis dakwah kampus atau apapun namanya, tapi kewajiban siapapun yang mengaku berislam.

Mengapa??? Karena ketika seseorang berislam, saat itulah ia mengakui quran sebagai pedoman hidupnya. Sebagai penawar sedihnya. Sebagai teman yang menemaninya dalam perjuangan.

Saya lalu mengetahui bahwa HasaN Al Bana (the best da’i after Muhammad, I think -red) mewajibkan kebiasaan tilawah satu juz ini sebagai poin pertama pada wasiatnya.

>.< pertama kali yang terlintas adalah…

BETAPA JAUH SAYA DARI KEBIASAAN ITU…

Tapi, tidak pernah ada kata terlambat dalam sebuah perbaikan.
Dalam deru angin serta hilir suara kereta yang mengeluarlan peluit, saya semakin merasa kecil….

*hikkssss,makasih ya allah,,buat teguran berbentuk tausiyah ini*

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk " "

Comment