1. Write about your name. Where did it come from? What does it mean?
Nama saya adalah Dea Adhicita. Nama itu berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti Dewi yang bercita-cita luhur. Saya sangat menyukai nama saya. Secara pribadi saya menyukainya karena 3 alasan.
Satu, karena kesederhanaan-nya. Nama saya hanya terdiri dari 2 kosa kata dan 11 huruf saja.
Kesederhanaan yang menyiratkan banyak hal. Bagi saya nama yang sederhana tapi bermakna adalah sebuah keindahan
Kedua, saya menyukai nama saya karena diambil dari bahasa Sansekerta, bahasa kuno Indonesia.
Meskipun memiliki pengaruh dari agama Hindu tetapi saya menyukai kosa kata Sansekerta karena terdengar sangat magical di telinga saya.
Ketiga, saya menyukai nama saya karena di baliknya terdapat hari-hari dimana ibu saya mencari nama bayinya sendirian.
Di baliknya terdapat doa ibu saya yang berjuang melahirkan saya sendirian ditemani adiknya saja.
Saya selalu merasakan getaran penuh cinta terhadap diri saya sendiri mungkin karena ibu saya si pemberi nama begitu mencintai saya dan nama saya itu sendiri.
“Dea Adhicita” menjadi penyemangat saat saya kemudian mengandung anak-anak saya, saya ingin memberikan nama yang juga akan membuat mereka merasa bahagia dan merasa dicintai.
Bagi saya nama saya adalah hal pertama-tama yang sangat spesial dan hal itu pemberian dari orang paling spesial dalam hidup saya : ibu saya.
2. When and where you born?
Saya lahir di Jakarta di bilangan Jakarta Selatan pada sebuah hari yang indah di bulan November tahun 1989.
Ibu saya selalu bercerita bahwa dia melahirkan saya ditemani seoang adiknya.
Saya dilahirkan dengan proses alamiah sehingga ibu saya pulih dengan luar biasa cepatnya.
Setiap hari kelahiran saya setiap tahunnya saya merasa bahagia.
Bukan, bukan karena ada perayaan tahunan di hari itu tapi perasaan ajaib bahwa di hari ini bertahun-tahun lalu Allah mengizinkan saya lahir ke dunia ini..
Setiap hari adalah keajaiban tetapi hari kelahiran saya terasa lebih ajaib dari hari-hari biasanya.
Saat kecil di bangku SD dulu, setiap hari lahir saya tiba, saya akan meminta izin kepada guru saya untuk ke toilet lalu padahal saya berlama-lama bolak-balik di koridor sekolah.
Semua hanya demi agar saya bsia melihat tanggal lahir saya tertera di papan tulis semua kelas dari kelas 1 - kelas 6.
Hihihihi.
Sudah mulai terasa kan keabsurdan saya?
3. Write bout your mom. What whould you want people to know about her?
Ibu saya adalah pelangi di kehidupan saya. Kumpulan warna paling indah dan paling menarik. Perempuan paling tegar yang pernah saya kenal.
Ditempa banyak kesulitan menjadikannya jadi perempuan yang tabah dan tidak banyak cakap tentang perasaannya sendiri..
Kadang-kadang dia merasa jauh dari perasaan dicintai dan dihargai tetapi itu hanya karena dia terlalu keras pada dirinya sendiri…
Ibu saya adalah pencipta perasaan menghargai diri sendiri paling besar dalam kehidupan saya.
Ibu saya adalah suar semangat dalam kehidupan saya sejak kecil. Dalam kamus hidupnya tidak pernah ada ketidakberuntungan..
Semua bisa diubah dengan ikhtiar dan doa sebanyak-banyaknya kepada Allah…
Ibu saya adalah perempuan yang cerdas dan pintar terutama dalam hubungan dengan Allah…
Setiap harinya ibu saya mengajari saya soal bagaimana menjadi perempuan yang baik, istri yang baik, ibu yang baik, menantu yang baik…
Setiap harinya ibu saya berharap saya menjadi perempuan sholihah seperti doa-doanya selama ini.
Ibu saya adalah sosok perwujudan kuatnya seorang perempuan.
Senyumnya sering terlihat. Air matanya jarang terlihat.
Sebisa mungkin dia selalu ingin mengajari kebenaran bagi setiap orang. Dia ingin dirinya dan seluruh keluarganya masuk syurga bersama-sama.
Baginya dunia ini persinggahan sementara..
Semua rasa sakit hanyalah sementara…
Itulah mengapa dia selalu kuat, tabah, dan tegar atas apapun yang menimpa dirinya.
Tetapi ketika menimpa orang-orang yang dia cintai, dia ingin langsung mengangkat beban itu.
Ibu saya adalah orang paling indah yang pernah ada...
Dan akan terus mengukir kenangan di hati saya.
Selamanya ibu saya adalah pemilik saham terbesar atas kebaikan yang saya lakukan.
Dialah pendidik utama diri saya.
Saya bukan siapa-siapa tanpa dirinya.
Thank you very much, my Mother, without you I’m just nothing…
4. Write bout your dad. What whould you want people to know about him?
He is a good guy.
Ayah saya adalah seorang kakak yang sangat baik bagi adik-adiknya.
Dia selalu menyediakan dirinya bagi adik-adiknya.
Ayah saya adalah lelaki yang lebih sering mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri.
Ayah saya juga sering lupa bahwa dirinya juga berhak bahagia.
