Jadi ceritanya
baru-baru ini aku lagi membaca sebuah buku berjudul “Mendaki Tangga Yang Salah”
yang ditulis oleh Eric Barker. Bukunya sangat bagus dan merupakan best seller
sehingga diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia.
Konteks
buku itu tentang kesuksesan (dan hal-hal yang salah yang kita ketahui seputar
kesuksesan). Ada begitu banyak bagian menarik dari buku tersebut, tapi satu
yang ingin aku sharing hari ini adalah tentang kisah seseorang yang menulis
daftar orang-orang yang ingin dia ucapkan terimakasih karena memiliki peran
penting dalam kehidupannya.
Daftar itu
sangat panjang, karena berisi orang-orang dari mulai dia kecil hingga dia
sukses saat dewasa.
Bagian
paling menariknya, dia tidak hanya berterimakasih melalui ucapan, tetapi
langsung menjumpai satu per satu orang tersebut.
Si orang
ini miliader jadi punya pesawat pribadi, hehe. Tapi bagian yang lebih
menariknya adalah, dia benar-benar mengunjungi satu persatu orang yang berperan
penting dalam kesuksesan dirinya.
Mulai dari
penjaga sekolah, guru, mentor, sahabat, semua dia kunjungi satu demi satu.
Aku tuh
super terharuuu aja gituhh pas bacanya, huhuhu. Berasa iri sekali, ingin juga
memiliki kemampuan mengunjungi satu demi satu yang penting dan berperan sekali
dalam kehidupanku.
Apa daya pandemi
menyerang kaya begini ya, hiks. Tapi aku jadi kepikiran sih. Bagaimana kalau
kita memulai dari membuat daftarnya dulu saja.
Daftar
orang-orang yang membuat kehidupan kita menjadi bermakna, daftar orang-orang
yang membuat kehidupan kita menjadi berwarna. DAFTAR ORANG-ORANG YANG KITA
CINTAI
:’)
Daftarnya
akan sangat panjang sih kalau di aku, hehehe. Btw, ini sudah pernah aku lakukan
bahkan di jaman SMA. Saat itu aku punya sebuah buku diary. Nah, di balik
halaman depannya, aku menuliskan nama sahabat-sahabat SMP dan kelebihan mereka
satu demi satu.
Misalnya:
“Rina,
terimakasih karena selalu meminjamkan pulpen”
Atau misalnya
“Savoy,
terimakasih karena sudah baik meminjamkan komik”
Hal-hal
sesederhana itu coba… Hihihihi, lucuuu yaaaa
Tapi aku
merasa ide ini sangat bagus. Juga sangat brilian. Karena sesuai dengan yang Islam
ajarkan.. Silaturahim.
Si orang yg aku ceritakan di atas ini kan mengunjungi satu demi satu, menghabiskan nyaris satu tahun, untuk berterimakasih
langsung, itu sama kaaan dengan silaturahim dalam Islam.
Dan
ajaibnya, orang ini mengalami sebuah keajaiban paska pengucapan terimakasih
itu. Apakah ituuu? Dia selamat dari serangan jantung yang menimpanya.
Whoa.. ini
juga sejalan ya dengan yang diagung-agungkan oleh Islam :
“Silaturahim
memanjangkan usia”
Duh. Aku
jadi ingin juga seperti itu. Namun karena pandemi, yuk marilah kita
berterimakasih dulu via doa juga via tulisan.
Terimakasih
telah membuat kehidupan saya berwarna.
Terimakasih
telah membuat kehidupan saya ceria.
Terimakasih
telah membuat kehidupan saya mendewasa.
Terimakasih
telah membuat kehidupan saya berarti.
Terimakasih
telah membuat kehidupan saya accomplished
Untuk kamu,
kamu, kamu semua yang selalu hadir dalam doa-doakuuuu, terimakasiiiihhhhhh
Mari saling
doakan dulu ya, semoga nanti setelah pandemi kelar, kita bisa bersua
kembaliiii.
Terimakasih
banyaaaaaak.
Ah,
Aku jadi
terharu sendiri nih.
Huks!
Belum ada tanggapan untuk "Saat Dea Adhicita Berterimakasih"
Posting Komentar