Dakwah kampus VS Dakwah sekolah


Waah,,topik yang sensitif niih tampaknya,,hohoho,cuma buat sebagian orang aja kali yaa. Tapi it’s oke. Saya tetap akan membahas topik ini..

Persoalannya klise,,acara di kampus bentrok dengan acara pembekalan untuk “turun” ke sekolah tepatnya SMA.. Hohoho,,sumpah saya bingung setengah hidup..andai saya amoeba yah??(kan bisa membelah diri jadi dua,,hahaha..)

Gimana coba?? Di sisi lain,,acara kampus adalah penting mengingat saya adalah komponen dari kampus dan kampus adalah tempat hidup saya sekarang,,

Tapi,,sekolah adalah juga prioritas saya,, Saya gak bisa gak “turun” ke sekolah… Ke SMAN1 Depok… Ke SMPN3 Depok… Tempat saya ditempa,,,tempat saya belajar hingga bisa menuju Psikologi UI seperti sekarang,,, Uhh,,,It’s very difficult..

Tapi nyatanya,,sekolah memang sangat membutuhkan saya dan kawan2 untuk kembali lagi.. Begitu banyak pergeseran keadaan yang harus disikapi oleh ketersediaan alumni yang tanggap.. SMA saya sudah menjadi “sekolah internasional”..

Embel-embel internasional sebegitu memukaunya hingga tanpa sokongan Dinas Pendidikan pun,,SMA saya berani menisbatkan dirinya menjadi sekolah internasional.. Hanya mengandalkan dukungan dari pihak orangtua murid.. Dan nyatalah ketidaksiapan itu terjadi.. Begitu banyak kasus2 yang terjadi akibat prematurnya status “sekolah internasional” itu.. Mulai dari ketidaktransparanan proses pemilihan kelas internasional,,(dari 1 angkatan,,ada 2 kelas internasional),, anak-anak yang jadi makin terang-terangan mencontek sebab beban materi yang kelewat berat (pengajarnya adalah dosen2)..dan ujung2nya,,smuanya berpengaruh pada kehidupan Rohis sebagai lembaga dakwah di SMA saya..

Pengurus Rohis menyusut drastis… Dari rata2 100 orang menjadi skitar 30 orang di kepengurusan terakhir..

DAKWAH SEKOLAH MEMBUTUHKAN SAYA DAN KAWAN-KAWAN..

Tapi,,saya terlanjur menerima amanah di kampus… Dan itulah yang sebenarnya saya sesali.. Karena para ikhwan angkatan saya rata2 tidak aktif di kampus sehingga mereka leluasa “turun” ke sekolah baik SMP maupun SMA..

Tapi,,saya tidak boleh menyesal. Ini amanah. Saya harus menjalankannya dengan sebaik mungkin.. Profesional.. Ikhlas,kalo kata K’Dahlia yg skarang di BEM UI (kakak tercepetbikinsayasayang pertamakali di Psiko ^,^)

Dan akhirnya konflik peranan pun terjadi.. Saya harus pintar2 bekelana dari satu acara ke acara lain,,dari satu rapat ke rapat lain,,, Bermain cantik agar semua bisa di-handle.. Dan hati saya hanya satu,, just for dakwah whether it in campuss or in school,,, smangaaaatttt,,de!!! \ ^0^/

Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk "Dakwah kampus VS Dakwah sekolah"

Unknown mengatakan...

asslm..
numpang lewat..^^

Comment