Suratan takdir kadang-kadang terasa tidak adil buat ayah saya, tapi sebisa-bisanya dia selalu bertahan atas beban kehidupan yang menghantamnya.
Ayah saya adalah seorang yang mudah diakrabi dan mengakrabi orang lain.
Bagi ayah saya keluarganya adalah yang nomor 1.
To my father, I just hope you’ll always be happy because no matter what happens you deserved your own happiness too, Pak
:’’)
5. Do you have any siblings? Write about them…
Yes, I do.
The one and only my siblings is Pinandhika. Kakak perempuan yang paling baik, paling sederhana, paling tulus, paling cantik, paling hangat, paling lucu, paling penyayang.
Kakak perempuan yang merupakan role model yang paling baik di keluarga besar.
Kakak perempuan sekaligus satu-satunya saudara kandung.
Dia adalah sosok yang pandai, pemimpin yang baik, teman yang baik, kakak yang sangat peduli, anak yang luar biasa penyayang.
Kakak saya adalah kakak paling terbaik di dunia.
Sejak kecil selalu menemani saya. Bahkan saat berkuliah di luar kota dia selalu rajin mengirimkan surat kepada saya...
Saat itu teknologi belum menemukan aplikasi perpesanan di ponsel.
Kakak saya adalah kakak perempuan yang selalu di hati, sebab rasa cintanya yang begitu besar buat keluarganya...buat adiknya..buat semua orang dia cintai
6. Where did you grow up? What do you remember from that place?
Saya tumbuh besar di sebuah lingkungan yang tertata karena sebuah perumahan nasional di mana rumah-rumah berderet tertata rapih.
Dimana rumah-rumah menempel satu dengan yang lainnya.
Sebuah lingkungan tetangga yang mengayomi saling membantu meskipun tetap ada orang-orang yang tidak baik hatinya.
Secara umum lingkungan itu adalah lingkungan hangat yang saling mendukung satu sama lainnya.
7. Think about your house growing up. What was it like?
Rumah tempat saya tumbuh besar adalah sebuah rumah di sebuah perumahan di bilangan Depok.
Yang saya ingat dari rumah itu adalah itu adalah sebuah rumah yang sederhana. Tidak banyak perubahan dari awal kami ciptakan pada rumah itu sebagai rumah pertama kami.
Sebuah rumah yang langit-langitnya tinggi. Sebuah rumah dengan pohon jambu di halamannya yang menjadi sasaran kakak saya untuk dipanjat setiap harinya.
Sebuah rumah dengan dapur yang menyatu dengan ruang makan. Ruang tamu yang menyatu dengan ruang keluarga.
Sebuah rumah dengan tidak terlalu banyak sekat dan tidak terlalu banyak ruangan.
Rumah yang luas, lega tapi kini kalau diingat-ingat lagi itu karena kami tidak memiliki dana untuk mempermak atau mempercantik rumah itu…
Tapi rumah itu selalu bisa membahagiakan kami sekeluarga. Rumah yang lapang, luas di kamar-kamarnya.
Rumah yang sering menjadi tempat persinggahan saudara-saudara dari kampung halaman.
Rumah kenangan…
Johar Raya yang kucintai…
8. What was your childhood bedroom like?
Kamar luas dengan 1 tempat tidur besar dan lemari cokelat tua. Lantai plester belum dikeramik.
Kamar yang ditempati bersama-sama dengan orang lain di keluarga. Bukan kamar pribadi milik saya seorang.
Pertama punya kamar sendiri umur 20 tahun. Selalu teringat karena terasa ajaib sekali ketika punya kamar tanpa berbagi dengan satu orang pun di keluarga.
Tapi setelah dipikirkan lagi, hanya 4 tahun setelah itu saya pun berbagi lagi kamar.
Kali ini dengan suami..
Kemudian dengan anak-anak saya….
9. What was your favorite activity as a child?
Sekolah (?)
Sebagai anak kecil, aktivitas favorit saya adalah bersekolah. Saya tipe yang terlalu rajin saat berkaitan dengan sekolah..
Setiap harinya saya bernagkat jam 6 pagi padahal anak-anak lain berangkat jam 7 pagi..
Saya sangat mencintai kegiatan berangkat ke sekolah setiap pagi. Tas saya penuh dengan buku dan kegiatan satu harian itu….
Sekolah adalah tempat terbaik untuk menghabiskan waktu sebagai anak-anak.
10. What was your favorite place as a child?
Tempat favorit saya adalah lemari cokelat tua milik ibu saya. Di dalamnya saya merasa aman dan terlindungi..
Di atas tumpukan selimut-selimut dan seprai-seprai yang seharusnya tidak diduduki itu saya akan duduk dan berdiam diri..
Kegelapan yang memeluk saya di dalam lemari itu terasa hangat sama sekali tidak menakutkan.
Saat saya merasa ketakutan atau tidak aman, maka lemari cokelat tua milik ibu saya adalah gua terbaik…
Di dalamnya semua rasa takut menghilang, semua amarah memudar. Saya suka berlama-lama di dalamnya saat kecil…
-Bersambung
1 Tanggapan untuk "Part 1 Story of My Life"
aiiih.... bulan november jugaa...toss laah. bentar lagi makan makan kitaaah.
BTW, pertanyaan-pertanyaannya menggiring jadi kenal loh sama mba Dea Adhicita.
Nanti tak coba untuk permainan bareng anak-anak di kelas dalam sebuah
kelompok. kayaknya seru yaaa
Posting Komentar