8.44 pm di cikumpa


aksi 29,,,,akhirnya menangis?
(request ka azka ^.^)

Ini bukan sedang ngomongin “sally sendiri” ya (gara-gara ada nangis2nya). Ini tentang aksi 29. Acara ulang tahun smansa yang rutin diadain tiap tahun. Tahun kepengurusan MPK/OSIS 2005/2006, adalah waktunya bagi aksi menginjak usia 29.

Bukan hal yang mudah memang. Apalagi saya adalah pj acara pensinya. *hohoo*,,saya masih ingat betul bagaimana alotnya menerima amanah sebagai pj pensi aksi. Posisi empuk buat diserang dari berbagai arah…. >.<

Persiapan demi persiapan

Hari H itu pun datang. Saya sampai ke smansa pukul 6.30 pagi lengkap dengan dresscode nuansa kebiruan. Hal ini disesuaikan dengan maskot aksi 29.


Lumba-lumba….

Setelah menyaksikan band-band bergantian datang untuk check sound, saya merasa semakin pasti bahwa saya tdk siap untuk menghadapi hari ini.


11 Maret 2006

ketika matahari makin naik, saya menghubungi tiap staff untuk memantau tugas2 mereka.

Saya serasa tidak menapak lagi di bumi ketika saya ingat bahwa pembukaan aksi kali ini adalah marching band sd sebelah yaitu sdn depok jaya 1. saya segera menuju sana. Untung staf sekaligus teman saya yang sangat sigap (sebut saja namanya lele) sudah berada di sd depok jaya dan siap menggiring marching band itu menuju smansa.

Saya kemudian menuju ruang kelas yang sudah disiapkan sebagai ruang ganti. Saya harus mengecek kesiapan para pengisi acara red carpet,.

(saya sedang mengingat2 apa yang selanjutnya saya lakukan)


yang pasti, ketika acara dimulai, saya masih belum menemukan balon untuk acara peresmian acara yang akan ditandai oleh pelepasan balon oleh kepsek smansa, pa kandi.

Saya tidak tau darimana datangnya, yg pasti, staff danus yang berjaga di pintu masuk menghubungi saya dan mengatakan bahwa ada tukang balon gas sedang lewat.

YAP! Saya pun berlari-lari bolak-balik dari tukang balon ke para staf saya yang sedang merangkai balon2 itu dengan spanduk biru tua panjang bertuliskan AKSI 29.

Saya masih ingat betul bagaimana gemetar jari saya menarik tari kur diantara balon2 itu.


Opening act lancar
Marching band
Sambutan
Red carpet
Pelepasan balon
Pengumuman pascal (riky,,,,there’s something I hate about you,,hihii *kidding*)
Pembacaan dongeng
Peragaan ilmiah


Zuhur pun berkumandang,.

Saya stress menjelang kolaborasi ekskul. Salah satu staf saya datang (sebut saja namanya desta, ^_^) dan menggamit tangan saya,, “drey,,,qta hebat…. Pas awal ngaret sedikit tapi sekarang qta pas bgd waktu ishomanya..”

Ya, saya mulai sedikit lega. Saya dan ketua pensi yang begitu saya sayangi pun (sebut saja namanya anin) kembali mengorbit.
Kesana kesini

Telpon sana
Telpon sini

Telpon ana, Tanya anak 38 yg mau musikalisasi puisi
Telpon lulu, gimana bt keadaanya
Telpon sana telpon sini


dan sujud adalah muara resah…

Saya menunaikan solat zuhur di musola akhwat. Ditengah riuh rendah suara-suara. Ngajak makan siang, ngajak balik lagi ke stand, nyariin vidya(pj danus tercinta), nyariin dea,, HAH???

Ya allah,,solat saya segera terburu-buru mendengar nama saya disebut berulang-ulang tepat di belakang punggung saya.

Selesai solat zuhur, saya kembali ke back-stage. Bersama kertas LUSUH rundown acara didampingi MC yang sudah berganti kostum. (saya juga lupa tidak menugaskan salah seorang staf saya tentang kostum MC ini,,)

Kolaborasi berjalan

Flanella sudah datang

Bersiap-siap naik ke atas panggung

Anima sudah di jalan

Snada sudah datang

Diantar ke ruang komputer untuk persiapan.

Flanella membuai para penonton.

Saya tidak curiga sedikitpun (dan memang tidak semestinya)

Asar pun tiba. Saya bergegas menuju musola akhwat untuk solat. Langit semakin mendung. Saya mempercepat langkah.

Asar 4 rokaat beserta doa untuk aksi 29. Sebuah munajat tasbih…

Saya berjalan menuju back-stage. Hujan mulai turun.
Tidak gerimis. Deras. Semakin deras. SAYA BERLARI MENUJU BACK-STAGE.

Melintasi lapangan tanpa payung. Band siswa sedang berlangsung. Hujan semakin DERAS. Angin kencang berhembus. Hujan semakin deras.

Sound mulai ditutupi oleh terpal. Saya mulai meragu. Saya CEMAS.
HUJAN MAKIN DERAS. Seseorang mendatangi saya dan bilang bahwa acara tidak mungkin diteruskan. Terpal di atas panggung akan jebol karena tidak kuat menampung air hujan.

Air mata saya mulai berdesakan. Stop kontak mulai dicopot. MC dan pengisi acara turun dari panggung. Saya dipanggil oleh Pembina pensi (guru seni –red). Saya berlari menerabas hujan menuju ruang guru. Berharap air hujan membasuh kecemasan saya.

Guru seni saya mengatakan bahwa alumni sudah berdatangan. Snada juga sudah siap di ruang komputer. Anima juga sudah siap.

Saya seperti ditarik ke dunia kedap suara. Suara gemuruh hujan di luar tidak mampu menerobosnya.

Saya diminta menghentikan acara karena memang tidak mungkin untuk diteruskan. Alumni akan diurus oleh para guru. Saya diminta mengurusi snada dan anima.

Saya dan anin kalut. Snada dibatalkan dan dibayar setengahnya. Anima juga begitu (nin,,koreksi yaa kalo salah)

Saya menuju back-stage. Staf saya memandangi saya. Saya menuju pinggir panggung. Limbung jatuh terduduk di dinding. Menagis tampa ampun. Tak pernah terpikirkan perihnya. Hanya sakit dan tangis.

Saya menengok kepada anin. Ia juga menangis.

Beberapa menit kemudian, semuanya dibereskan. Panggung, tenda, semua dibereskan. Kursi-kursi dibawa naik menuju kelas. Semua orang menatap saya. Saya tidak menatap pada siapa-siapa. Saya berjalan linglung.

Aksi 29 berakhir pukul 16.44

Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk " "

Azka Madihah mengatakan...

Allah punya rencana-Nya sendiri dey.. Jujur, ikut ngerasain sedihnya dea.. Tapi liat kan? Dea juga pasti jadi sadar banyak hikmahnya dan banyak juga temen2 yang sayang sama dea.. Hehe..

Comment