Penantian pada sembilanbelas-an saya

Tanggal 16 November adalah tanggal yang keramat buat saya. Alasan paling mendasar adalah karena pada tanggal itu saya dilahirkan pada tahun 1989 lalu.

Ini sebuah cerita tentang 16 November.



16 November 2008 datang. Saya mendapat selentingan kabar bahwa MPM akan datang ke rumah pada hari itu (walau hari tersebut hari Ahad).

Okey.

Saya pun menyiapkan diri, bahwa mereka akan datang. Itu saja. Tanpa persiapan apapun. Kecuali Mamah yang bela-belain keliling Depok buat cari pempek yang konon katanya buat yang pada datang ke rumah saya pada tanggal keramat 16 November itu (PADAHAL BELUM PASTI).

16 November. Hari Ahad. Saya melakukan rutinitas seperti biasa. Jam 11 siang saya sudah di rumah. Kemudian terdapat beberapa agenda. Saya cancel itu semua. Karena saya tau bahwa akan ada teman2 yang datang ke rumah.


Sore hari 16 November, hujan super deras mengguyur Cikumpa. Saya tau, sangat mustahil ada orang yang rela menerabas hujan selebat itu. Saya mulai goyah mereka akan datang. Bahkan Mamah pun yang tadinya semangat juga menyuruh saya untuk ikhlas bila tidak ada yang datang.

Tidak lama kemudian, PLN dengan sangat tega memutuskan aliran listrik secara serempak di wilayah rumah saya alias MATI LAMPU!!! Huahuhuhuhu,,saya langsung nangis bombay dan sedih bukan kepalang.

Saya lantas percaya bahwa tidak mungkin ada yang datang. Kalaupun iya, bagaimana menjamu tamu kalo mati lampu begini?? Pyuf . . Maghrib pun menjelang. Selepas maghrib, Alhamdulillah lampu pun menyala lagi. Harapan saya pun membuncah lagi. Berharap ada yang datang, ahahaha, *konyol*.

Tapi begitulah. Saya masih percaya. Sangat percaya. Bahkan Mamah pun yang tidak tega pempek-nya dicuil walo sedikit dengan alasan : BUAT TAMU.

Jam 7 malam, ada telpon masuk di hape saya. Intinya, mengabarkan bahwa tidak akan ada yang datang ke rumah karena hujan yang sangat lebat menyebabkan mereka tidak bisa datang.


Saya menutup telpon dengan perasaan nelangsa luar biasa. Menuju kamar Mamah, ingin menangis habis-habisan. Ternyata Mamah sudah tidur dengan pulas. Saya pun menuju pempek yang tadi habis-habisan dilindungi, lalu makan dengan perasaan kasihan karena ia tidak jadi dimakan sama tamu.

Nelangsa.

Luar biasa deh, kalut.

Saya sedih. Marah.

Kenapa harus bilang mo datang??kalo akhirnya gak jadiiiii???!!!!

Hiks. Saya makan pempek di depan tipi. Berusaha me-NORMALISASI hidup. Huah.


Dan tiba-tiba pintu rumah saya diketuk, dan ada suara kaki-kaki di depan. Saya langsung melesat menyambar jilbab ke kamar saya sambil tidak percaya, MEREKA datang!!!!!!


Argffjjjhhhhhhhh!!!!!!! MEREKA datang!!!!! MPM Psikologi UI 2008 datang!!!! >.<

Ya ampuuuuunnnn,,,,katanya gak jadiiii????
Tegar, Jati, Ninul.

Kiyaaaaaaaaaaaaaaaa….


Dan begitulah jadinya. Mereka sangat berhasil memperdaya seorang Dea Adhicita.


Hiks hiks. Tinggalah saya yang masih shock dan tidak percaya. Jam SETENGAH DELAPAN MALAM ada Tegar, Jati, dan Ninul yang cengangas-cengenges di rumah saya. Yang datang dengan naik taksi bertiga (wow!!) kemudian bernyanyi *iya gituh nyanyi??hhe* happy birthday, membawa karton yang bertuliskan “met milad, dey”.

Ya ampuuuuun. Huhuhuhuhu,, pada dudul buanget seh pada-pada???kirain pada gak dateng. *sayapunKELIHATANbegoBANGETudahNUNGGUINmereka*

(dan begitulah ceritanya. Sembilan belas-an saya berlangsung dengan judul: HAPPINESS *waloSHOCKberat*. Thank you, MPM. All of you are PRICELESS. Truly priceless). ^^v

Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk "Penantian pada sembilanbelas-an saya"

Anya mengatakan...

huhu so sweet :)

Comment