Pentingnya Konsultasi Ke Psikolog





Ga tau deh tapi menurut saya ada kondisi-kondisi yang membuat seseorang jadi harus penting untuk segera konsultasi ke psikolog.

Media sosial yang memudahkan kita untuk mencari tau segala sesuatu sebetulnya ga bisa menggantikan fungsi pertemuan dengan psikolog sih.

Kalau menurut dokter Jiemi Ardian SpKj (dokter spesialis kejiwaan) yang cukup hits di Twitter, ada 4 tanda seseorang butuh bantuan profesional di bidang kesehatan mental, berikut yah saya kutipkan dari Twitter beliau (@jiemiardian)

1. Distress. Ketika pola pikiran/perasaan/perilaku sudah membuat penderitaan.

2. Disability. Ada masalah, hambatan, ketidakmampuan melakukan aktivitas biasanya.

3. Deviance. Perubahan perilaku, pola tidur, aktivitas, bisa diamati juga orang di sekitar kalau soal ini.

4. Danger. Ada perilaku berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain, misalnya self harm, pikiran untuk mengakhiri hidup.

Sebetulnya sama seperti yang saya pelajari ketika kuliah.

Dulu saya ingat betul kriteria seseorang itu sudah layak mencari bantuan ke psikolog itu jika:

Dirinya atau orang lain sudah mendapat kesulitan akibat sebuah pola perasaan, pikiran maupun tingkah laku.

Nah, sayangnya nih kalau di negara kita belum begitu tinggi soal pemahaman semacam ini.

Kalau diliat-liat sebetulnya ada 3 hal sih penyebabnya :

1. Stigma

Masyarakat kita masih banyak yang memiliki stigma soal seseorang yang berkonsultasi ke psikolog.

"Dasar orang gila"
"Malu-maluin orangtua"
"Ga sabaran"
"Rapuh"
"Sampah masyarakat"

Duh, Ya Robbana. Sedih nulisnya juga ini mah :(

Ga benar itu mah ya teman-teman.

Ke psikolog bukan berarti kita gila, lagian definisi kegilaan apa sih yang dimaksud?

Ke psikolog bukan berarti malu-maluin orangtua, lebih bikin malu-maluin kalau kita melakukan kriminal. Beneran deh.

Ke psikolog itu langkah yang tepat banget ketika kita merasakan salah satu dari 4D di atas.

Distress. Disability. Deviance. Danger.

Segera cari bantuan profesional di bidang kesehatan mental, psikolog salah satunya.


2. Biaya

Ini tidak dipungkiri suka jadi penghalang kenapa kita belum jadi-jadi ke psikolog.

Tarif psikolog itu mirip-mirip dokter. Lebih mahal sedikit sebetulnya.

Yang kalau dikonversi ke hasilnya jadi sepadan banget sebenernya.

Tapi ya namanya sebagian masyarakat Indonesia untuk makan sehari-hari aja cukup sulit, apalagi memikirkan biaya ke psikolog.

Sebetulnya ada yayasan yang menyediakan jasa psikolog dengan tarif lebih murah sebagai pelayanan mereka.

Dan di beberapa puskesmas sudah juga tersedia psikolog dengan harga yang terjangkau.

Tentu saja kalau di RS Swasta, tarif psikolognya pasti akan agak mahal.

Tapi idiom "ada harga ada rupa" sebetulnya berlaku juga untuk jasa psikolog.

Rata-rata untuk pelayanan psikolog yang bertarif murah, harus menunggu beberapa hari untuk reservasi.

Sedangkan kalau di RS Swasta terdapat jadwal tetap dengan jumlah psikolog yang memadai.

3. Akses

Ini juga sebetulnya kerap jadi alasan kenapa masyarakat jadi enggan ke psikolog.

Ada daerah-daerah yang jumlah psikolognya itu minim sekali.

Jadi ya walaupun ada biaya tetep ga bisa ke psikolog kecuali ke luar kota.

Ini jadi PR bareng-bareng sih bagi komunitas kesehatan mental.

Angka perbandingan profesional di bidang kesehatan mental memang masih minim buanget dibanding jumlah penduduk Indonesia.

Semoga kelak kedepannya bisa semakin mengecil ya gap-nya.

Nah, sekarang memang kembali ke kesadaran diri masing-masing sih.

Ga bisa yang namanya kita narik-narik orang untuk mau ke psikolog tuh ga bisa.

Ke psikolog itu memang butuh kesadaran. 

Karena sebetulnya prosesnya itu 2 arah.

Psikolog membukakan jalan, membimbing tapi yang harus berani menjalaninya si pasien itu sendiri.

Oiya!

Jangan takut dengan sebutan "pasien".

Kesehatan mental itu sama berharganya kok dengan kesehatan fisik.

Jangan mau kalah sama stigma ya!

Saatnya setiap orang didukung untuk sehat secara fisik dan mental.

Sudah saatnya ke psikolog seperti kita ke dokter.

Bukankah setiap ada keluhan fisik tak tertahankan atau lebih dari 3 hari maka kita akan segera ke dokter?

Nah, begitu pula dengan kesehatan mental.

Kini saatnya kita semua mulai menghargai kesehatan mental seperti kita menghargai kesehatan fisik.

Iya sih mental ga terlihat seperti fisik sehingga dampaknya dirasa kurang nampak.

Padahal kesehatan mental itu berhubungan dengan kesehatan fisik.

Jadi, yak, inilah saatnya bagi yang membutuhkan bantuan psikolog, mari kita ke psikoloooog~~~~

Yaudah segitu dulu untuk hari ini.

Sampai jumpa di tulisan-tulisan selanjutnya yaaa.

Bye-bye!

Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk "Pentingnya Konsultasi Ke Psikolog"

PUBDEKDOK mengatakan...

nice post, thanks for sharing, blogwalking here..

Comment