Ramadan Pertama Di Tengah Pandemi
Hi, teman-teman! Taqobbalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum yaaa!
Selamat Idul Fitri teman-teman pembaca blogku dimanapun kalian berada...
Aku hari ini mau curhaaattt seputar bulan Ramadan yang baru saja berlalu.
Ramadan Pertama, begitu aku membuat judul untuk tulisan ini. Karena memang di bulan Ramadan kali inilah, banyak hal pertama kali terjadi secara berbarengan.
Teman-teman juga merasakannya, bukan?
Misalnya saja, Ramadan inilah pertama kali Ramadan terjadi di tengah pandemi COVID-19. Masya Allah. Subhanallah.
Perasaan aku tuh kalau menulis soal COVID-19 ini campuran antara deg-degan, gemes, sama kesel tau gak siiih. Hihihihi.
Deg-degan karena aku harap-harap cemas seluruh keluargaku terhindar dari wabah super menular ini. Gemes karena aku ga tahan tiap melihat langkat pemerintah pusat NKRI dalam menghadapi pandemi ini. Kesel karena aku kesel sendiri sama orang-orang bebal yang meremehkan dan menyepelekan wabah ini.
Huhuhuhu. Jadi agak-agak sendu ya Ramadan kemarin tuh. Aku berdoa semoga COVID-19 ini Allah angkat dari seluruh permukaan bumi. Teman-teman juga mendoakan kan pastinya...
Yap, inilah Ramadan pertama di tengah pandemi. Pandemi yang entah kapan berlalunya. Sebelum Ramadan tuh, aku udah harap-harap cemas lho, teman-teman.
Harap karena ya, ada harapan, COVID-19 ini selesai sebelum Ramadan. Cemas, karena ya, bagaimana kalau tidak? Bagaimana kalau Ramadan harus dilalui di tengah pandemi ini?
Dan qadarullah kejadiannya seperti itu ya teman-teman... Ramadan kemarin kita lalui sebagai Ramadan pertama yang kita lalui di tengah sebuah pandemi.
Sebetulnya selalu ada dua sisi dari setiap kejadiam, positif dan negatif. Menurutku pribadi, Ramadan kemarin itu Ramadan paling mengeratkan sebuah ikatan keluarga banget. Iya gak siiih?
Aku sekeluarga full ga kemana-mana selama Ramadan, suamiku full ga ke masjid selama Ramadan. Kami pun jadi sholat apapun berjamaah. Alhamdulillah, masyaAllah.. Kadang-kadang kita tuh memang harus berpikir lebih mendalam lagi supaya bisa melihat yang tersirat ya.
Huhuhu.
Sebetulnya aku sempat pergi sih, ke rumah ibuku yang hanya berjarak 900 meter saja. Kami menginap waktu itu karena ibuku sudah mewanti-wanti untuk menginap membersamainya.
Yaudah bismillah ya, aku pun kesana untuk menginap.
Sebetulnya salut juga untuk yang bisa super strict ga kemana-mana selama bulan Ramadan ini. Kemarin aku tuh sempet berpikiran hal yang serupa.
Tapi titah Ibu juga sesuatu yang penting, kan? *uhuk-uhuk
Dan rumah ibuku masih dalam satu kawasan (hanya 900 meter jaraknya). Yaudah bismillah keluar ke rumah ibuku deh kami waktu itu. Naik motor berempat, brum-brummm, semua memakai masker!
YAP! Seketat itu aku dan suamiku tuh menerapkan protokol kesehatan (ciyeee). Si anak 3 tahun alhamdulillah malah kesenengan tiap memakai masker.
ALHAMDULILLAH.
Jadilah kami semua tidak pernah ada kesulitan menyuruh anak-anak memakai masker.
Menurutku pribadi, Pemkot Depok sudah bagus membuat peraturan tentang denda tidak memakai masker di tempat umum. Hanya saja sayangnya ... Peraturan ini belum disosialisasikan dengan baik ya.
Aku sendiri sangat berusaha tidak membawa anak-anakku kemana-mana. Meskipun ke minimarket yang berjarak 500 meter itu.
Tapi suatu hari si anak 3 tahun-ku super duper merengek minta ikut. Kuingat-ingat lagi, YA ALLAH DIA KAN SUDAH DI RUMAH SELAMA DUA BULAN.
Mungkin dia juga ingin melihat suasana dunia luar ya. Hufft. Akhirnya kubawalah si anak 3 tahun.... Pertama, tentu saja harus menggunakan masker.
Kedua, aku bilang untuk tidak menyentuh apapun di minimarket (ku menyangsikan sih tapi alhamdulillah berhasil, huhuhu)
Ya, sebetulnya yang paling terdampak pandemi ini tuh anak-anak ya... Mereka jadi tidak bisa bermain dengan bebas, bersekolah dengan bebas, dan berinteraksi sebebas-bebasnya anak-anak.
Ah, jadi mellow memang bawaannya kalau membicarakan pandemi ini. Tapi alhamdulilah dengan seizin Allah kita semua bisa melalui Ramadan pertama di tengah pandemi kemarin.
Subhanallah, MasyaAllah....
Semoga Allah lekas mengangkat pandemi ini dari seluruh permukaan bumi ya, supaya Ramadan tahun depan kita bisa merasakan manisnya aneka aktivitas di jantungnya umat Islam : MASJID
Allahumma Amiiiin
Belum ada tanggapan untuk "Ramadan Pertama Di Tengah Pandemi"
Posting Komentar