Ini buat kalian, “keluarga”-ku.

Saya masuk ke Psikologi UI dengan harapan bahwa saya dapat menemukan iklim yang sama dengan SMA saya, SMANSA Depok. Psst,, ternyata saya terlalu over estimate. Di Psikologi UI ada dunia baru yang lengkap dengan norma-norma yang bagi saya berbeda yang ada di dalamnya. Sama sekali tidak sama dengan SMA saya dahulu.

Dan saya linglung.

Alhamdulillah, Alloh SWT menunjukkan rahman dan rahiim-Nya.

Saya dipertemukan dengan orang-orang yang bisa menopang saya di Psikologi ini. Orang-orang yang terkasih yang saya tau ketika melihat mereka saya mencintai mereka. Saya menyayangi mereka. Dengan air mata dan tawa yang terberi di antara kami.


Buat ‘mamah’-ku, aku sayang mamah. ^^

Seseorang yang dewasa dan selalu menaruh harapan meski saya sebenarnya tengah dilipur kegelapan maha dahsyat tentang segala, tapi dengan harapan dari beliau-lah saya masih bisa berdiri tegak.

Yang mencintai saya dengan ketulusan yang luar biasa. Beliau selalu memberikan motivasi bagi saya dan “adik-adik” saya. Sosok yang lembut dan selalu menjadikan saya malu bila disandingkan dengan beliau karena beliau adalah seorang yang totalitas tentang organisasi tapi akademis tetap nomor satu.

Ah, Mah, aku padamu.


Buat Jayang-quwh.

My lollipop. Aku mencintaimu, pernah kukatakan kan padamu?? Seseorang yang begitu manis luar-dalam. Mungkin dialah sosok akhwat yang ada dalam benak para ikhwan. Sangat imut tapi keibuan dalam satu waktu. Yang senantiasa mengingatkan saya ketika saya ragu. Yang akademisnya mantap sekali. Maklum, masuk Psikologi UI saja lewat jalur PPKB.

Bagi Jayang, dakwah adalah nadi dalam kehidupan. Tapi itu tidak menghalanginya untuk bergaul dengan siapapun di kampus. Jay begitu supel dan sosok yang menyenangkan untuk diajak berteman. Apalagi di dalam BEM Psikologi, Jay adalah sosok aktif yang siap menerima tanggung jawab tugas-tugas.

Jay, taukah bahwa aku bangga bisa mengenalmu. Sungguh. Terima kasih atas senyumanmu. Atas segalanya.

Untuk Ninul, my beybe.

Tanpamu, tidak ada ceria. Saya sangat bergantung pada kehadirannya. Untuk menjamin perasaan “safety” saya. Sungguh. Ninul adalah sosok yang selalu tulus dan ceria dalam setiap kesempatan. Mudah dekat dalam kali pertama bertemu menjadikan orang-orang yang mengenal Ninul lebih banyak daripada yang mengenal saya. Ninul adalah orang yang memiliki kelembutan hati tanpa banyak orang sadari.

Nul, bersamamu adalah sebuah kejelasan bagiku. Bahwa diriku akan baik-baik saja. Ah, terkadang saya begitu malu bahwa saya telah menularkan kebiasaan-kebiasaan buruk saya seperti prokras padanya. Ninul adalah sosok rajin yang perfeksionis. Mirip dengan saya, ia amat membutuhkan motivator eksternal.
Beybe, I love you so bad!

Untuk Izza cerdas-qu.

Sosok ini adalah kebanggan bersama. Senantiasa cerdas dan brilian dalam pemikirannya, tidaklah mengherankan bahwa pada SMP, ia masuk ke dalam akselerasi. Ya, Izza adalah sosok yang selalu total dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Meskipun untuk itu ia harus tidur hanya DUA JAM!

Izza adalah seseorang yang membuat saya percaya bahwa saya harus berusaha dengan keras untuk tiap tugas yang datang pada saya. Meyakinkan saya bahwa saya juga bisa sehebat dia. Izza Dinillah, Ketua Keputrin ROHIS SMANDEL Jakarta yang begitu meyakinkan setiap orang untuk percaya pada kemampuannya.

Za, kamu cerdas, jadi tetaplah begitu dalam setiap hal, ya?

Demikianlah “keluarga” Psikologi UI saya. Sesungguhnya, masih begitu banyak orang yang telah saya anggap keluarga daripada sahabat (Puti, Ka Ira, Ka Nisa, Ka Input, Ka Dewi, etc). Untuk orang-orang ini, saya hanya bisa berucap terima kasih dan terima kasih dan terima kasih….

-dey dalam kambuh alergi di hari Sabtu-

Postingan terkait:

2 Tanggapan untuk "Ini buat kalian, “keluarga”-ku."

farahzu mengatakan...

hey dey,,
kata siapa "akademis tetap nomor satu"???

hehe, aaamiin.. doakan saja..
makasi ya sayang,, (tapi sangat berlebihan niey!!)

Anonim mengatakan...

beybeh...
I love u so much!!!

Makasih atas segala tawa, canda, suka, dan duka yg udah lita lalui ya sayang...
Miss.U

Comment